♣︎08♣︎

16 4 0
                                    

"Gapapa" Lethian mengambil kotak bekal di atas meja dan membawanya langsung menuju parkir motor di rumah Malvin.

Dirinya mengendarai motor bagaikan seorang pembalap yang sedang mengikuti perlombaan, tak mengira bahwa kecepatannya sangat amat melewati batas.

"Ini kan ya? " Lethian melihat lokasi yang sudah di bagikan oleh bibi pelayan.

Dirinya berdiri di depan pintu perusahaan yang terlihat tinggi itu, enggan untuk masuk sebenarnya.

Namun, apa yang tidak jika ia di mintai tolong?

Lethian kini berdiri di depan resepsionis.

"Permisi, apa saya bisa bertemu dengan mal- eh, maksud saya pak Malvin? " Tanya Lethian sedikit canggung.

"Anda ingin bertemu dengan alasan apa? " Tanya resepsionis sambil mengambil bukunya.

"Mengantarkan makan siang" Sahut Lethian.

Resepsionis yang sudah di beri tahu oleh Malvin jika akan ada orang yang mengantarkan makan siang langsung membawa Lethian menaiki lift menuju lantai paling atas.

Kini sang gadis terdiam, mematung di depan pintu bernamakan 'CEO' itu.

Jujur, takut untuk membuka pintu, jika saja tiba tiba Malvin marah kepadanya karena keluar rumah bahkan merusak rantainya.

Namun, semua beban dari permintaan tolong sang bibi pelayan selalu membebaninya, mengetuk pintu dan masuk setelah mendengar kata "masuk" dari dalam ruangan.

Lethian tak dapat berkata-kata, mendapati Malvin yang terlihat sedang memangku seorang wanita yang terlihat seksi itu.

"Sayang~ dia siapa? " Tanya wanita itu dengan nada menggoda kepada Malvin.

Malvin mengernyitkan dahinya, bagaimana Lethian bisa sampai di kantornya?!

"Bukan siapa siapa" Jawaban Malvin membuat Lethian semakin diam, ia tahu bahwa ternyata berharap pada laki laki akan membuatnya terlihat seperti kotoran anjing, tak berguna dan aneh.

"Aku membawakan bekal " Lethian meletakkan bekal itu di atas meja Malvin, langkah kakinya berjalan menjauh dari meja, hendak keluar dari ruangan tersebut.

"Tunggu" Ujar Malvin membuat Lethian menghentikan langkahnya.

"Apa? " Lethian bingung, membalik tubuhnya dan memandang ke arah Malvin dengan malas.

Netra Lethian membelalak kala melihat Malvin mencium dan juga meremas buah dada wanita yang ada di pangkuannya.

"Aah~ " Desah wanita yang di remas buah dadanya itu.

"Lihat, miliknya jauh lebih empuk dan nyaman di bandingkan milikmu" Kompor Malvin dengan senyum meremehkan di wajahnya.

Dada Lethian terasa sakit, ternyata laki-laki yang selalu berpenampilan ramah dan baik di hadapannya saat di rumah hanyalah sebuah topeng ilusi semata.

"Aku tahu dadanya jauh lebih besar dari pada milikku aku, tapi kelakuanmu terlalu kotor, dasar bedeb*ah menjijikkan" Umpat Lethian sebelum akhirnya ia kembali melanjutkan jalannya dan membanting pintu tersebut dengan keras.

Netra nya tak sanggup menahan air yang sudah membendung, melajukan motor dengan kelajuan tak masuk akal menuju ke rumah temannya.

Lethian masuk ke dalam rumah temannya itu, memandang sang teman dengan mata yang sudah memerah dan berair.

"Sial... " Suaranya melirih di kala air mata kini turun di pipinya.

Zoe sang teman langsung bergegas menghampiri Lethian dan memeluknya erat.

"Kenapa?! " Zoe panik.

"Apa semua laki-laki itu bajing*an? " Suaranya bercampur dengan isak tangis yang sudah tak dapat di tahan kembali.

"Ada apa, ada apa? Kita cerita pelan pelan, oke? " Zoe yang panik langsung mengajak Lethian duduk di kursi, mendengarkan semua keluh kesah temannya itu.

. . .

"Sialan! Dia udah make elo?! " Zoe berteriak kesal, kala temannya menceritakan semua hal yang ia alami.

Sedangkan sang gadis hanya terus menangis, padahal ia baru saja menaruh rasa aman pada Malvin. Namun harus tiba tiba di patahkan begitu saja?!

"Gua temenin lo ngelabrak tu lakik sialan! Enak aje! " Zoe menjadi geram, seumur hidupnya tak pernah mendapati curhatan dari Lethian yang seperti ini.

Zoe sendiri tahu bahwa Lethian biasanya sangat pemilih untuk memberikan perasaan dan hatinya pada seseorang, namun tiba-tiba ia bercerita bahwa ia di lecehkan bahkan di khianati?!

KelidanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang