Malvin langsung bergegas mencari keberadaan Lethian yang secara tiba tiba hilang dari kamar, perasaan dirinya hanya melepaskan rantai yang mengikat Lethian, tak menyangka bahwa Lethian sangat terobsesi untuk kabur darinya.
Malvin kini menggunakan setelan jasnya dengan rapi, bergegas mengambil ponsel dan juga segala hal yang akan ia gunakan untuk kembali mencari keberadaan Lethian."Loh? Mau kemana? "
Suara Lethian membuat malvin terdiam, sang istri tak pergi meninggalkannya.
Malvin langsung menoleh, dirinya tak percaya kala melihat Lethian tengah menata makanan di atas meja makan.Semua pelayan tertawa kecil, mereka tak menduga bahwa sang majikan akan tiba tiba panik saat kehilangan sosok tercintanya.
Malvin langsung memeluk tubuh Lethian dengan tiba tiba, membuat sang istri kaget dan hampir terjatuh ke belakang."Apa ini? " Lethian kaget kala Malvin langsung memeluknya erat, ia mendengarkan suara isak tangis dari sang suami yang ternyata merasa lega saat mengetahui dirinya tak kabur.
"Kamu menangis? Yang benar saja, malu lah dilihat anak anak" Lethian terkekeh keras, ia merasa bahwa Malvin menjadi jauh lebih manja semenjak dirinya ditangkap kembali.Anak anak yang melihat tingkah laku ayahnya itupun tertawa keras, tak menyangka Malvin akan menangis dengan wajah keren dan juga macho nya itu.
"Cup cup, anak baik berhenti menangis" Lethian meminta Malvin untuk menghentikan tangisannya seperti saat Lethian meminta leo untuk berhenti menangis.
Sekarang, bukan hanya ketiga anaknya yang harus ia jaga, seolah olah Lethian memiliki 4 orang anak, 3 bayi kecil dan 1 bayi besar.Lethian duduk di kursi meja makan, bersama anak anaknya yang juga langsung lahap memakan masakan Lethian, berbeda dengan Malvin yang masih terus menangis.
"Sudah sudah, sini, Aaaaa" Lethian menyodorkan sendok dengan isian nasi dan lauk yang ia buat tadi.Suara tawa Lethian benar benar tak dapat terkontrol saat ini, apalagi melihat suaminya itu makan sambil terus meneteskan air mata, cengeng.
"Malvin!!!! " Suara perempuan berteriak membuat Lethian sontak menoleh ke arah sumber suara.
Berdirilah Kaivan bersama Wendy di depan pintu dapur saat ini, Lethian langsung menghampiri ibu mertuanya itu dengan senang.
"Ibuuuu! " Lethian berteriak sebelum akhirnya memeluk Wendy erat.Sedangkan Kaivan memilih untuk langsung duduk di samping cucunya yang sibuk memakan.
"Yang benar saja kamu, vin. Gitu aja nangis? Cengeng" Sindir Kaivan sambil melihat para cucunya yang sedang memakan makanan mereka dengan lahap."Habis kamu apain ini, Thian? Kok sampai nangis memble gini?" Kaivan bertanya kepada Lethian yang masih sibuk bersama dengan Wendy.
"Gatau tuh, cengeng" Lethian semakin ikut serta Kaivan yang sedang membuly Malvin yang sedang menangis."Ayah cengeng! " Baru kali ini Lethian mendengar Leo berteriak dengan keras, apalagi di ikuti dengan suara tawa yang begitu menggelegar.
"Y—ya habisnya, panik" Malvin mencoba membela dirinya dengan menuduh Lethian yang tiba tiba pergi tanpa berbicara padanya.Semua pelayan semakin terkekeh kala melihat tuannya itu bisa menangis hanya karena takut kehilangan nyonya mudanya itu.
"Huuu, ayah cengeng, iya gak??? " Lethian mengejek Malvin sambil mengajak anak anaknya, yang ditanggapi dengan baik oleh sang anak."Huu! Ayah cengeng sekali! "
"Ayah cengeng"
"Ayah, begitu saja kok menangis"
Malangnya Malvin saat ini, dirinya benar-benar merasa malu tak karuan hingga menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher Lethian.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kelidan
RomanceSebuah pertemuan tak disengaja di masa kecil, yang bermula dari rasa kasihan dan iba nya Lethian kecil kepada Malvin remaja yang tampak penuh dengan luka. Bermula dari sebuah pemberian permen dan juga plaster luka yang berakhir membuahkan bulir bul...