Lethian kini duduk di sofa dengan meja yang penuh akan makanan, televisi memutar anime kesukaannya.
"Mau kemana? " Tanya Lethian bingung saat Malvin terlihat rapi dengan jas nya.
"Ke kantor, ada meeting dadakan, pulang agak larut" Sahut Malvin sambil mengecup singkat bibir Lethian, membuat sang gadis kaget akan kelakuan sang pria yang secara tiba tiba.
Lethian mengangguk dan hanya tetap duduk, menatap Malvin yang sudah berada di luar rumah dan mengendarai mobilnya menjauh dari rumah.
Jujur, Lethian ingin kabur. Namun, sebuah rantai di kakinya berkata lain, apalagi seisi rumah yang ternyata terdapat CCTV.
Lethian menghela nafasnya kasar, merasa bahwa kini ia benar-benar harus terikat dengan pria gila yang ternyata terobsesi dengannya.
Lethian menatap ke arah ponselnya ketika ia mendapati sebuah panggilan telepon dari sang dosen.
Tahu bahwa Malvin mungkin akan memarahinya, Lethian mematikan panggilan telepon itu sebelum akhirnya beranjak dari sofa untuk mengambil jus jeruk di kulkas.
Kebiasaan Lethian kini muncul kembali, kala matanya menatap ke arah tomat segar yang ada di kulkas.
Ia menatapnya dalam, mengambil sekitar 6 buah dan memotong sebelum akhirnya di beri gula.
Ia memakannya dengan riang gembira, menyingkirkan makanan di atas meja yang di ganti dengan makanan kesukaannya itu.
Tubuhnya yang tadinya duduk, kini berubah menjadi berbaring menghadap samping. Tetap fokus menonton televisi tanpa melakukan hal hal aneh yang dapat menimbulkan kecurigaan Malvin.
Hingga kini ia tertidur di sofa, tak sadar bahwa matahari benar-benar tenggelam dan digantikan oleh bulan yang bersinar terang.
Lethian terbangun kala mendengar langkah kaki mendekat ke arahnya, mengangkat kepalanya dan melihat ke arah sumber suara.
"Ehm.. " Lenguh Lethian yang baru saja bangun dari tidurnya.
"Aku membangunkan mu ya? Maaf" Malvin mengelus lembut rambut Lethian sebelum akhirnya menggendong Lethian dengan hati hati menuju kamar.
Lethian kembali tertidur saat tubuhnya kini benar-benar nyaman di atas kasur, memeluk guling yang ia sayangi dan
Lethian kembali terbangun kala merasakan lapar di perutnya, berjalan dengan mata yang masih sedikit tertutup karena rasa kantuk yang tak bisa dikalahkan.
Kini, ia berada tepat di depan kulkas, tangannya meraih segala macam makanan yang ada di sana, berharap menemukan camilan untuk sekarang menghentikan rasa laparnya.
Mendapatkan tomat dan juga wortel merupakan hal bagus baginya, ia memotong dan menguliti wortel.
Mengabaikan pelayan yang ada di dapur karena benar-benar tidak ingin menunggu terlalu lama.
"N-nona, biar saya masakkan saja.. " Bingung pelayan yang melihat kelakuan Lethian.
"Hah? " Lethian menoleh dengan mata yang masih mengantuk, tak sadar bahwa ada orang lain di sana selain dirinya.
"Oh? Ga usah, mau ngemil aja" Lethian mengunyah wortel dan juga tomat karena benar-benar ingin memakan sesuatu, tak tahu bahwa di lagu meja ada banyak camilan ringan yang sudah di siapkan oleh Malvin.
Lethian menoleh kembali ke arah pelayan tersebut, "apa Malvin sudah pulang? " Tanya latihan santai.
"S-sudah nona" Pelayan tersebut gugup, kala ia melihat tuannya itu kini berada di belakang tubuh mungil sang nona.
Tangan Malvin memegang pinggang kecil Lethian dengan baik, tangannya bisa mencangkup setengah dari pinggang Lethian karena tangannya yang besar dan tubuh Lethian yang mungil.
Lethian menoleh, ia tahu bahwa hanya Malvin yang berani memegang pinggangnya, dengan pandangan yang menyipit Lethian mendongak ke arah Malvin.
Ia berjalan menuju ke kamarnya kembali, diikuti Malvin yang masih memeluk pinggangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kelidan
RomansaSebuah pertemuan tak disengaja di masa kecil, yang bermula dari rasa kasihan dan iba nya Lethian kecil kepada Malvin remaja yang tampak penuh dengan luka. Bermula dari sebuah pemberian permen dan juga plaster luka yang berakhir membuahkan bulir bul...