※13※

6 2 0
                                    

Pagi menyambut mereka berdua, selaku dia insan Tuhan yang baru saja menghabiskan waktu bersama di malam hari.

Sang gadis yang membuka matanya pertama kali, mencoba meraih ponsel yang ada di atas nakas dekat kasur.

Lenguhan terdengar dari mulut sang pria yang masih tertidur pulas.

"Tumben banget gua bangun subuh subuh" Batin sang gadis saat ia mendapati jam masih menunjukkan pukul 4 pagi.

Tubuhnya kembali berbaring di atas kasur, menatap dengan tatapan kosong namun penuh pikiran di kepalanya.

"Kenapa firasat gua ngomong kalau gua hamil ya? "  Gumamnya dengan suara kecil, tak ingin membangunkan sang pria yang tertidur pulas.

Tangan mulusnya menyentuh perutnya sendiri, "masa sih ada isinya? " Batinnya sambil terus merasa bingung.

"Apa perutmu masih tidak nyaman? " Suara serak sang pria sambil mengelus perut sang gadis.

"Iya, rasanya kayak kembung" Sahut Lethian saat ia merasa nyaman dengan elusan lembut yang di lakukan oleh Malvin.

Lethian kembali terlelap kala merasa bahwa elusan tersebut semakin lama semakin membuatnya nyaman dan kembali mengantuk, sedangkan Malvin kini berganti terjaga demi membuat istri kecilnya nyaman dengan elusan di perut.

"Rencanaku, berhasil" Gumam Malvin dengan di iringi suara tawa kecil sambil berganti mengelus rambut Lethian yang menutupi wajahnya.

Kelopak mata yang tadinya berat untuk di buka, kini terbuka dengan sempurna kala merasakan suasana ramai di rumahnya.

"Eh, anda bangun, non" Sapa sang bibi yang ternyata sedang membersihkan kamarnya.

"Iya, bi. Di luar ada apa ya? Kok kayaknya rame banget? " Lethian berusaha membuka matanya dengan sempurna walaupun rasa kantuk masih juga menyelimuti wajahnya.

"Ah, orang tua tuan Malvin datang kemari, nona" Ujar sang bibi.

Sontak mata Lethian membulat kaget, bagaimana ia harus membangun image di depan mertuanya?

"Hah? Sejak kapan mereka datang? " Lethian kaget bukan main.

"Ooh, mereka sudah ada sejak 3 jam yang lalu, tuan Malvin juga sudah mengatakan bahwa nona sedang beristirahat" Ujar sang bibi yang tahu bahwa nona mudanya itu sedikit kebingungan dan kaget.

"Anda bisa membersihkan diri terlebih dahulu, sekarang nyonya sedang ada di ruang tamu, sedangkan tuan besar dan tuan muda sedang ada di ruang kerja, Anda bisa menyusul nyonya" Sang bibi memberikan saran kepada Lethian yang terlihat sedang linglung.

⋇⋆✦⋆⋇

Lethian berjalan menyusuri satu demi satu anak tangga, kakinya gemetar karena takut dan juga gugup yang bercampur di dalam isi pikirannya.

Kini, netra coklat nya melirik ke arah seorang wanita muda yang terlihat anggun, tengah menonton serial anime yang sering ia tonton.

Tunggu, anime?

"Apa yang harus aku lakukan? Bagaimana aku menyapanya??? " Batin Lethian yang kebingungan.

Kini, saat ia merasa gugup dan takut, muncul sebuah kebiasaan buruk dari dirinya sendiri, menggigit kuku.

"H-halo? " Lethian memulai percakapan kepada wanita yang terlihat muda tersebut.

Keduanya saling memandang dalam sepersekian menit, apa yang harus Lethian lakukan sekarang?!

"Kamu istrinya Malvin? "

Sial, kenapa harus pertanyaan yang pertama di lontarkan? Bisakah ia membalas sapaan Lethian terlebih dahulu???

"I—iya" Suara Lethian gemetaran, tubuhnya pun ikut serta menjadi gemetar, sontak merespon pertanyaan dengan suara gagap.

"Kamu lucu sekali" Tawa terdengar dari mulut sang wanita, membuat Lethian merasa bahwa ia sedang dipermainkan di tengah tengah suasana yang begitu canggung.

"Jadi, semua serial ini kamu yang unduh ya? Ternyata, selera anime kita sama" Ujarnya dengan senyuman yang manis.

KelidanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang