♤14♤

26 3 0
                                        

Keduanya kini malah mengobrol satu sama lain tentang tontonan mereka yang ternyata begitu mengasyikkan.

"Kamu Lethian kan? Namaku Wendy, panggil aku ibu saja" Ujar Wendy selaku ibu kandung dari Malvin.

"Baik" Respon Lethian yang sudah terlanjur nyaman dengan keberadaan Wendy di saat itu juga.

"Apa Malvin sering galak kepadamu? " Pertanyaan tersebut... Terasa ambigu, namun benar terjadi apa adanya.

"Apa yang ibu maksud dengan pertanyaan itu?" Suara Malvin membuat Lethian sontak menoleh ke belakang.
Merasakan bahwa pinggang kecilnya kembali terangkul dengan cantik oleh tangan Malvin.

"Tidak, ibu hanya bertanya pada menantu ibu, iya kan, Lethian? " Tanya Wendy sambil mencoba membela dirinya.

Kini Lethian bingung harus memberikan jawaban untuk yang mana, Malvin yang sedang mengancam akan memakan dirinya malam ini, atau Wendy yang benar-benar baik pada dirinya.

"Ada urusan apa ayah dan ibu datang ke rumahku? " Tanya Malvin kepada Wendy.

"Ayahmu, ingin bertanya tentang menantunya, dia paling semangat! "

"Omong kosong apa itu, Wendy? " Suara bariton membuat ketiga orang tersebut sontak menoleh ke arah sumber suara yang tengah berjalan ke arahnya.

"Dia, menantuku? Kurus sekali? Apa kamu tidak memberinya makan, Malvin?" Tanya sang ayah dengan suara agak berat khas miliknya.

"Iya, ibu juga melihatnya. Berapa berat badanmu, Lethian? " Tanya Wendy tanpa basa basi.

"Haaah~" Lethian menghela nafasnya berat.

"Aku harus bilang yang asli atau palsu? " Batin Lethian yang sedang kebingungan.

Di tengah kebingungan tersebut, sang bibi pelayan langsung menyambung ucapan mereka.

"Nona muda, sangat kurus, berat badannya hanya 40 kg" Celetuknya, membuat Lethian menjadi sungkan dan semakin merasa aneh.

"Hah?! 40 kg?! Apa kamu kapas?!!! " Wendy kaget bukan main.

Mereka sontak mengajak Lethian ke meja makan, memaksa Lethian banyak banyak memakan makanan, membayangkan 1 banding 10 stamina diri Lethian dengan Malvin.

"Apa kalian sudah malam pertama? " Ucapan Wendy memang tidak dapat di rem, apalagi bila ia sudah nyaman dengan seseorang.

Pertanyaan itu membuat Lethian yang sedang memakan nasi langsung tersedak, dan hampir membuatnya memuntahkan semua makanan yang sudah ia telan.

"Sudah" Jawab Malvin.

Apalah daya Lethian saat ini, harga dirinya di ombang—ambing oleh ibu dan anak yang satu ini.

"Apa kamu bisa menyeimbangkan stamina Malvin denganmu, Thian?! " Tanya Wendy kaget.

Sial, pertanyaan yang begitu memalukan, benar benar tidak dapat Lethian jawab secara langsung.
Wajah kecil Lethian sontak memerah padam, mendengar pertanyaan demi pertanyaan tentang pengalaman pertamanya bersama Malvin.

"Dia pingsan, hampir 4 kali"

"Itu bukan Lethian nya yang lemah, kamu nya aja yang ganas"

Tuhan, bisakah kedua anak dan ibu ini berhenti membicarakan hal yang begitu memalukan di meja makan.

Lethian sekarang benar-benar berharap, bahwa sang ayah mertua dapat menghentikan percakapan memalukan yang dilakukan oleh istri dan anaknya itu.

"Malam ini, ibu dan ayah akan menginap, kalian harus membuat dede bayi ya~"

Sial, berulang kali sudah Wendy membuat Lethian tersedak oleh makanannya, untung saja ia masih bisa mengendalikan makanan yang terus membuatnya tersedak.

"Bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan??! " Batin Lethian berteriak dengan kencang, rasanya tidur di peluk oleh Malvin saja mengerikan, apalagi ia harus merasakan sakit di tubuhnya untuk kedua kalinya?

Malvin tersenyum, sepertinya kemenangan berpihak pada dirinya saat ini, nafsu yang sudah ia tahan selama berhari hari akhirnya bisa ia lepaskan begitu saja bukan?

Lethian segera menarik lengan Malvin dengan kencang, membawanya ke kamar dan segera menutup pintu kamar dengan rapat.

KelidanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang