Warning!
Mengandung kata kata kasar.
Serta kekerasan.Enjoy for reading.
"Tua bangka sialan!" Cela Lethian dengan emosi setelah ia memukul pipi bapaknya itu.
Tak berselang lama, entah kenapa, mata Lethian terasa begitu berat dan sulit untuk di buka, ia merasa bahwa ia sedikit mengantuk
Tubuhnya langsung terbanting ke lantai dengan sedikit keras, membuat ayahnya sedikit tersenyum.
"Ini dia, saya sudah siapkan anak saya yang paling cantik diantara ketiga anak perempuan yang saya punya!" Ujar Jamal, sang bapak yang tanpa perasaan menjual anaknya sendiri.
Pria yang ada di depan Jamal itu tersenyum, ia segera mengangkat tubuh Lethian dan membawanya pergi.
"Ayah, ayah, kakak mau di bawa kemana?" Tanya sang adik yang bernama Raya itu.
"Kakak bakal tinggal jauh, nanti Raya tinggal bersama ayah saja" Bujuk Jamal kepada Raya.
Ia tahu bahwa Raya terkadang sedikit bingung untuk memilih antara ayahnya dan kakak keduanya tersebut.
Di sisi lain, Lethian benar benar tidak sadarkan diri sepenuhnya, itu semua karena suntikan yang tanpa sadar di suntik tepat pada tangan Lethian sesaat setelah ia memukul pipi Jamal.
Pria tersebut memangku kepala Lethian dan sedikit mengelus pangkal kepala sang calon istri tersebut.
"Mine" Bisik si pria tepat di telinga Lethian.
Keesokan paginya, Lethian kaget saat ia terbangun karena cahaya matahari yang menyinari matanya dengan terang, mengganggu tidurnya yang nyenyak.
Belum lagi tubuhnya yang tiba tiba tidak bisa bergerak. Seolah olah ada yang menahannya dari belakang.
"Good morning, my baby" Suara berat seorang pria terdengar dengan jelas pada telinga Lethian, membuatnya kaget dan langsung mencoba bergerak.
Lethian tersadar, bahwa ada tangan besar yang melingkar di pinggangnya, membuatnya tak bisa banyak bergerak, apalagi tangan itu memeluknya dengan erat.
Lethian terdiam, ia tahu bahwa usahanya untuk memberontak pasti gagal karena cengkraman yang kuat.
"why don't you rebel anymore?" Ujar sang pria tepat di samping telinga Lethian, membuat Lethian merasa sedikit merinding.
Lethian melipat tangannya di dada, ia sedang berpikir bagaimana caranya agar bisa terlepas dari pelukan kuat tersebut.
Secara tiba tiba, tubuh Lethian semakin lama, semakin terputar. Ia kini berhadapan dengan sosok pria yang tak ia kenal itu.
"Who??! " Celetuk Lethian tanpa sadar menanyakan siapa si pria tersebut.
"you can try to guess it" Jawab di pria dengan senyuman yang jahil.
Lethian memandang dengan malas, ia segera mencoba melepaskan tautan tangan si pria yang tak kunjung terlepas.
Setelah terlepas, Lethian duduk di kasur dan melipat kedua tangannya di dada.
"Siapa lo?!" Tanya Lethian.
"You can call me malvin" Ucap si pria yang bernama Malvin itu.
"Bodo lah, gua kaga pinter bahasa Inggris" Celetuk Lethian dengan nada yang sedikit mencibir.
"Intinya, lo suami gua kan ya?" Bingung Lethian.
"Pertama tama, gua pingin kita bikin rules ga ada yang boleh ngelanggar rules yang udah jadi."
"Oke"
"Pertama tama, kenalin, gua Lethianno Atharya Putri, walaupun nama gua mirip laki, but gua perempuan tulen" Perkenalan dari Lethian kepada Malvin.
"Pertama! Kita ga boleh seranjang" Ujar Lethian dengan percaya diri.
"Ga" Balas Malvin secara singkat.
"Dih? Keren lo kek begitu?!" Bingung Lethian.
Saat Lethian hendak membuka mulutnya untuk menetapkan rules lagi, Malvin langsung memotong perkataannya.
"Aku bakal kasih kamu uang, kita tinggal se kamar dan seranjang, kamu dilarang bermain dengan laki laki" Ujar Malvin sambil memberikan cincin di jari manis Lethian.
"Dih!!!!!!" Heran Lethian sambil mencoba melepaskan cincin yang terpasang di jari manis nya.
"Kalau sampai cincin itu lepas, mungkin kepalamu juga akan lepas... Lethian.. " Ujar Malvin sambil menggunakan kemejanya dan beranjak dari kasur.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kelidan
Roman d'amourSebuah pertemuan tak disengaja di masa kecil, yang bermula dari rasa kasihan dan iba nya Lethian kecil kepada Malvin remaja yang tampak penuh dengan luka. Bermula dari sebuah pemberian permen dan juga plaster luka yang berakhir membuahkan bulir bul...