Warning! Terdapat adegan lemon (18+)
Serta beberapa tulisan menggunakan kata kata kasar.Mohon bijak dalam membaca.
Lethian sudah merasa lelah, tubuhnya tak memiliki tenaga sedikitpun, berbeda dengan Malvin yang masih terus menyatukan keduanya.
"Sa-kit... " Lirih Lethian dengan sekuat tenaganya.
"Ini hukuman buat kamu" Ujar Malvin sambil terus melanjutkan kegiatannya untuk menggempur tubuh sang gadis.
Tubuh sang gadis kini di penuhi dengan bekas gigitan, bekas kemerahan dan banyak lagi, membuat sang pria tersenyum senang saat melihat 'mahakarya' yang ia buat.
Lethian di duduk kan di atas Malvin menghadap ke arah sang pria.
Matanya sembab dengan wajah penuh air mata bercampur dengan keringat.
Tangannya memeluk Malvin untuk sekedar menghilangkan rasa sakit pada tubuh bagian bawahnya.
"Sa-kit..... " Sekali lagi, lirih-an tersebut terdengar tepat pada telinga Malvin.
Malvin yang akhirnya puas, memberikan waktu istirahat bagi istri kecilnya itu.
Berjalan ke luar kamar dengan celananya dan duduk di depan komputer kerjanya lagi.
Sedangkan sang gadis tergeletak dengan penuh kekacauan di atas kasur, menutup matanya karena lelah.
. . .
Esok hari bagaikan surga bukan?
Namun itu tidak dirasakan oleh Lethian yang terbangun dengan tubuh lelah.
Mendapati tangan yang merangkul indah pinggangnya, tahu bahwa itu adalah pria yang sudah merenggut keperawanannya semalam.
"Good morning... " Suara beratnya tepat berada di telinga Lethian.
"Morning... " Sahut Lethian dengan suara serak.
Lethian berbalik, memandang ke arah Malvin yang sekarang berada di depannya.
Tanpa sadar, setetes demi setetes air mata turun dari matanya.
"Lo bajing*an..." Ucapnya dalam tangis sambil memukul mukul dada bidang Malvin.
Walaupun tubuhnya dan segala kekacauan di kamar sudah kembali bersih, tetap saja ada perasaan tak suka dan juga tubuh yang sakit dirasakan oleh Lethian.
"Ganti kata lo-gua, jadi aku-kamu" Sahut Malvin.
Lethian yang tak ingin macam macam lagi hanya bisa mengangguk, menuruti perkataan sang pria dengan patuh agar tidak mengalami hukuman kembali.
"Mau mandi... " Suara Lethian lirih namun terdengar oleh Malvin.
Lethian bangkit dari posisinya, terduduk di tepi kasur sebelum akhirnya mencoba untuk berdiri. Lethian terdiam, di kala tubuhnya kembali jatuh ke lantai, kakinya tak lagi bisa ia rasakan.
"Bantuin... " Lethian menoleh ke arah Malvin.
Malvin yang lemah akan wajah memohon Lethian langsung menggendong Lethian dengan baik, menyiapkan air hangat dan juga benda-benda yang mungkin akan digunakan oleh Lethian untuk mandi.
Lethian semakin diam, ia merasa merinding ketika melihat Malvin ternyata tahu semua hal yang akan digunakannya, bahkan merek barang dan varian nya sama persis seperti apa yang sering digunakan oleh Lethian.
"Kita mandi bareng? Mau? " Tawar Malvin.
Wajah Lethian memerah, jujur ia cukup takut, namun wajah Malvin yang terlihat polos berhasil mengalahkan keraguannya sedari tadi.
Keduanya duduk di bathup, Lethian menyandarkan punggungnya pada dada bidang Malvin.
"Gimana kalau gua-eh aku hamil? " Tanya Lethian secara tiba-tiba.
"Aku bakal tanggung jawab" Sahut sang pria santai.
"Kenapa? " Bingung. Perasaan yang dirasakan oleh Lethian begitu bercampur aduk.
"Karena, aku suka apapun tentangmu" Malvin memainkan rambut panjang Lethian, memberinya shampo dan juga perawatan baik lainnya.
"Kalau aku keguguran? "
"Kita bisa buat ulang"
Jawaban dari Malvin tak membuahkan hasil yang baik, Lethian hanya terdiam dan bingung harus bertanya apa lagi.
"Apa kamu akan membuang ku.. " Suara Lethian sedikit melirih di akhir kalimatnya.
Kata tersebut tak terdengar di telinga Malvin, "apa? " Tanya sang pria bingung.
"Ga, bukan apa apa" Sahut Lethian.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kelidan
RomansaSebuah pertemuan tak disengaja di masa kecil, yang bermula dari rasa kasihan dan iba nya Lethian kecil kepada Malvin remaja yang tampak penuh dengan luka. Bermula dari sebuah pemberian permen dan juga plaster luka yang berakhir membuahkan bulir bul...