31. loml

123 27 7
                                    


.

.

.

Kim Junkyu membasuh wajahnya—lalu bercermin, menatap pantulan bayangannya. Terlihat garis-garis lelah di wajah ayunya yang pucat. Ia menghela napas, rasanya ia seperti mayat hidup yang hanya menjalani hari dengan menghitung matahari terbenam dan terbit, menunggu Watanabe Haruto bangun dari tidur nyamannya. Berkali-kali Junkyu yakinkan dirinya bahwa ia bukanlah satu-satunya orang yang merasakan lelah dan khawatir, ada Mum Jisoo—seorang ibu yang tentunya memikirkan putranya.

Suara dari televisi terdengar dari ruang tengah, menayangkan berita yang menyorot kecelakaan mobil Direktur utama The Serenity, Watanabe Haruto yang merupakan putra bungsu dari Watanabe Satou, seorang anggota dewan. Semenjak hari naas itu, Junkyu mengikuti semua berita tentang Haruto meskipun ia tahu sendiri bagaimana perkembangannya. Beberapa wartawan juga menghubungi Junkyu untuk meminta keterangan tentang kronologi kecelakaan yang menurut dugaan sementara pihak kepolisian merupakan kecelakaan tunggal. Akan tetapi Junkyu menolak, memilih bungkam.

Itu...entah kenapa menyakitkan baginya.

"Ah—sial, kenapa aku masih menangis?"

Gumam omega Aaralyn itu, Kim Junkyu masih menatap bayangannya—mengusap matanya yang basah, kemudian memaksakan sebuah senyuman. Junkyu tidak berbohong ketika mengatakan bahwa semua hal terasa menakutkan, meskipun ada keluarga Haruto dan keluarganya dibelakangnya. Kim Junkyu...terlalu terbiasa untuk dilindungi, selama ini Haruto yang selalu berdiri melindunginya—dan kini, ia harus bertahan untuk dirinya sendiri.

Tak lama kemudian Junkyu mendengar bel apartemennya berbunyi, ia mengerinyit—bergegas keluar kamar mandi. Netranya menangkap kehadiran ketua tim pengawal dan seorang beta yang ia kenal sebagai ajudan sekaligus sekretaris Ayah Haruto—Paman Jun, begitulah anak-anak Crescent memanggilnya.

"Selamat pagi, Junkyu-ssi. Maaf mengganggu waktumu, tapi aku disini ditugaskan oleh Tuan Besar Satou untuk menjemputmu ke Mansion Crescent."

Junkyu mengerinyit, "Apa ada sesuatu terjadi pada Haruto?"

Beta itu terdiam, sebelum akhirnya berucap."Anda akan segera mengetahuinya,"

Kim Junkyu menggeleng, menolak dengan tegas." Aku tidak akan pergi sebelum kau memberitahuku ada apa sebenarnya,"

"Ini berhubungan dengan kecelakaan Tuan Muda, dan juga tentang Cho Seungyoun, Junkyu-ssi."

Ujar sekretaris Tuan Besar Watanabe Satou, Junkyu menghela napas berat.

"Baiklah, aku akan berganti baju sebentar."

***

Dari awal, Kim Junkyu tahu bahwa semuanya tak akan mudah.

Setidaknya itu yang ia pikirkan sebelum akhirnya duduk di sebuah ruangan mewah yang tidak pernah ia lihat di Mansion Crescent selama menikah. Dingin—Kim Junkyu menunduk, memainkan jemarinya dengan gugup. Di ruangan itu hanya Tuan Watanabe Satou—ayah dari Haruto dan sekretarisnya seorang Beta, juga Mark Lee yang Junkyu kenal—selebihnya ia tak tahu tapi yang jelas, orang-orang dengan pakaian formal itu terlihat menyeramkan.

Sorotan lampu gantung mewah memantulkan kilauan di meja kaca besar, tempat dokumen-dokumen dibaca oleh sang pemimpin Klan Crescent yang duduk di tengah forum. Watanabe Satou mendengarkan dengan seksama salah satu orang kepercayaan Crescent yang menyampaikan tentang kecelakaan Haruto, sembari mata tajam itu menelaah dokumen yang diberikan.

"Kecelakaan yang dialami Tuan muda Haruto bukan kecelakaan tunggal, kami menemukan blackbox mobil yang Tuan muda kendarai sengaja dihancurkan. Selain itu, dari cctv di sekitar lokasi kejadian terlihat truk tronton yang memasuki area tersebut, dan keluar melalui jalan alternative lain dari area kecelakaan...Pelacakan sinyal GPS menunjukkan bahwa mobil ini berasal dari kompleks milik Evan Cho, atau Cho Seungyoun."

Jelasnya, Watanabe Satou menyeringai kecil, tangannya mengetuk-ketuk meja kaca seolah sedang berpikir keras.

"Cho Seungyoun...bajingan itu salah berurusan dengan siapa,"

Gumam Satou, yang entah kenapa membuat Junkyu sedikit menelan ludah. Ayah mertuanya ini...sama menyeramkan seperti orang-orang lain disini.

"Cho Seungyoun juga terindikasi memiliki hubungan dengan beberapa organisasi perdagangan anak-anak, dan senjata api illegal. Salah satu aliran transaksinya terhubung dengan perusahaan Cho, jadi bisa dikatakan Cho adalah penyokong dana organisasi itu." Lanjut sekretaris Watanabe Satou, Junkyu mengulum bibirnya mendengar fakta lain itu—ia benar-benar percaya sekarang kalau Lee Sejin tidak mengada-ada tentang Cho Seungyoun.

Watanabe Satou menatap Junkyu sekilas, kemudian berkata dengan suara rendah namun penuh otoritas.

"Mulai saat ini, semua pergerakan Cho akan diawasi. Kita akan menemukan setiap transaksi, setiap koneksi dan setiap kelemahannya. Perketat keamanan Mansion Crescent dan Aaralyn, dan juga untuk keamanan Lee Sejin—saat ini ia menjadi sasaran paling rawan Cho Seungyoun, oleh karena itu tim Delta akan menanganinya langsung..."

"...Cho Seungyoun telah terlalu jauh mengusik klan Crescent, ia akan mendapat harga yang mahal atas itu."

"Laporkan setiap pergerakan, setiap perkembangan—apapun itu. Dan untuk siapapun yang berkhianat, aku sendiri yang akan memenggal kepala pengkhianat."

Ucap Sang tuan Watanabe final dengan dingin, ia berdiri dari kursi kebesarannya. "Kurasa cukup, aku tunggu kerja keras kalian." Kemudian beranjak keluar dari ruangan rapat bersama sekretarisnya. Junkyu mengikuti langkah Mark yang menyusul keluar beberapa saat kemudian.

Sang pemimpin klan Crescent itu berhenti berjalan di lorong Mansion, kemudian tiba-tiba menoleh ke belakang tepat dimana Junkyu melangkah. Junkyu sontak membungkuk hormat,

"Abeonim*..."

Watanabe Satou mendekat beberapa langkah, lalu berkata sesuatu yang Junkyu tak pernah sangka keluar dari mulut sang Tuan Besar.

"Aku mengatakan ini sebagai Ayah dari suamimu, dan juga sebagai ayahmu. Jangan takut akan apapun, Junkyu-ya, kau sekarang adalah bagian dari Klan Crescent—dan aku telah bersumpah akan melawan siapapun yang menyentuh keluargaku..."

"...aku mungkin bukan ayah yang baik, tapi aku telah berjanji pada Jisoo akan melindungi anak-anak kami apapun itu, dan kau,nak...adalah putraku juga."

Kim Junkyu tidak pernah lebih terpana daripada ini, Watanabe Satou menepuk pundaknya dengan lembut untuk terakhir kali, sebelum lanjut berbalik dan melangkah pergi. Mark Lee menyaksikan itu semua di belakang Junkyu, sekretaris suaminya itu berucap kemudian.

"Tuan Watanabe adalah orang yang selalu menepati janjinya, Junkyu-ssi. Dan kau beruntung, karena Haruto menurunkan prinsip ayahnya itu."

***

Kim Junkyu menatap pemandangan lampu kota Seoul yang akhir-akhir ini menjadi favoritnya ketika sendiri. Sambil memeluk lututnya, pikirannya bercabang kemana-mana. Ia baru saja menemukan fakta lain bahwa orang-orang yang menyeramkan tadi adalah pasukan keamanan milik klan Crescent sendiri, dan semuanya memiliki sepak terjang karir di bidang yang sama. Bahkan di Jepang, dibawah kepemimpinan Tuan Watanabe Nobutada—kakek Haruto—klan Crescent memiliki pasukan samurai sendiri.

Dan itu hanya di permukaan, Junkyu saja mengetahui fakta ini dari Mark Lee ketika mengantar Junkyu kembali ke apartemen.

Omega Aaralyn itu menghela napasnya lelah, baru saja ia bersandar di bantalan sofa, tiba-tiba ponselnya berbunyi menunjukkan siapa yang menghubunginya.

"Ya, mum. Ada apa?—"

Dan kemudian napas Junkyu tercekat sesaat,

"Haruto...haruto sudah sadar, dear."

.

.

.









Tenang saja guys, Haruto ga mungkin menyerah secepat itu. Soalnya GONG yang lebih besar dari ini  menanti di depan hihihhi, siapkan sabuk pengaman kalian.


• Manille • HarukyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang