18. Apa Selanjutnya?

186 27 3
                                    


.

.

.



Kim Junkyu tak pernah membayangkan...akan berbagi kamar dengan orang asing.

Meskipun secara teknis mereka adalah pasangan baru yang dinilai baru saja menetas—di depan orang-orang lebih tepatnya—tapi tetap saja,rasanya sedikit,uh—aneh dan menggelikan? Sepanjang hidupnya Junkyu hampir tak pernah berbagi kamar dengan orang lain, kecuali beberapa kali dengan Jihoon. Baiklah, ini bukan pertama kalinya setelah serangkaian pesta pernikahannya ia tidur dengan seseorang,maksudnya tidur secara teknis—ah,demi Moon goddess, bagaimana Junkyu menjelaskannya dengan mudah?

Beberapa hari lalu setelah pesta pernikahan, semua orang—terutama dua omega dewasa yakni Sang Mama,dan nyonya Hong Jisoo yang sekarang berstatus mertuanya—terang-terangan sekali menatap Junkyu juga Haruto dengan senyuman aneh begitu keduanya pamit untuk undur diri istirahat terlebih dahulu di salah satu kamar lux Hotel The Serenity.

Agak memalukan sedikit

Nyatanya mereka tidak melakukan apapun,meskipun Junkyu dan Haruto terpaksa berbagi ranjang yang sama. Pria Watanabe itu langsung tertidur pulas dengan piyama yang entah kenapa sengaja disiapkan berpasangan dengan yang Junkyu pakai—berwarna merah marun satin,dan tak lama kemudian Junkyu menyusul ke alam mimpi. Keduanya lelah melayani tamu yang tiada habisnya.

Dan hari ini,Nyonya Jeon Wonwoo meminta secara khusus agar Junkyu dan Haruto untuk menginap di kediaman Aaralyn.

"Ayolah,Ma. Tak bisakah aku langsung ke apartemen kami saja?"

Junkyu mencebik setengah merengek, Jeon Wonwoo menggeleng—dengan begitu gemas,berkacak pinggang melihat Junkyu seakan enggan untuk masuk dalam mansion Aaralyn seakan tempat ini asing baginya.

"Tidak bisa sayang, Haruto harus dikenalkan pada keluarga kita,kau lupa bahwa semua pelayan disini juga bagian dari kita?"Junkyu mengerang keras,

"Langsung kenalan saja kan bisa,Mama. Kenapa harus ada acara seperti ini juga?astaga, Mama bahkan mengganti gorden dengan warna lain?Apa-apaan—"

Jeon Wonwoo mencubit mulut ranum putra sulungnya dengan lebih gemas lagi,"Cerewet sekali,suamimu saja tak masalah,bukan begitu Haruto?"

Junkyu tak sadar sejak kapan Watanabe Haruto sudah berdiri di sebelahnya dengan senyuman tampan,

"Tentu saja,nyonya Kim."

Jeon Wonwoo terkikik kecil, ia suka sekali dengan menantu pertama-nya ini omong-omong.

"Ah aigoo,sudah kubilang panggil aku Mama saja sayang," Junkyu cuma mengerinyit melihat Mamanya berbunga-bunga mengobrol dengan Haruto,sesekali menepuk lengan kekar terbalut coat tipis cokelat itu dengan antusias. Astaga, disini siapa yang anaknya siapa sebenarnya?

Junkyu ada disitu sampai sang Mama memerintahkannya naik ke kamarnya di lantai dua sementara Nyonya Kim itu masih ingin mengobrol seru tentang pohon bonsai kesayangannya dengan sang Menantu pertama. Baguslah, setidaknya di kamar Junkyu tak perlu berlagak seperti orang paling jatuh cinta di dunia ini.

Si sulung Aaralyn menghela napas kasar, melihat seluruh kamarnya dari kecil yang bernuansa biru lembut dengan aksen bunga-bunga kecil yang cantik—terlihat terlalu feminim untuk menjadi kamarnya dan Haruto. Tangannya meraba permukaan pintu lemari putih gading,membuka satu pintu dan kemudian apa yang Junkyu lihat benar membuat netra cokelatnya melebar.

"YA!Apa-apaan—siapa yang meletakkannya disini,"

Kim Junkyu menarik keluar sebuah set lingerie hitam yang tergantung di lemari baju lamanya,

• Manille • HarukyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang