9. Junkyu dan bimbang

194 26 3
                                    


.

.

.


Kepala Junkyu rasanya hampir pecah, dua minggu sejak ulangtahunnya—setiap hari berjalan amat lambat dan penuh pertengkaran. Tidak terhitung sudah berapa kali Junkyu melayangkan protes pada kedua orangtuanya, ia selalu kalah dengan amarah dan Alpha's voice sang Papa yang notabene merupakan alpha dominan. Menyebalkan,menurutnya.

"Choi Bomin?"

"Tidak,terlalu polos."Junkyu menjawab,acuh menyedot milkshake cokelatnya disertai tatapan setengah melamun.

Park Jihoon,omega dominan kawan seperpopokan Junkyu menghela napas sabar, ia lanjut menggulir ponselnya untuk melihat daftar yang sudah disusun.

"Lee Jeno?"Junkyu melirik Jihoon, kemudian melihat ponsel Jihoon yang tersodor padanya.Sejenak kemudian Junkyu mengerinyit.

"Dih,apa-apaan dia?instagramnya alay begitu seperti dealer mobil,tidak ah,lewati Lee Jeno."

Jihoon menghela napas,

"Eric Sohn?"

"Dia yang anak baseball itu kan?lewati.Dia agak pendek,"

"Hwang Hyunjin?—"

"Nope,gayanya seperti omega."

Akhirnya sampai juga Jihoon di batas kesabaran,sudah hampir dua minggu ini ia seperti agen perumahan menawarkan Alpha dan Beta satu Korea Selatan pada Junkyu—yang dua minggu lalu datang padanya sambil menangis-nangis mengadu kalau dia akan dijodohkan dengan Alpha pilihan orangtuanya.

Jihoon dengan tidak sabaran lagi membanting ponselnya diatas meja kafe mereka bertemu," Astaga kepalaku—terus maumu apa hah?"

Junkyu menghela napas kasar,menenggelamkan wajah cantiknya dalam lipatan lengan."Aku tidak tahu,Ji sungguh kepalaku juga sakit!!"

Jihoon hanya diam kemudian,sambil menatap jalanan dari jendela lebar disamping mereka. Ia juga hampir putus asa mencarikan Alpha dan Beta bahkan untuk menolak Alpha pilihan orangtua Junkyu—Cho Seungyoun,yang masalah terbesarnya adalah seorang Alpha pengusaha kaya raya dan dengan seluruh kekayaannya itu mampu membeli harga diri Jihoon misalnya,duh.

"Kyu...bagaimana kalau kau terima perjodohan dengan Tuan Cho?—"

"JIHOON!?"

" Mau bagaimana lagi,Kyu-yaa?Rata-rata Alpha potensial sudah Papamu tolak..."

Jihoon bicara fakta,Junkyu tahu itu. Tapi ia merasa tak ingin menyerah semudah itu,

Jihoon menepuk tangan Junkyu yang terkulai lemas diatas meja,"Sekarang coba pikirkan lagi,kenapa kau amat menolak perjodohan dengan Tuan Cho?Kupikir Tuan Cho juga tidak terlalu buruk,ia menyukaimu,ia kaya seperti sugar daddy yang kau impikan,bonusnya adalah ia tampan..."

Junkyu hanya menatap Jihoon memelas,membuat Jihoon tak tega."Aku tahu impianmu untuk menikah dengan fated-mate seperti orangtuamu...tapi mau sampai kapan,Kyu?Aku yakin Papamu juga makin lama makin khawatir denganmu,karena itu ia memilih Tuan Cho yang kebetulan berani menyuarakan keinginannya."

Junkyu menggigit-gigit bibirnya resah,matanya bergulir kesana-kemari tanda benar-benar tidak tenang.Jihoon menggenggam tangan sahabatnya itu,memberi kekuatan—yang walaupun rasanya sia-sia.

"Coba pikirkan kembali Kyu-yaa,"

***

"Eung,"

Junkyu menggeliat tidak nyaman,kemudian perlahan mata cantiknya terbuka. Ia berbalik kemudian menatap jam digital diatas nakas,tengah malam. Sembari mengusak matanya ia perlahan duduk untuk mengembalikan kesadarannya.

Putra sulung Aaralyn itu berjalan perlahan keluar dari kamarnya untuk mengambil segelas air di dapur lantai bawah,Junkyu tinggal berbelok ke kanan lalu menuruni tangga—tapi langkahnya terhenti di lorong.Bukannya apa,hanya saja Junkyu melihat kamar Papa dan Mama yang letaknya tepat di belokan,masih terbuka sedikit pintunya.

"Lalu bagaimana?"

Junkyu bisa dengar suara sang Mama kemudian sang Papa,Kim Mingyu,yang menghela napas kasar.

"Entahlah,nu...kita benar-benar terancam saat ini. Para pegawai mengajukan pengunduran diri,begitu berita itu tersebar di kalangan mereka.Kita benar-benar nol saat ini,Jung Ilwoon mengambil semuanya dari kita."

Junkyu harus tahan pekikannya dengan membekap mulutnya,apa maksudnya?apa maksudnya itu?

"Tidak ada yang tersisa?" giliran Jeon Wonwoo yang bertanya dengan suara serak,Junkyu tahu sang Mama berusaha menahan tangisnya.

"Tidak ada,bahkan The Lyn's juga terancam tutup jika kita terus begini."

"Gyu...kau tahu sendiri kita selalu punya pilihan bukan?kita bisa minta bantuan kawan-kawanmu—"

"Tidak ada,nu...bukannya aku ingin sombong.Tapi demi Tuhan,mereka benar-benar menghindar ketika kumintai bantuan. Tidak ada yang tersisa dari mereka,sungguh." Suara Kim Mingyu terdengar amat sendu, belum pernah Junkyu mendengar nada bicara sang Papa yang seperti itu.

Junkyu mengerjapkan mata cantiknya yang menelaga,ia belum tahu apa yang sebenarnya terjadi tapi di kepalanya terlintas satu hal yang pasti,perusahaan orangtuanya terancam bangkrut.

"Aku akan minta Jungkook mengurus cabang kita di Paris, kita bisa minta bantuan Taehyung untuk menemukan Jung Ilwoon,Gyu..." Jeon Wonwoo terdengar bicara dengan tergesa,

"Si bajingan itu—ah,baiklah...semoga saja Taehyung dan Jungkook mau membantu kita."

"Untuk sementara kita bisa menjual mansion ini,kita bisa pindah ke apartemen yang tidak terlalu mahal—"

"Tidak,nu...sampai mati-pun jika diminta untuk menyerahkan mansion Aaralyn,aku tak akan memberikannya.Aku tumbuh besar disini,aku juga menikahimu disini,anak-anakku lahir dan akan besar disini sampai kapanpun juga. Aku akan tetap mempertahankan mansion ini,untuk Jungwon,Sunoo,Junkyu...dan untukmu."

Ada jeda beberapa saat, hanya ada isakan kecil dari Jeon Wonwoo. Kemudian pertanyaan sang Mama memecah keheningan itu,

"Lalu bagaimana dengan anak-anak, Gyu?"

Kim Mingyu terdiam sejenak, Junkyu ada di ambang napasnya menanti jawaban sang Papa.

"Kita rahasiakan ini dari mereka,terutama Junkyu. Aku tak mau membebani mereka dengan urusan kita,selama kita masih berusaha,semua akan baik-baik saja.Selama mansion ini masih ada, kita akan baik-baik saja,nu..."

Junkyu tak sanggup lagi mendengar semua percakapan orangtuanya,ia berbalik, berjalan perlahan menuju kamarnya kembali. Junkyu menutup pintunya, berjalan gontai naik ke atas kasur. Ia harus apa...mengapa keluarganya harus menghadapi masa-masa seperti ini?mengapa semua orang berbalik menjadi jahat?hanya ada mengapa,mengapa dan mengapa dalam kepala Junkyu. Untuk sesaat,Junkyu menutup tubuhnya dengan selimut tebal—mengeluarkan tangisnya yang tercekat.

Junkyu harus apa?

Junkyu ada di ambang kebingungan guys

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Junkyu ada di ambang kebingungan guys...

(someone plis tolongin Junkyu)

• Manille • HarukyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang