Di sisi lain, semua teman Lethian sedang sibuk menghilangkan kecurigaan, sedangkan Lethian kini berusaha kabur dari tempatnya menuju ke roftoop kampus. Lethian sempat sedikit kesulitan dengan roknya yang begitu besar dan mengembang, membuat langkahnya terkadang tersandung secara tak sengaja.
Keringat membasahi dahi Lethian saat ini, jantungnya berdetak dengan cepat, membayangkan bagaimana jika Malvin dapat kembali menangkap dirinya.
Setelah sampai di rooftop Lethian memandang ke arah helikopter yang memang sudah di siapkan oleh teman temannya.Lethian mengambil ponselnya terlebih dahulu, menyalakan sebuah panggilan telepon kepada adiknya.
"Halo? Dek, kamu sudah sampai? " Tanya Lethian dengan sedikit panik.
"Sudah kak, aku juga sudah masuk ke asramanya, kakak hati hati dengan om Malvin"
Lethian meminta adiknya, Raya, untuk pergi sekolah ke luar negeri, dengan biaya yang memang sudah Lethian simpan dari Malvin.
Bahkan, pelariannya juga setengahnya menggunakan uang yang memang sengaja Lethian curi dari Malvin.Gugup terus menghantui isi kepalanya, tangannya memegang erat perut datar miliknya sendiri.
"Maaf nak, kalau besok kalian lahir tanpa ayah" Batin Lethian sambil meneteskan satu tetes air matanya.Lethian segera masuk ke dalam helikopter, meminta sang pengemudi untuk segera pergi dari sana, membawanya ke luar negeri yang memang aman untuk dirinya.
Lethian kini membulatkan tekadnya untuk kabur dari Malvin, ia tak sanggup jika harus terus terkurung di dalam rumah."Maaf, aku tidak bisa menepati janjiku"
⋇⋆✦⋆⋇
"Halo? Apa kalian aman? "
Lethian melakukan panggilan telepon begitu dirinya sampai di tempat tujuannya, tinggal di Australia.
"Iya, kita aman kok"
Zoe membalas dengan sedikit gemetaran, membuat Lethian sedikit khawatir dengan keadaan teman temannya.
Sedangkan di sisi lain, Malvin menggunakan koneksi nya kepada semua orang terkemuka untuk menemukan Lethian.
7 bulan kemudian~
Kehamilan sungguh sulit bagi seorang ibu yang tinggal sendiri, itu semua juga hasil dari keras kepala sang ibu, yang sangat ingin kabur dari sang suami.
Untung saja, begitu Lethian sampai di Australia, ia bisa langsung mendapatkan pekerjaan dengan sertifikat kelulusan dari jurusan pertaniannya.
Perut Lethian kian bertambah besar ketika kandungannya menginjak usia 7 bulan, entah kenapa rasanya begitu berat.
Lethian hari ini izin untuk tidak masuk bekerja, dirinya harus memeriksa kandungan sendirian di rumah sakit.
"Apa anda ada keluhan? " Tanya dokter yang sedang melihat kondisi Lethian.
"Anda kuat juga ya, bisa tetap bekerja saat anda mengandung anak kembar tiga" Gurau sang dokter.Lethian tahu bahwa anaknya ada 3, sengaja untuk dirinya terus banyak bergerak agar mudah saat persalinan, senyum kecil timbul di bibir Lethian saat ia sedang melihat layar yang menunjukkan perawakan anak anaknya.
"Anda harus kurangi banyak bergerak, bergerak memang bagus untuk persalinan, namun kesehatan sang ibu juga harus lebih di utamakan"
Lethian keluar dari rumah sakit dengan tersenyum, dirinya mengelus lembut perut besarnya sambil terus berjalan.
"Thian!!! " Suara seorang perempuan terdengar saat itu.
Terlihat sosok perempuan berambut pink dari seberang jalan dengan melambaikan tangannya kepada Lethian. Lethian membalasnya dengan tersenyum kembali.
"Baru selesai memeriksa kandungan ya? " Tanya nya, yang melihat Lethian baru saja keluar dari rumah sakit.
"Iya, katanya mereka sehat" Balas Lethian dengan senyuman manis khas miliknya.
"Brenda, apa suamimu tidak masalah jika terus kamu tinggal seperti ini? " Tanya Lethian yang merasa tak enak dengan temannya itu.
Brenda sedikit tersenyum kepada Lethian, "tidak, dia sekarang sedang mengurus anak anak, kita selalu bergantian dalam mengasuh" Balasnya dengan senyuman.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kelidan
RomanceSebuah pertemuan tak disengaja di masa kecil, yang bermula dari rasa kasihan dan iba nya Lethian kecil kepada Malvin remaja yang tampak penuh dengan luka. Bermula dari sebuah pemberian permen dan juga plaster luka yang berakhir membuahkan bulir bul...