Bab 27

18.6K 1K 42
                                    


Hari ini Revan membebaskan Rena pergi hanya berdua bersama Baby, terserah apa saja yang akan dilakukan kedua perempuan itu hingga sore nanti. Lea sendiri aman di rumah bersamanya dan juga Rayi. Revan sengaja melarang Rayi ikut bersama Rena dan Baby dengan alasan girls time, padahal agar ia punya teman di rumah untuk menjaga Lea.

"Kapan wisuda kamu?" Tanya Revan, pada Rayi yang asik bermain game konsol sendirian. Revan sendiri kini sedang memegangi botol berisi ASI yang Lea hisap dengan kuatnya, sebelum pergi Rena memang sempatkan pumping untuk stok ASI Lea.

"Bulan depan" balas Rayi, "Handphone baru ya Om hadiahnya" tambahnya, disertai kekehan pelan.

"Enggak mau mobil?" Tanya Revan.

"Mau, tapi nanti Bunda marah" ujar Rayi, sudah bisa dibayangkan bagaimana ocehan Bundanya yang tak akan cukup hanya satu hari bila itu terjadi.

Selanjutnya hanya terdengar seruan-seruan Rayi yang masih asik dengan gamenya. Sampai tak lama pria itu menyudahi permainannya dan memilih bergabung bersama Revan duduk di sofa. Dengan gemas Rayi menggelitik kaki Lea yang terbalut kaus kaki lucu membuat adik kecilnya itu menggeliat pelan.

Saat matanya tak sengaja bertatapan dengan Revan, Rayi mengangkat sebelah alisnya merasa heran dengan tatapan tak biasa yang Ayah sambungnya itu berikan.

"Kenapa?" Tanya Rayi, melihat tatapan aneh yang Revan berikan padanya.

"Kapan panggilannya mau diubah?" Tanya Revan yang masih belum sepenuhnya Rayi mengerti.

"Panggilan apa?" Rayi kembali bertanya.

"Udah setahun nikah sama Bunda kamu tapi kamu masih panggil Om" ucap Revan yang kali ini langsung Rayi pahami.

"Emang harus, ya?"

"Kamu udah punya adik, apa enggak aneh nanti Lea denger Kakaknya panggil Papanya sendiri Om"

"Jadi ikutan panggil Papa, gitu?" Tanya Rayi yang Revan balas anggukan kepala.

"Kenapa? Mau izin dulu sama Ayah kamu?"

"Udah pernah bahas hal itu sih sama Ayah" ucap Rayi.

"Ya udah dari sekarang mulai biasain panggil Papa, masa selamanya kamu mau terus panggil Om" ujar Revan.

"Emang Om serius sama Bunda?" Tanya Rayi, dengan wajah seriusnya. Sebab sejak awal tentu ia tahu pernikahan keduanya terjadi karena syarat yang Revan beri pada sang Bunda agar dirinya bisa bebas dari penjara.

"Kalo enggak serius kenapa juga dinikahin" balas Revan, memang diawal ia sendiri tak yakin dengan kelangsungan hubungannya dan Rena, tapi kini Revan berani berkata dengan lantang kini seutuhnya ia menginginkan Rena. Revan mencintai wanita yang dulu sempat ia sia-siakan itu.

"Aku akan coba"

"Tapi, aku mohon jangan sakiti lagi Bunda" pinta Rayi.

"Pasti!" Balas Revan, penuh keyakinan. Tanpa diminta pasti semua itu akan ia lakukan.

Sedangkan di tempat lain tepatnya di salah satu store pakaian yang ada di dalam sebuah mall, Rena dan Baby sedang asik mencari barang yang mereka inginkan. Tadi, setelah membelikan sebuah dompet untuk Revan, Rena langsung mengajak Baby masuk ke dalam toko pakaian.

Dan kini Rena sedang kalap, melihat banyaknya baju-baju lucu anak perempuan membuat Rena lupa diri. Membayangkan jika baju-baju itu dipakai Lea, pasti akan membuat putri kecilnya semakin terlihat menggemaskan. Meski sudah menahan diri untuk tak membelinya terlalu banyak karena di rumah juga masih banyak baju-baju Lea yang belum sempat terpakai, pada akhirnya Rena kalap juga. Bahkan ada beberapa dress cantik yang seharusnya untuk ukuran anak 3 tahun tetap Rena beli, padahal Lea baru saja berusia 1 bulan. Daripada nanti menyesal ia lebih baik membelinya, lagipula dress tersebut bisa ia simpan untuk nanti.

Once Upon A Time [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang