26. The Serenity III

83 20 2
                                    


.

.

.

.

.

Harusnya tidak begini, tidak.

Tidak pernah sekalipun terlintas di benak Junkyu, pesta peresmian Haruto sebagai direktur utama—akan berakhir dengan sebuah pertengkaran. Junkyu hanya bisa pasrah ketika pergelangan tangannya digenggam kuat sementara Sang Alpha Watanabe berjalan cepat didepannya sembari menariknya.

"Haruto lepas—"

Seolah tuli Watanabe Haruto tetap masuk dalam unit apartemen mewah mereka tanpa melepaskan cengkeramannya. Junkyu meringis kecil,

"L-lepas—Haruto, sakit! SAKIT!"

Junkyu memberontak lepaskan diri dari cengkraman Haruto, dengan mata menelaga ia menatap Haruto nyalang.

"Kasar sekali, begini caramu memperlakukanku? Brengsek—"

"KIM JUNKYU!"

Dengan suara Alphanya Haruto berteriak marah, feromonnya yang pada dasarnya beraroma kuat, semakin menajam membuat Junkyu merasa tercekik perlahan. Ia tetap berdiri dengan bergetar, wajah ayunya telah dipenuhi oleh air mata—bahkan tercekat oleh tangisnya sendiri. Segala emosi yang Haruto tidak mengerti datangnya darimana perlahan luruh bersamaan dengan netra legamnya menatap sang omega.

"Junkyu-ya..."

Lirih Haruto berucap, perlahan Haruto bawa tubuh yang bergetar itu pada peluknya, dan pecahlah tangis Kim Junkyu. Ia tak mengerti—Watanabe Haruto tak mengerti apa sebenarnya yang ia pikirkan ketika melihat Cho Seungyoun dengan liciknya mendekati Junkyu, kemudian melempar tatapan bengis padanya. Juga bagaimana setelah itu, di akhir acara Junkyu tiba-tiba menghilang—Watanabe Haruto tak mengerti dirinya yang kesetanan mencari Kim Junkyu, lalu dadanya seperti dipukul keras menemukan Junkyu di rooftop.

Menangis, Kim Junkyu terisak seorang diri dan untuk alasan itu—mungkin,Haruto dikuasai emosi sesaat kemudian menyeret Junkyu pulang.

"Junkyu-ya..."

"Kau jahat, sungguh, aku sungguh ketakutan karena si brengsek Cho itu!dan kau—kau malah memperlakukanku tak ada bedanya dengan orang itu!"

Haruto menekan feromonnya, mengusap wajah Junkyu yang berantakan oleh airmata."Aku tahu, maafkan aku hmm?"

"Aku takut, sangat ketakutan dan kau meninggalkanku di pesta tadi."

Haruto menghela napas pelan, ya memang benar, ia terlalu sibuk dengan kolega-koleganya dan sang ayah tanpa memperdulikan Sang Omega

"Kau tak perlu takut, disini aman, ada aku disini hmm?maafkan aku telah meninggalkanmu tadi."

Dan malam itu menjadi malam yang sangat berat, dan tak pernah Haruto bayangkan akan menghadapi situasi seperti itu. Entah bagaimana, yang jelas Haruto tahu adalah, Cho Seungyoun telah mengibarkan bendera perangnya.

***

Menjadi direktur utama—meleset jauh dari perkiraan Kim Junkyu.

Haruto menjadi orang paling sibuk di dunia, dan Junkyu sama sekali tidak berani mengganggunya. Mereka hanya bertemu di pagi hari terkadang jika Haruto tidak dalam perjalanan bisnis, dan di malam hari ketika Junkyu sudah terkantuk-kantuk.

Sepi, tidak ada omelan Mama, tidak ada teriakan Sunoo maupun Jungwon yang berebut makanan.

"Junkyu-ssi, ada paket untuk anda."

Junkyu melihat sekilas sebuah amplop tebal yang resepsionis berikan untuknya, tidak ada identitas pengirimnya—ia ucapkan terimakasih kemudian naik ke lantai apartemennya. Junkyu mengerinyit dalam, mengira-ngira isi amplop tebal itu.

• Manille • HarukyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang