Pandangan Lethian mengedar ke seluruh kamar, kemana perginya Malvin? Bukankah seharusnya Malvin menemaninya saat ini?
"Bu, dimana Malvin? " Tanya Lethian dengan suara yang serak.
"Ooh~, anak itu sedang pergi ke luar sebentar, katanya ada yang perlu di urus" Jawab Wendy sambil menuangkan air untuk diminum oleh menantunya itu.
⋇⋆✦⋆⋇
Sedangkan di sisi lain, Malvin memasuki ruangan kantornya dengan terburu buru.
"Yooo~, lama sekali? "
Suara seorang lelaki mampu membuat Malvin sedikit santai.
Malvin duduk di kursinya, berhadapan dengan sang sahabat lama yang kini kembali menghadap padanya.
"Bagaimana kabar istrimu di Australia? " Tanya Malvin sambil menyeruput kopi yang sudah di buatkan oleh pelayannya sedari tadi.
"Aman, sehat juga" Balasnya singkat.
"Kudengar, kamu memiliki burung kecil di rumah mu? Benarkah? " Tanyanya dengan nada jahil dan ingin tahu akan sesuatu.
"Iya, dia sedang di rumah sekarang, ada ayah dan ibuku bersamanya" Sahut Malvin.
Pria tersebut tertawa dengan cukup keras, suara tawanya sungguh familiar di telinga Malvin, mengingat banyaknya waktu yang ia habiskan bersama sahabatnya itu.
"Ingin satu batang? " Tawar sang sahabat bernama Gilang itu, tangannya mengeluarkan satu bungkus rokok sebelum akhirnya ia sodorkan pada Malvin.
Malvin hendak meraihnya, namun kembali menarik jari jemarinya yang hampir saja menyentuh rokok.
"Tidak dulu, burung kecilku sedang mengandung, aku akan mengurangi rokok" Ujarnya tegas.
Di sisi lain, Lethian yang ada di rumah merasa bahwa ada seseorang yang sedang membicarakannya.
"Bi, apa di kulkas ada buah apel? " Tanya Lethian yang sedang duduk di ruang tamu saat ini.
"Apel ya? Sepertinya ada, akan bibi carikan dulu ya, non" Ujar sang bibi dengan senyuman manis di wajahnya.
"Eh, kalau tidak ada, tidak apa apa kok, saya hanya bertanya"
Lethian merasa sungkan, semua orang di dalam rumah memperlakukannya dengan lebih hati hati, apalagi begitu mendengar bahwa nona mudanya sedang memiliki 2 tubuh saat ini.
Lethian memandang ke arah kakinya. Kini, sudah bukan lagi sebuah rantai yang mengikatnya untuk terus berada di dalam rumah, melainkan sebuah gelang kaki yang dapat memicu alarm seisi rumah begitu ia selangkah keluar dari pintu.
Semuanya rumit sekarang, apalagi rencana kabur Lethian yang harus tiba-tiba hangus begitu saja, mengingat bahwa ia juga kini memiliki tanggung jawab pada calon anaknya.
Lethian membuka ponsel yang sengaja Malvin tinggalkan untuk dirinya, membuka aplikasi untuk menonton beberapa video lucu agar dirinya sedikit terhibur.
"Non, apelnya ada, mau bibi kupas kan?" Tanya sang bibi pelayan sambil membawa 3 buah apel di tangannya.
Lethian menoleh, "oh, tidak usah bi, langsung di cuci saja, biar aku memakannya langsung" Balas Lethian sebelum pandangannya kembali pada layar ponsel.
Kini Lethian terhenti, kala tak sengaja sebuah video laki laki yang memamerkan perut sixpack nya, membuat Lethian sedikit tercengang dan terus memandangi video tersebut.
Namun, sebuah tangan besar mengambil ponsel nya secara tiba tiba, membuat lethoan mendongak dan melihat siapa yang mengambil ponsel dari tangannya itu.
Sialnya, itu adalah Malvin yang baru saja pulang dari kantor, membuat Lethian tersenyum jahil sambil terus mendongak.
Malvin menundukkan dirinya, mencium sekilas bibir sang hawa.
"Apa kamu marah?" Tanya Lethian dengan wajah yang polos.
Malvin yang sedang melepaskan jasnya hanya terdiam.
"Malvin... Apa kamu marah??? " Tanya Lethian sekali lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kelidan
RomanceSebuah pertemuan tak disengaja di masa kecil, yang bermula dari rasa kasihan dan iba nya Lethian kecil kepada Malvin remaja yang tampak penuh dengan luka. Bermula dari sebuah pemberian permen dan juga plaster luka yang berakhir membuahkan bulir bul...