22. Ephemere

245 31 3
                                    

.

.

.

Paris pukul 8 malam,dan sepasang Alpha juga omega itu berjalan lambat di jalur pejalan kaki—melewati kafe dan beberapa pertokoan dengan arsitektur klasik.

Kim Junkyu—omega cantik itu memeluk kantung kertas belanjaan dari supermarket dengan lengannya, begitu pula dengan pria Watanabe yang berada beberapa langkah dibelakangnya,membawa dua tas belanja di tangan kiri kanannya. Tepat sesuai dugaan kalian, Junkyu-lah yang menawarkan pada Jeon Jeongguk untuk berbelanja karena stok bahan makanan di rumah hangat Kim itu menipis.

Awalnya Jeongguk menolak, tapi entah bagaimana caranya Junkyu bisa memenangkan izin dari adik Mamanya itu., dan tentu saja, Haruto berakhir ditarik ikut bersama Junkyu.

"Jja, selesai!"

Ucap Junkyu dengan riang sementara Haruto tutup pintu bagasi mobil Taehyung yang mereka pinjam. Agenda belanja mereka pada malam hari ini cukup menyenangkan meskipun Haruto harus bersungut-sungut karena Junkyu begitu lincah dan bersemangat, hingga beberapa kali hilang dari pandangan Haruto. Tapi setidaknya, mereka bisa hirup udara Paris pada malam hari yang sedikit dingin dengan aroma tanah basah khas hujan musim semi—begitu menenangkan.

"Mau langsung pulang?atau kau masih ingin berkeliling?" tanya Haruto,

Namun ketika ia menoleh kesamping, Junkyu sudah raib dari pandangannya. Si Pria Watanabe menghela napas kasar—rasanya mengurus Yeonjun lebih baik daripada mengasuh Junkyu. Haruto edarkan pandangannya, dan menangkap satu sosok dengan coat cokelat muda yang ia kenali—berdiri diantara kerumunan orang-orang yang seperti sedang menonton sesuatu.

Ketika mendekat Haruto bisa paham apa yang membuat Junkyu tertarik. Pemusik Jalanan.

"Junkyu,"

Junkyu menoleh sesaat melihat Haruto berjalan mendekatinya, ia mengendikkan dagu sembari tersenyum lebar.

"Lihat ini sebentar saja,ya?"

Maka Junkyu tahu Haruto tidak bisa menolaknya. Si Manis Kim—atau Watanabe?—kembali berfokus pada pemusik jalanan yang membawakan lagu-lagu dalam bahasa Perancis, meski tidak tahu artinya tapi Junkyu suka. Senyumnya bertambah lebar ketika salah satu pemusik mulai mainkan biolanya, diikuti alunan piano klasik—intro lagu yang Junkyu kenal dengan baik.

Dan ketika penyanyi perempuan mulai bernyanyi, riuh rendah terdengar disekelilingnya.





I know your eyes in the morning sun

I feel you touch me in the morning rain

And the moment that you wander far from me

I wanna feel you in my arms again

And you come to me on a summer breeze

Keep me warm in your love, then you softly leave.

And it's me you need to show,

How deep is your love?





Junkyu tersenyum makin lebar, ingat lagu ini adalah lagu yang sang Papa—Kim Mingyu, sering putar lewat piringan vinyl di ruangan kerjanya, dan Junkyu biasanya akan mengamati bagaimana piringan vinyl itu berputar di gramofon klasik milik Papanya.





How deep is your love?How deep is your love?

I really mean to learn,

'Cause we're living in a world of fools

Breaking us down,when they all should let us be

We belong to you and me,





• Manille • HarukyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang