23. Apa maksudmu?

151 29 3
                                    

.

.

.

Junkyu bangun dengan pening luar biasa di kepalanya.

Dan yang pertama kali dilihatnya ketika membuka mata, adalah Jeon Jeongguk yang tersenyum sumringah.

"Kak Gguk—"

"Selamat Siang, Junkyu Sayang. Mau sarapan?"

Junkyu meringis merasakan kepalanya seperti dihantam, perlahan ia duduk dengan bertumpu pada sikunya. Demi apapun—ia tak pernah merasa sebegini sakitnya. Jeongguk dengan sigap menyodorkan segelas air hangat yang Junkyu terima.

"Aku sudah buatkan sup pengar abalone spesial untukmu, segera turun ya?"

Jeon Jeongguk tersenyum manis sambil mencubit pipi Junkyu gemas, kemudian berlalu keluar dari kamarnya. Junkyu mengerinyit lebih dalam—sedikit terheran dengan sikap adik Ibunya itu. Maka tanpa banyak pertanyaan Junkyu menyusul kebawah dengan perlahan karena ia juga tak paham kenapa tubuhnya sakit dan pegal.

Di bawah Junkyu disambut dengan tawa Yeonjun yang bercanda dengan sang ayah, dan juga Haruto—yang sudah duduk manis di kursinya. Junkyu ambil tempat disebelah Haruto, memperhatikan Jeon Jeongguk yang terlihat—sedikit lebih ceria dari biasanya.

Junkyu mengerinyit, "Hyung, Kak Ggukie aneh sekali hari ini." Ucap Junkyu pada Taehyung,

Taehyung malah tertawa lepas, "Kakakmu satu itu sedang senang, sudah biarkan saja."

Junkyu menggeleng tak habis pikir,kemudian ia beralih pada suaminya itu yang sedari tadi tidak bersuara.

"Kau bangun jam berapa, Haru?"

Hanya perasaannya saja atau bagaimana, Junkyu rasa semua orang di mansion Kim ini sedang aneh. Haruto dengan tergagap menjawab,

"Seperti biasanya, kau yang terlambat bangun."lalu melirik kearah lain sambil berdeham, tenggorokan Haruto terasa kering tiba-tiba.

Junkyu cuma mengangguk paham, bertepatan dengan itu Jeongguk datang—meletakkan dua mangkuk sup pengar abalone di depan Junkyu dan Haruto. "Jja! Dua mangkuk sup abalone untuk pengantin baru!"

Ujar Jeongguk ceria dengan suara terkikik diakhir. Tanpa perlu menunggu lama Jeongguk menyelesaikan masakannya dan bergabung di meja makan, Dua pasangan itu berbincang santai sambil menyantap sarapan khas korea hingga pertanyaan itu datang,

"Jadi, bagaimana perasaanmu Kyu-yaa?"tanya Jeongguk,Junkyu mengerinyit lagi.

"Perasaan apa?" Junkyu balik bertanya dengan polosnya,

"Perasaanmu setelah semalam,"

Timpal Taehyung, dan entah kenapa Haruto tiba-tiba tersedak keras—meraih gelasnya dengan terburu. Junkyu melirik sekilas Haruto, lalu menatap kak Ggukie-nya dengan tatapan bertanya.

"Memang semalam apa yang kulakukan?"

Satu,dua—suasana mendadak hening menyisakan Yeonjun yang bernyanyi-nyanyi kecil sambil menyantap sarapannya. Pasangan Kim saling bertatapan seolah memikirkan hal yang sama,sementara itu Haruto kesusahan menelan sarapannya—lalu bertanya pada Junkyu.

"Semalam...kau tidak mengingat apapun?"

Junkyu tertawa canggung,"Apa maksudmu?kita minum-minum 'kan?"

Melihat pasangan Kim menatapnya dengan tatapan sulit dijelaskan, juga Haruto yang membuang muka dan lebih memilih menyesap kopinya—Junkyu jadi ragu perlahan. Sekali lagi ia tertawa kaku,

"...iya, bukan?"

Kalian ingin tahu apa yang terjadi sebenarnya? Mari kita kembali ke malam sebelumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalian ingin tahu apa yang terjadi sebenarnya? Mari kita kembali ke malam sebelumnya.

Jeon Jeongguk tidur lebih akhir malam itu, setelah menyelesaikan pekerjaannya sebagai dosen yang terpaksa ia bawa pulang. Ia baru selesai keluar dari kamarnya dan Taehyung ketika melihat suaminya membuka lemari es seperti mencari sesuatu.

"Sayang, persediaan soju kita habis?"

Tanya Taehyung sambil menutup pintu lemari es, Jeongguk mengerinyit—ganti membuka lemari es untuk melihat sendiri ucapan suaminya itu.

"Oh iya?perasaan aku sudah meminta Junkyu membeli persediaannya..."

"Lupa mungkin?coba tanyakan,"

Maka tanpa curiga akan apapun, pasangan Kim itu naik ke lantai dua—kamar Junkyu dan Haruto ada diatas. Jeongguk hampir saja mengetuk pintu kamar ketika sesuatu menghentikannya,

"Nnghh—Ruto,"

Satu, dua. Kim Taehyung dan Jeon Jeongguk bertatapan. Seolah mengerti pikiran satu sama lain, Jeongguk bergeser sedikit dari pintu—biarkan Taehyung mendekatkan telinganya ke pintu.

"Ah—Haru.."

Lalu suara desahan dan kasur yang berderit mengalun hingga pasangan Kim itu melotot, mata bulat Jeongguk hampir keluar

"Jun—"

"Ssshh," Taehyung menempelkan telunjuknya di depan mulut, pasangan Kim itu mendekatkan telinga mereka di pintu. Mendengarkan dengan seksama,

"Kau buat kesalahan besar, Watanabe Junkyu."

Jeongguk memekik tapi Taehyung dengan cepat membekap mulutnya, lalu membawa Jeongguk turun perlahan sebelum istrinya itu makin heboh dan malah mengganggu waktu Junkyu dan Haruto.

.



.




.






Pendek dulu yaa hehe

Anyway, ada yang kangen ngga nihhh T-T

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

• Manille • HarukyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang