Bab 28

16.7K 891 21
                                    


Sesuai kesepakatan sebelumnya, malam ini Revan mengajak istri beserta ketiga anaknya menginap di tempat mertuanya. Jika biasanya setiap datang berkunjung ataupun menginap disana mereka hanya perlu membawa badan, berbeda dengan sekarang. Karena memiliki anak bayi, Rena harus benar-benar menyiapkan barang-barang untuk keperluan bayinya nanti.

Turun dari mobil Revan mengeluarkan 2 yang isinya hanya barang-barang putri kecilnya.
Karena sebelumnya Rena sudah memberitahu perihal rencana menginap kepada orangtuanya, sampai di tempat kedua orangtua Rena sudah menyambut kedatangan mereka.

Arini dengan sigap membawa cucu paling kecilnya masuk dalam gendongannya sambil mempersilakan anak, menantu dan cucunya masuk. Jika yang lain melipir pergi ke ruang keluarga, Rena mengajak Baby pergi ke ruang makan. Tadi di jalan mereka sempat membeli makanan untuk makan malam.

"Tante?"

"Hm?" Rena hanya membalas dengan gumaman tidak jelas atas panggilan Baby. Tangannya masih bekerja memindahkan makanan yang tadi mereka beli ke atas piring.

"Mas Rayi udah enggak panggil Papa Om lagi" ujar Baby.

"Kamu mau panggil Tante Bunda juga?" Tanya Rena, kali ini mengalihkan pandangannya pada Baby yang berdiri tepat disampingnya.

"Emang boleh?"

"Ya boleh, dong" balas Rena tak lupa senyumanya. Tangan Rena terulur, meraih bahu Baby agar merapat padanya.

"Selama ini Bunda enggak pernah minta kamu untuk panggil itu karena Bunda coba pahami perasaan kamu. Sebelumnya kita hanya orang asing, pernikahan Bunda dan Papa kamu juga serba mendadak pasti rasanya aneh ada orang yang sama sekali belum kamu kenal tapi paksa kamu untuk panggil Bunda" ujar Rena, yang hanya Baby balas anggukan pelan.

"Makasih ya, berkat Bunda sekarang Papa jauh lebih perhatian sama aku. Berkat Bunda juga akhirnya aku bisa rasain rasanya punya keluarga yang utuh" ucap Baby, ia yang awalnya paling menentang pernikahan Papa dan Bundanya itu, malah kini berbalik merasa yang paling bersyukur karena Papanya ternyata tak salah memilih perempuan untuk dijadikan istri dan Ibu sambung untuknya.

Sekarang keluarga yang dulu selalu diidam-idamkan akhirnya Baby miliki. Bukan hanya dua orangtua, Baby juga bisa merasakan memiliki Kakak laki-laki yang bisa ia andalkan, adik bayi yang sejak dulu ia inginkan, Kakek dan Nenek yang menyayanginya dengan tulus meski ia hanyalah cucu sambung, dan para sepupu dari pihak Bundanya yang asik dijadikan teman main dan mengobrol.

"Iya, sayang. Terimakasih juga sudah mau terima Bunda. Kamu enggak usah khawatir Bunda enggak akan rebut posisi Mama kamu di hidup kamu, Bunda ada supaya kamu juga bisa rasakan kasih sayang yang nyata dari seorang Ibu" ujar Rena.

Mata Baby sudah berkaca-kaca, langsung saja ia melingkarkan erat kedua tangannya di pinggan Rena yang Rena balas tak kalah eratnya.

"Panggil yang lain, bilang makanannya udah siap" perintah Rena sesaat setelah pelukan mereka terlepas.

"Iya, Bun"

****

Selagi Rena di kamar menidurkan Lea, Revan memilih pergi ke kamar mertuanya. Revan mengetuk pintu kamar dihadapannya perlahan sampai tak lama pintu tersebut terbuka dari dalam oleh sang Ayah mertua.

"Ada apa, Van?" Tanya Rama, menatap penuh tanya pada sang menantu yang kini berdiri tepat dihadapannya.

"Aku mau bicara sama Mama dan Papa"

"Mamamu tadi ngeluh pusing, di dalam kamar aja ya bicaranya" ajak Rama yang langsung Revan angguki.

Revan mengikuti langkah Rama dari belakang menuju ranjang tempat Arini kini berbaring. Meski terlihat keheranan, bisa Revan lihat jika Ibu mertuanya itu menyambutnya dengan senyuman.

Once Upon A Time [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang