Malvin masih setia memeluk Lethian karena merasa malu, sedangkan Lethian sedang memandangi anak anaknya yang hendak menyelesaikan makan mereka.
"Sudah selesai? " Tanya Lethian sembari akan berdiri untuk mengambil piring ketiga anaknya.
"Sudah!! " Mereka menjawab dengan antusias, piring dan mangkuk yang sudah bersih dari makanan membuat Lethian merasa senang, berarti anak anak menyukai makanannya.
"Malvin, lepaskan dulu, aku mau mengambil piring anak anak " Lethian berbicara kepada malvin yang masih terus memeluk tubuhnya dari belakang.
Kini malvin menemani Lethian untuk berada di dapur, sedangkan anak anak dan kedua orang tua malvin sudah duduk di ruang tamu dan menonton serial kartun.
"Kamu tidak pergi? " Malvin bertanya dengan suara seraknya, ia sudah kehabisan suara karena terlalu banyak menangis.
"Tidak, aku memberimu kesempatan kedua, agar kamu bisa menjadi ayah yang baik" Lethian tersenyum dan berbalik badan, kaget akna malvin yang langsung memeluk nya.
"Loh?! Kok nangis lagi" Lethian tertawa terbahak-bahak, ia tak bisa membayangkan bagaimana ekspresi Malvin saat ditinggal oleh dirinya selama 5 tahun.
Lethian membawakan buah buahan yang sudah ia kupas untuk diberikan kepada anak anaknya dan mertuanya, Lethian turut senang saat melihat mereka semua akur dan rukun.
Tiba tiba tubuh Lethian langsung di gendong oleh Malvin, membuat sang istri kaget dan sempat berteriak.
Tubuh Lethian di letakkan secara hati hati oleh Malvin, Malvin meletakkan kepalanya pada perut datar Lethian dan memeluk tubuh Lethian erat.
Sang istri yang hanya bisa diam mengelus elus kepala Malvin, terlihat rambutnya sudah akan tumbuh panjang saat ini.
"Besok, potong rambut yuk? Rambutmu udah panjang" Ucap Lethian sambil mengukur kira kira panjang rambut Malvin.
Malvin mengangguk masih dengan matanya yang terpejam.
Malvin terbangun, dirinya masih mendusal pada perut Lethian, seolah olah ada sesuatu yang menunggunya di dalam sana.
"Sudah bangun ya? Menyingkir dulu, aku ingin mandi" Bujuk Lethian yang sudah sadar bahwa malvin sudah terbangun.
Malvin perlahan menyingkir dari perut Lethian dan berbaring di kasur, menunggu sang istri yang sedang mandi.
"Sudah sudah, Malvin. Bangun, mandi" Lethian membangunkan Malvin yang ternyata kembali tertidur saat dirinya tinggal mandi.
Malvin dengan menurut segera masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan dirinya, sudah tak ada pemikiran bahwa Lethian akan kabur darinya sekarang, entah kenapa rasa lega menyelimuti pemikiran malvin yang sedang menikmati air hangat.
Kini semuanya kembali duduk di meja makan untuk sekedar menikmati puding yang sudah di buat oleh Lethian, terutama Malvin yang terlihat paling menikmati puding telur tersebut, membuat Lethian berhasil mengukir senyum manisnya.
"Pelan pelan saja, tidak ada yang mau berebut kok" Kekeh Lethian saat ia melihat Malvin begitu lahap memakannya.
"Ibu, kapan kita akan pergi potong rambut? " Tanya Luca dengan mulut penuh puding.
"Besok ya, ibu sekalian temani ayah potong rambut juga" Balas Lethian dengan senyumannya yang manis, semuanya bersorak senang saat Lethian mau menemani mereka potong rambut.
"Kok malah nemenin potong rambut sih, Thian? Kan ibu mau ngajak kamu belanja" Wendy mengerutkan alisnya, rencananya melakukan me time bersama sang menantu gagal karena cucu dan anaknya sendiri.
"Baik bu, sekalian besok ibu teman ayah Kaivan potong rambut" Bujuk Lethian kepada Wendy yang terlihat pundung.
"Benar itu, istriku. Besok temani mereka semua potong rambut, aku juga ingin potong rambutku" Jelas Kaivan sambil melihat ke arah poninya yang juga panjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kelidan
RomanceSebuah pertemuan tak disengaja di masa kecil, yang bermula dari rasa kasihan dan iba nya Lethian kecil kepada Malvin remaja yang tampak penuh dengan luka. Bermula dari sebuah pemberian permen dan juga plaster luka yang berakhir membuahkan bulir bul...
