.
.
.
.
Perlahan namun pasti, semua keadaaan berangur-angsur membaik.
Haruto duduk di bangku taman terbuka salah satu rumah sakit, mata tajamnya melihat ke sekeliling. Rumah sakit ini tidak banyak berubah meskipun belasan tahun telah berlalu. Menenangkan, dan juga nyaman. Sang Pria Alpha tersenyum—dapati seorang dengan coat burgundy, menuruni beberapa anak tangga lalu berlari kecil begitu melihat sosoknya. Syal tipis di lehernya menutupi sebagian wajahnya yang ayu,
"Haru-yaa!"
Haruto berdiri lalu tersenyum lebar tapi sama sekali tidak menyangka akan diterjang dengan sebuah pelukan.
"W-woah, pelan-pelan!" Kim Junkyu—sang pelaku utama tertawa geli, menenggelamkan wajahnya pada pundak lebar Haruto. Yang lebih tinggi masih tersenyum, mengusap rambut belakang Junkyu.
"Bagaimana perasaanmu?" tanyanya, tanpa melepas pelukannya—Junkyu menatap Haruto.
"Baik! Sangat baik—Dokter Song bilang aku sudah boleh lepas obat, aku sudah sembuh Haru-yaa..."
Junkyu berucap dengan begitu riang, akan tetapi matanya menelaga. Yap, seperti saran yang Haruto dapat dari Mark Lee—Haruto memutuskan untuk kembali berobat, tapi kali ini ia tidak sendirian. Haruto mengajak Junkyu pula dengan begitu lembut, memberi pengertian padanya juga pada kedua orangtua Junkyu. Dan Junkyu menyanggupi hal itu.
Butuh beberapa bulan bahkan tahun untuk Junkyu membaik menurut dokter Song, akan tetapi Junkyu menunjukkan progress sangat baik—ia berangsur pulih lebih cepat. Di awal berobat terasa sangat berat karena beberapa kali Junkyu mau tidak mau diminta untuk bersaksi di pengadilan Cho Seungyoun, begitu pula Haruto sebagai pihak yang mengajukan tuntutan pada pengadilan tinggi.
Haruto tersenyum tipis, tangannya mengusap pipi Junkyu yang telah basah lalu menangkup wajah ayunya.
"Bagus, kau benar-benar hebat Junkyu. Aigoo—kenapa menangis?"
Junkyu mendecih, masalahnya ia juga tidak paham kenapa menjadi se-emosional ini. "Ini air mata kebahagiaan tahu, Watanabe." Haruto tertawa lepas, menarik Junkyu diantara lengannya kembali.
"Aku sangat bangga padamu, Junkyu-yaa. Kau sudah bertahan untuk dirimu, untuk orangtuamu, dan untuk semua yang kau sayangi dan selalu berharap kebahagiaanmu."
Ujar Haruto, sementara Junkyu menyamankan diri di pelukan Sang Alpha. Aroma hangat yang menenangkan dengan sedikit aroma mint yang lembut melingkupi penciuman Junkyu. Hanya beberapa saat, kemudian Junkyu perlahan lepas pelukan mereka.
"Tadi kau janji akan mengajakku ke suatu tempat, kemana?" tanya sang omega,
Haruto tersenyum, "Ada, kau akan tahu sendiri nanti. Ayo?"
Ajak Haruto, sembari sodorkan tangannya, Junkyu terkikik—menyambut uluran tangan itu yang hangat.
"Kajja kajja!"
***
Alunan lagu pop terdengar di tape mobil Haruto.
Junkyu memangku setoples permen caramel yang memang ia persiapkan setiap mereka keluar rumah dan menggunakan mobil. Ia bersenandung mengikuti lagu-lagu yang diputar. Haruto sesekali melirik passenger prince yang duduk tenang di sebelahnya.
Junkyu menatap pemandangan luar dengan kagum,"Wah tepi laut,"
Mendengar gumaman itu, Haruto membuka panoramic roof mobilnya—biarkan sang omega melihat langit siang menuju sore yang hangat. Junkyu menikmati semua pemandangan itu seperti seorang anak kecil yang baru pertama kali melihat laut—dan Haruto hanya bisa tersenyum memperhatikannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
• Manille • Harukyu
FanfictionManille;membelenggu Hanya sebuah kisah tentang Watanabe Haruto,putra klan Crescent,dengan ambisinya dan Kim Junkyu,sang mawar dari klan Aaralyn,dengan segala garis nasib yang membelenggunya.Tentang sang Alpha dan sang Omega,tentang cinta,takdir,rasa...