.
.
.
"Hngg..."
Udara pagi Seoul masih bergerak malas ketika Junkyu meregangkan sendi-sendinya dibalik selimut hangat—menguap lebar, lalu berganti miring dan meringkuk diatas sofa empuk ruang tengah. Haruto menatapnya geli, Siap untuk rutinitasnya lari pagi setiap weekend datang. dengan resleting jaketnya terbuka setengah, rambutnya masih acak-acakan dan earphone di telinga belum dinyalakan.
Junkyu seperti koala, lucu dan terus mengantuk.
"Kau serius tidak mau ikut?"
Tanya Haruto, ia sudah tahu jawabannya sebenarnya—hanya saja reaksi Junkyu terlalu menyenangkan untuk dilewatkan. Junkyu menggumam malas,
" Jangan lupa kue ikan-ku yang isinya custard—"
Terdiam, Junkyu menguap lagi dengan mata tertutup dan memilih tidak melanjutkan perkataannya. Toh Haruto juga sudah hapal pesanannya Si Alpha Crescent itu terkikik, mengacak rambut Junkyu yang jatuh menutupi matanya.
"Tidur yang nyenyak, gongju-nim. Aku pergi dulu," Pintu apartemen ditutup perlahan, menyisakan hening dan suara detik jam yang bersautan dengan dengkur lembut Junkyu yang kembali terlelap. Beberapa menit berlalu, Junkyu kira kegiatan bermalas-malasannya akan berjalan lancar setelah sekian lama ia terpaksa bangun pagi di hari Minggu karena Haruto memaksanya ikut lari pagi—uh, menyebalkan.
Suara bel berbunyi. Satu kali, dua kali.
Junkyu menggeliat malas, lalu mengerang. "Harutoo kau lupa sandi-nya?"
Sebelum semakin heboh dan berisik bel pintu apartemen mereka, Junkyu terseok bangkit dari sofa. Hanya dengan celana pendek dan kaus kebesaran Haruto yang nyaris menutup paha-nya, ia seret langkah untuk membuka pintu—siap mengomeli siapa saja yang mengganggu tidur pagi-nya.
"Oh...moon goddess—"
Di ambang pintu, seorang omega cantik tersenyum lebar—dibelakangnya berdiri seorang Alpha dengan tas besar entah berisi apa "Halo, sayang!!"
Seketika nyawa Kim Junkyu seolah ditendang masuk dalam raganya kembali, Junkyu tergagap begitu melihat tamu spesial yang mengetuk pintu apartemen mereka. "M-Mummy Soo?"
Betul, betul sekali. Hong Jisoo—Ibu Haruto tersenyum makin lebar, "Dan Ayah juga!" sahut sang omega cantik riang, ia mencium pipi kanan dan kiri menantunya dengan sayang. "Aigoo, pengantin baru barusan bangun!" Hong Jisoo menatap Junkyu dari atas ke bawah, lalu melirik ke balik pundak Junkyu yang wajahnya memerah.
"Sepertinya Mummy mengganggu aktivitas kalian—" Junkyu total merah padam, tergesa menjawab.
"T-TIDAK! M-maksudku—ah, tidak! Masuk! Silahkan masuk, mum, abeojji..."
Junkyu berbalik dengan terburu-buru, hampir tersandung langkah kakinya sendiri. Mata cantiknya acak mencari celana panjangnya yang entah ada dimana, dan yang tersedia hanya celana panjang Haruto—Junkyu juga heran bagaimana bisa celana Alpha itu teronggok di lantai, yang langsung saja Kim Junkyu kenakan dengan tergesa—kedodoran, dan panjang sampai tutupi tumit. Wajahnya masih panas saat mengikuti langkah Mummy Jisoo menuju dapur untuk membongkar isi tas belanja yang ayah mertuanya—Tuan Watanabe Satou, bawakan.
"Mummy membuat banyak kimchi daun bawang, tapi Ayah mertuamu mengeluh bosan—padahal aku membuatnya untuk kalian tapi dia yang menghabiskan sendiri."
Hong Jisoo mengeluarkan kotak-kotak berisi banchan dari tas besar, menatanya didalam kulkas. Junkyu tak bisa berkata-kata, hanya berdiri dibelakang memegangi pinggiran celana yang kedodoran, berusaha mempertahankan senyum canggungnya.
Kapan Haruto pulang...
Pikir Junkyu. sembari mendengarkan Mummy Jisoo menjelaskan tentang bagaimana membuat entah berapa jenis banchan. Si manis Kim melirik kebelakang, lebih tepatnya pada Tuan Watanabe Satou yang duduk di ruang tamu, menatap sekitar datar dengan mata elangnya—entah sedang menilai atau hanya menyerap suasana. Yang jelas Junkyu tidak seberani itu beradu tatap dengan ayah mertuanya.
Siapapun tolong Junkyu sekarang...
Setidaknya Junkyu dapat bernapas lega ketika beberapa abad kemudian terdengar pin apartemen berbunyi tanda seseorang masuk. Itu Haruto dengan heboh melepas sepatunya tergesa
"Yaa Kim Junkyu! Pantatmu sudah—A-AYAH?! MUMMY?!"
Watanabe Haruto tidak pernah se-terkejut ini melihat sang Ibu duduk manis di ruang tamunya, ayahnya yang menatapnya datar dan Kim Junkyu...meringis kecil sembari memegangi celana training kedodorannya.
"Mum?? Kenapa Mum ada disini—"
Tanya Haruto ketika ibunya memberinya kecupan sayang di pipi. Hong Jisoo mencubit perut putra Alpha bungsunya gemas hingga Haruto mengaduh sakit.
"Mummy rindu menantu cantik Mummy, memang tidak boleh hah?" cetus Hong Jisoo
"Aku tidak bilang tidak boleh—" Haruto tutup mulut begitu melihat sang Ibu memberinya tatapan penuh peringatan-untuk-tidak-membantah, ia tergagap ganti menatap sang ayah, "Lalu, Ayah??"
Tuan besar Watanabe Satou memberi gestur menunjuk istrinya dengan dagunya, Hong Jisoo mendengus kesal. "Mummy yang paksa ayahmu ikut."
Haruto menenggak ludahnya sendiri kasar, mengerti dengan situasi ini.
"O-Okey..."
***
Kim Junkyu harus mencoret keinginannya untuk bermalas-malasan di hari Minggu—sungguh, karena harapannya cuma jadi harapan ketika hampir satu bulan tiap hari libur, ada saja yang menghalanginya untuk itu. Bukannya Junkyu tidak senang dengan kedatangan Ayah dan Ibu Haruto, hanya saja...
"Sedang apa kau, hah?"
Bisik Junkyu, Haruto terkekeh jahil—memerangkap Junkyu dari belakang diantara kedua lengannya dengan begitu santai.
"Lanjut saja cuci buahnya,"
Bagaimana aku bisa mencuci buah-buah ini dengan damai?? Jerit Junkyu dalam hati, demi apapun itu—Haruto yang saat ini memeluknya dari belakang, lalu berbisik seduktif di telinganya adalah hal yang sama sekali tidak bisa Junkyu prediksi akan datang hari ini.
"Haruto—"
"Sstt... ada Mummy. Kau tahu apa yang harus kita lakukan bukan, sayang?" peringatnya. Dan Junkyu? Junkyu hanya mengangguk kaku, lanjutkan kegiatannya mencuci buah pir yang Mummy Jisoo bawa tadi. Dia tahu betul apa yang harus mereka lakukan di depan semua orang.
Junkyu tahu, tanpa menunggu Haruto-pun ia sudah seharusnya bersikap seperti pasangan dari seorang Watanabe, pewaris klan Crescent. Sentuhan-sentuhan kecil dari Haruto, sudah seharusnya Junkyu rasa familiar dengan itu semua. Tapi entah kenapa, ia masih tidak begitu terbiasa jika sang Alpha terlalu sensual seperti ini.
Haruto tersenyum, mencium garis leher Junkyu sekilas, begitu natural.
"Bagus,"
BAGUS APANYA??
.
.
.
Halo, ada yang masih ingat aku??
KAMU SEDANG MEMBACA
• Manille • Harukyu
FanfictionManille;membelenggu Hanya sebuah kisah tentang Watanabe Haruto,putra klan Crescent,dengan ambisinya dan Kim Junkyu,sang mawar dari klan Aaralyn,dengan segala garis nasib yang membelenggunya.Tentang sang Alpha dan sang Omega,tentang cinta,takdir,rasa...
