★12★

31 3 0
                                        

Langkah kaki ramai kian terdengar dari balik pintu, sedangkan si pelaku pengurungan diri hanya diam dan sibuk makan.

Hingga seseorang benar-benar membobol kamar tersebut, "apa? " Satu kata yang keluar dari mulut sang gadis, ketika melihat Malvin di antara mereka.

Keramaian itu berakhir saat Malvin meminta mereka semua untuk pergi, menutup pintu kamar dengan lembut dan berjalan ke arah gadis jelitanya yang masih terduduk di atas kasur.

"Kali ini kenapa? " Sang pria mencoba mencairkan suasana yang terasa begitu dingin.

"Menurutmu " Tegas sang gadis yang kesal.

Semua tomat berakhir berserakan di atas kasur dan juga beberapa yang jatuh ke lantai, kala sang pria mengukung gadisnya di bawah tubuhnya.

"Minggir! " Sang gadis kesal, karena pria nya itu tidak mau menyingkir dari atas tubuhnya.

"Maaf, aku sudah tau semuanya " Ujar sang pria dengan wajah memelas.

"Lalu? "

"Maaf "

"Ya "

Keduanya akhirnya memutuskan untuk berbaikan, menyingkirkan semua pemikiran buruk antara satu sama lain.

"Minggir" Karena dirasa bahwa sang pria tak kunjung mau minggir dari posisinya tersebut.

Sang gadis menolehkan wajahnya, enggan untuk melihat pria yang sudah menindih nya di atas kasur tersebut.

" Saya bilang maaf, Lethian"

" Iya "

"Tatap mata saya, Lethian"

Lethian menatap kedua netra merah milik Malvin, kini dua netra dengan warna berbeda itu saling memandang satu sama lain.

"Pergi, aku ingin tidur" Berontak sang gadis sambil mendorong tubuh sang pria dengan sekuat tenaga.

Bukannya menyingkir, Malvin justru memeluk Lethian lebih erat, membuat sang gadis semakin memberontak karena kekurangan napas.

"Maaf, aku beneran gak tahan tadi.. " sang pria membenamkan wajahnya pada dada dasar Lethian.

"Kenapa ga tahan? "

Suasana sempat hening, seketika Lethian tahu alasan mengapa Malvin tiba-tiba memerah di wajahnya.

"Aku membayangkan wajahmu saat menangis kemarin malam" Ucapnya santai.

Lethian yang tahu akan hal tersebut pun ikut memerah, bagaimana ia tak malu jika yang di bahas adalah pengalaman pertamanya yang langsung kacau?!

"Mesum" Celetuk Lethian sambil mengelus elus punggung leher Malvin.

"Apa kamu bisa menjadi milikku? " Tanya Malvin dengan suara yang berat

"Entah" Balasan singkat yang tidak diinginkan oleh Malvin terucap dari mulut sang gadis tercinta.

"Mengapa entah? " Tanya Malvin sekali lagi.

"Aku menyukai kebebasan, kamu tau? Aku selalu hampir dijadikan budak oleh ayahku, itu membuatku trauma pada laki-laki, apalagi dirimu" Jelas Lethian sambil melihat langit-langit kamar yang berwarna putih.

"Ayahmu sudah di kantor polisi, dengan tuduhan memperjual belikan anak anak" Celetuk Malvin yang membuat Lethian ternganga.

"Hah? Yang benar? " Tanya Lethian tak percaya.

Pertanyaan Lethian di balas dengan anggukan oleh Malvin.

"Sekarang, sudah bisa minggir? " Tanya Lethian, jujur ia merasa sesak karena kepala Malvin yang menindih dadanya.

Malvin langsung kembali berdiri, ia melihat ke arah gadis jelita yang ia cintai tersebut sedang berusaha untuk duduk dan berpindah posisi.

Terlihat Lethian sempat mengelus dan memegang perutnya beberapa kali.

"Ada apa dengan perutmu? " Tanya Malvin heran.

"Tidak tau, sering terasa tidak nyaman" Balasnya sebelum akhirnya menarik selimut untuk menutupi tubuhnya.

Malvin duduk di samping gadisnya yang sedang mencoba untuk tidur, tangannya naik turun mengelus lembut perut Sang gadis yang katanya tidak nyaman.

"Anu, apa aku bisa memiliki kucing? " Suara kecil dari Sang gadis terdengar oleh Malvin.

"Untuk apa? " Tanya Malvin bingung.

"Aku bosan kalau harus di rumah sendiri" Sahut Sang gadis sambil memiringkan posisi tidurnya.

KelidanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang