"Malvin" Panggil Lethian yang sedang berlari dari dapur ke ruang tamu.
Malvin menangkap tubuh Lethian yang hampir terjatuh, memikirkan bahwa usia kandungan Lethian yang terbilang masih muda dan masih memiliki banyak kemungkinan keguguran.
"Ada apa? " Tanya Malvin sambil memeluk Lethian.
Lethian memandang ke arah Malvin, "ada apa ini? Sepertinya kemarin kamu hyperactive kenapa sekarang jadi lemah lembut begini?? " Kesal Lethian, bila sikap Malvin terlalu soft seperti ini, Lethian jadi tidak memiliki alasan untuk membencinya.
Lethian kesal, ia berjalan sambil menghentak hentakkan kakinya pada lantai, membuat suara yang sangat keras, sedangkan Malvin hanya menggeleng tak mengerti apa yang diinginkan oleh istrinya itu.
"Apa yang sebenarnya ada di pikiran nya? " Batin Malvin sambil menggeleng geleng kan kepalanya, merasa bahwa sikap Lethian dapat berubah dengan cepat.
Kini sang hawa duduk di kasur, memandangi dengan tatapan kosong ke arah lantai, dirinya merenungi segala sesuatu.
Tangannya diam, tubuhnya kaku, di kejadian seperti ini... Lethian selalu memanggilnya dengan overthinking.
Lethian kemudian merebahkan tubuhnya, kedua tangannya menyentuh perut yang masih datar itu, sedangkan dirinya masih senantiasa melamun.
"Semua rencana kabur ku gagal, karena anak ini! " Batin Lethian dengan sedikit mencengkram perutnya sendiri.
"Nona! Apa yang anda lakukan? " Seorang pelayan muda tak sengaja lewat di depan kamar yang memang pintunya tidak terkunci, tak sengaja melihat majikan perempuannya ini dengan kuat mencengkram perutnya sendiri.
"Eh? Tidak apa apa kok, hanya terasa sedikit gatal" Balas Lethian yang tak ingin ketahuan saat ia hampir saja menghilangkan nyawa anaknya sendiri.
"Anda bisa meminta saya membawakan minyak kelapa, tidak perlu menggaruknya" Balasnya dengan tatapan sedikit khawatir.
"Tidak perlu, tinggalkan saja aku sendiri" Pinta Lethian sebelum dirinya beranjak dari kasur untuk menutup pintu kamar.
"Apa lagi yang harus ku lakukan? Sial, semua ini karena anak ini! " Batin Lethian dengan sedikit kesal pada anak yang sedang di kandungnya.
Lethian melirik ke arah ponsel yang ada di nakas, membuka kontak bernama 'Zoe' disana.
"Siap kan semua rencana pelarian" Pesan dari Lethian pada kontak Zoe yang langsung di balas dengan cepat.
Lethian turun ke bawah, dia memeluk Malvin dari belakang.
"Sayang, bisakah aku keluar rumah? Aku ingin berangkat wisuda besok" Pinta Lethian dengan wajah memelas.
"Kamu bisa memberikan pasukan penjaga saja, aku janji tidak akan pernah kabur" Imbuh Lethian.
Malvin yang mendengarnya sontak mengiyakan permintaan Lethian, dirinya langsung memeluk dan mencium Lethian, "aku tidak akan tinggal diam jika kamu kabur" Ucap Malvin.
"Tidak akan kok, aku mencintaimu" Goda Lethian sambil memberikan kecupan manis di bibir Malvin.
⋇⋆✦⋆⋇
Keesokkan paginya, Lethian bangun lebih pagi untuk segera bersiap siap, tak lupa menyiapkan setelan jas hitam yang akan dikenakan oleh Malvin.
"Sayang, bangun" Panggil Lethian kepada Malvin dengan lembut.
"Morning kiss? "
Lethian menunduk, memberikan ciuman di bibir dan juga pipi Malvin dengan sukarelawan.
"Sudah! Ayo bangun! " Lethian melipat tangannya di depan dada, segera membangunkan sang suami yang terlihat malas untuk berangkat bekerja.
Baru kali ini, Malvin melihat ekspresi senang Lethian, bahkan Lethian menjadi lebih semangat dan juga senantiasa membantunya di hari itu.
Jingga kini, keduanya duduk di dalam mobil yang dikemudikan oleh supir.
Lethian menyandarkan kepalanya pada bahu lebar Malvin, sedikit bergumam sesekali juga tak masalah baginya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kelidan
DragosteSebuah pertemuan tak disengaja di masa kecil, yang bermula dari rasa kasihan dan iba nya Lethian kecil kepada Malvin remaja yang tampak penuh dengan luka. Bermula dari sebuah pemberian permen dan juga plaster luka yang berakhir membuahkan bulir bul...