Extra Part

18.8K 822 30
                                    

Rayi memarkirkan mobilnya di samping sebuah mobil SUV berwarna hitam yang sangat ia ketahui jika itu adalah milik sang Ayah. Memang Ayahnya itu sedang mendapat jatah libur dan tadi siang sempat mengirimkan pesan jika sore ini akan datang ke rumah untuk berkunjung.

Sambil bersiul pelan Rayi melangkah masuk ke dalam rumahnya, tapi di ambang pintu utama rumah yang terbuka lebar ia dibuat terdiam ketika melihat sang Bunda menangis dan ada juga sang Ayah yang terlihat sedang mencoba menenangkan Bundanya itu.

"Bunda kenapa?" Tanya Rayi, dengan langkah lebar menghampiri sang Bunda. Dari nada suaranya Rayi tak bisa menyembunyikan jika saat ini ia sangat khawatir dengan keadaan sang Bunda. Rayi melirik pada sang Ayah, ia mulai berpikir macam-macam kepada Ayahnya itu.

Rayi mengambil duduk tepat di samping tubuh sang Bunda, langsung saja ia bawa tubuh wanita nomor satu di hidupnya itu masuk ke dalam dekapannya yang langsung Bundanya balas tak kalah eratnya dengan tangisan yang semakin kencang terdengar. Rayi memilih tak bertanya, ia membiarkan Bundanya itu puas dengan tangisnya. Tangannya kini bergerak mengelus punggung Bundanya itu penuh kasih sayang.

Lewat tatapan matanya Rayi mencoba bertanya pada sang Ayah apa yang terjadi, tapi Ayahnya itu hanya membalas dengan senyuman masam yang tak Rayi mengerti apa maksudnya.

"Maafin Bunda ya, Nak" gumam Rena disela isakkannya, dengan wajah banjir air mata ia mendongkak untuk melihat langsung wajah putra pertamanya itu. Salah satu laki-laki hebat dalam hidupnya.

"Ada apa, Bun?" Tanya Rayi lagi, dengan penuh kelembutan Rayi menyingkirkan rambut yang menutupi wajah cantik Bundanya.

"Maaf, Ayah enggak sengaja bilang sama Bunda rahasia kamu" jelas Radi setelah sejak tadi hanya diam. Tapi Rayi masih belum mengerti apa maksud dari ucapan Ayahnya itu, rahasia apa?

"Rahasia kamu malam itu" Radi memperjelas yang membuat dekapan Rayi di tubuh sang Bunda semakin erat, mendengar kalimat 'malam itu' Rayi bisa langsung menangkap apa maksud Ayahnya.

Radi sendiri memilih bangkit berdiri ia ingin memberikan waktu untuk pasangan Ibu dan anak itu berbicara.

"Ayah pamit, besok Ayah tunggu di rumah" ucap Radi, tangannya bergerak menepuk bahu Rayi juga mengelus sekilas puncak kepala Rena. Setelahnya ia memilih melangkah pergi.

"Maaf, sayang. Maafin Bunda ya, nak" ucap Rena dengan air mata yang masih belum berhenti mengalir.

Rena baru mengetahui satu fakta menyakitkan yang membuatnya merasa gagal menjadi Ibu untuk putranya.

Rena sadar diri jika yang menjadi korban karena perceraiannya dan Radi dulu adalah Rayi. Putranya yang saat itu baru berumur 7 tahun harus bisa mengerti dengan situasi yang ada jika kedua orang tuanya tak lagi bersama. Meskipun setelah perpisahan itu hubungan Rena dan Radi masih baik-baik saja bahkan mereka semakin kompak menjaga dan menemani tumbuh kembang Rayi agar putra mereka itu tak harus merasakan kekurangan kasih sayang dari kedua orang tuanya, Rena tahu jika Rayi sangat menginginkan ia dan Radi kembali bersama. Tapi, Rena juga tahu betul jika Rayi akhinya bisa menerima perceraian itu.

Namun, yang tak pernah Rena sangka setelah pernikahannya dan Revan terjadi, ternyata Rayi pernah memohon dan bersujud kepada Radi untuk mereka kembali bersamanya. Putranya itu sangat ingin melihat kedua orang tuanya bersatu. Rayi bahkan sempat bertengkar hebat dengan Radi karena Ayahnya itu tak bisa mewujudkan keinginannya. Dan setelah sekian tahun Rena baru mengetahui itu semua sekarang. Rena merasa gagal menjadi seorang Ibu, karena keegoisannya ia mengabaikan kebahagiaan sang putra.

"Itu udah lewat, Bun. Bunda harus percaya kalo sekarang aku sangat bahagia punya kalian semua di hidup aku" ujar Rayi, berbicara jujur apa adanya.

Sebagai seorang anak tentu saja ia sangat ingin melihat kedua orang tuanya kembali bersama tapi Rayi juga sadar betul jika tak semua hal bisa berjalan sesuai keinginannya. Mungkin ini memang jalan yang terbaik untuknya dan juga kedua orang tuanya.

"Jangan salahin diri Bunda, jangan buat aku merasa bersalah karena sudah buat Bunda sedih" ucap Rayi. Ia sudah dewasa, meski tak diceritakan secara langsung Rayi sudah tahu sendiri bagaimana perjalanan hidup Bundanya ini.

"Aku bahagia punya Ayah, Bunda dan Papa yang sangat sayang sama aku" ujar Rayi, tak lupa senyum terbaiknya.

"Maafin Bunda ya, Nak" ucap Rena, dengan suara bergetar. Untuk saat ini hanya itu yang bisa ia ucapkan.

"Aku maafin Bunda, asal aku mau Bunda janji untuk berhenti bahas ini" ucap Rayi yang malah membuat tangis Rena kembali terdengar kencang.

"Jangan sampe Papa tau ya, Bun" pinta Rayi, ia hanya ingin menghormati Papanya. Lagipula ia juga sudah menerima senuanya. Memiliki 3 adik dan satu Papa sambung yang sangat baik juga perhatian kepadanya.

Rayi sadar jika kedua orang tuanya kandungnya memang tidak berjodoh, mereka kini memiliki jalan kehidupan masing-masing. Rayi malah berharap Ayahnya juga bisa segera mendapatkan perempuan lain yang bisa dijadikan pasangan hidupnya.

"Kamarin Ayah bilang mau kenalin pacar barunya sama aku, Bun" ujar Rayi, sengaja mengalihkan pembicaraan mereka.

Rena hanya mengangguk, tadi juga ia dan Radi sedang membicarakan perihal itu ketika tak sengaja pria itu mengucapkan sebuah kejadian yang tak pernah Rena ketahui sebelumnya.

"Kayanya aku mau dapet Ibu baru" ujar Rayi.

"Gagal deh aku kuasain harta Ayah" ucap Rayi, diakhiri kerlingan mata juga kekehanya yang membuat Rena melayangkan pukulan pelan di bahu putranya itu tapi tak ayal ia ikut terkekeh pelan mendengar tawa yang Rayi keluarkan.

Rayi putranya yang tengil, anak pertamanya, saksi dan juga penyemangat hidupnya kini sudah tumbuh menjadi laki-laki dewasa yang sangat pengertian kepadanya.

"Jangan nangis lagi ya, Bun. Satu-satunya hal yang buat aku sakit itu liat Bunda nangis sedih kaya tadi" ucap Rayi yang hanya Rena balas anggukan pelan. Tapi meskipun putranya itu sudah memberikan kalimat penenang, tak serta merta membuat rasa bersalah yang Rena rasakan hilang begitu saja.

"Bunda..." Rayi dan Rena kompak menoleh ketika mendengar suara Kevan. Bocah laki-laki itu berlari mendahului Revan dan Lea yang berjalan saling bergandengan tangan.

Revan memang Rena tugaskan untuk menjemput Lea dan Kevan yang ada di rumah Kakek Nenek mereka. Itu yang membuat Revan hari ini telat datang ke rumah.

"Kamu nangis, Bun?" Tanya Revan yang baru menyadari mata istrinya tampak memerah juga masih terlihat jejak basah bekas air mata disana.

"Biasa udah tua makin cengeng!" Ucap Rayi diselingi ejekkannya yang membuat Rena menepuk dada putranya itu pelan.

"Ayah mau kenalin pacar barunya, Bunda cemburu, Pa" adu Rayi yang kali ini mengundang protesan tak terima dari Rena.

"Bener itu, Bun?" Tanya Revan, memastikan. Sebelumnya Radi memang sempat mengiriminya pesan jika pria itu akan ke rumah dan meminta izin berbicara dengan Rena, apakah itu yang Radi bicarakan dengan istrinya.

"Bohong, Mas. Anak ini dipercaya" ucap Rena, menjawil pelan telinga putranya.

"Mas Radi emang bilang ada rencana mau menikah dalam waktu dekat, besok dia mau kenalin calon istrinya sama Rayi" jelas Rena.

"Terus Bunda nangis karena Ayah mau nikah lagi" tambah Rayi yang mengundang tatapan tajam Rena.

"Beneran, Bun?"

"Kamu percaya, Mas?" Tanya Rena yang langsung Revan balas dengan gelengan kepala.

"Enggak sih, kan cinta kamu udah mentok di aku sekarang" ucap Revan, mengecup pipi Rena sekilas. Revan tahu pasti ada yang disembunyikan istrinya itu, akan ia tanyakan kembali nanti apa yang membuat istrinya itu menangis.

Revan memilih berpamitan pergi ke dapur bersama Lea dan Kevan untuk memberikan es krim yang sebelumnya sudah ia janjikan kepada kedua anaknya itu.

Rayi juga berdiri dari duduknya. Ia mengulurkan tangan kanannya kepada sang Bunda yang langsung Bundanya itu raih. Sambil berangkulan Rayi ajak Bundanya itu untuk menyusul Papa dan juga adik-adiknya pergi ke dapur.

"Jangan khawatir, aku berani sumpah kalo aku sangat bahagia dengan hidup aku yang sekarang!"

****

Secuil lagi kisah Rayi.

Ada satu lagi extra part tapi mami upload di Karyakarsa yaa. Yg mau baca silakan cari akun @mamicica atau bisa klik link yang ada di profil

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 08, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Once Upon A Time [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang