Bab 37

11.2K 748 30
                                    


Ketika diberitahu oleh sang Bunda jika Papanya sudah ada diperjalanan menuju ke rumah, Lea langsung mengajak Bundanya itu untuk menunggu sang Papa di teras rumah. Meski pun rasanya sangat malas, Rena turuti saja permintaan Lea karena jika tidak putri bungsunya itu pasti akan tantrum. Kini Rena duduk di kursi teras sambil menunggu Revan tiba bersama Lea dan Ale, kucing orange milik putrinya, keduanya duduk di atas pangkuannya.

Sampai tak menunggu lama terlihat gerbang rumah terbuka, bersamaan dengan itu masuklah mobil yang tadi dikendarai supir untuk menjemput Revan. Melihat itu dengan semangat Lea melompat turun dari pangkuan sang Bunda kemudian dengan kaki telanjang berlarian menghampiri Papanya.

"Papa!" Lea berteriak kegirangan saat akhirnya bisa kembali melihat wajah yang sudah dirindukannya.

Revan yang baru keluar dari mobil langsung membawa langkahnya menghampiri putrinya itu, ia menyambut rentangan tangan yang Lea lakukan dengan membawa tubuh putri bungsunya itu masuk dalam gendongannya kemudian dengan gemas ia kecupi wajah bundar Lea membuat gadis kecilnya itu tertawa kegelian.

"Adek sudah sembuh?" Tanya Revan, tangannya terulur untuk menyentuh wajah serta leher Lea untuk memastikan suhu tubuh putrinya itu.

"Sudah Papa" balas Lea, gadis kecil itu kini sedang melingkarkan tangannya di leher sang Papa.

Sekali lagi Revan kecup pipi tembam putrinya, setelah itu ia berjalan menghampiri Rena yang masih duduk diam di tempatnya. Namun, Revan melihat ada yang aneh dari istrinya yang malah memberikan wajah masam kepadanya, bahkan Rena memutar bola matanya terlihat enggan untuk menatapnya.

"Kenapa, Bun?" Tanya Revan yang hanya Rena balas gelengan kepala. Setelahnya Rena bangkit dan tanpa kata memilih masuk ke dalam rumah.

Melihat itu tentu Revan merasa aneh.
Masih sambil dengan membawa Lea dalam gendongannya, Revan mengikuti langkah istrinya itu dari belakang hingga sampai di dalam kamar mereka.

"Ada apa?" Tanya Revan lagi, menahan tangan Rena yang akan masuk ke dalam kamar mandi. Namun, Rena malah menyentak tangannya itu kasar kemudian tanpa memperdulikannya wanita itu masuk ke dalam kamar mandi diiringi sedikit bantingan pintu.

Revan sempat menggaruk tengkuknya heran, tak mengerti dengan istrinya saat ini. Revan yakin ada yang tidak beres. Apakah ia sudah membuat kesalahan yang tak dirinya sadari?

Revan memilih mengajak Lea kembali ke bawah, disana sudah banyak kantung belanjaan yang sengaja ia beli untuk keluarganya. Revan duduk di sofa kemudian meraih satu kantung berukuran besar yang mana di dalamnya terdapat mainan untuk Lea, putrinya.

Meski kini sedang dibuat pusing dengan keanehan istrinya, Revan masih bisa tersenyum melihat Lea yang tampak berbinar kesenangan menerima mainannya.

"Papa juga belikan baju kembar untuk Adek dan Ale" ujar Revan, meraih paper bag lainnya kemudian ia keluarkan isinya untuk Lea, kali ini saking bahagianya Lea sampai melompat-lompat kesenangan. Melihat itu Revan ikut tertawa, apalagi ketika Lea memberondongnya dengan banyak ciuman sebagai tanda terimakasih.

"Terimakasih, Papa"

"Sama-sama, sayang"

"Adek main sendiri dulu ya, Papa mandi dulu sebentar" ucap Revan yang Lea balas anggukan kepala.

"Iya, Papa"

Selagi Lea sibuk dengan mainannya Revan berpamitan pada putrinya itu dengan alasan membersihkan diri. Revan harus berbicara kepada Rena apa yang membuat istrinya itu terlihat marah kepadanya, dan Revan tak mau sampai Lea melihat kemarahan yang Rena berikan kepadanya. Setelah menastikan putrinya itu aman ia tinggal Revan kembali melangkah menaiki tangga lantai dua menuju kamarnya.

Once Upon A Time [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang