Aku tak ingin menjadi yang satu-satunya gila.
Apa yang lain sempat tersadar dengan kejahilan semesta?
Kalau kita punya nama yang akan terletak di papan nisan
Yang tergelatak dengan tulang dan darah yang mengering
Tapi, kemana jiwa kita akan pergi?
Aku penasaran
Masihkah akan ku ingat tentang kehidupan ini?
Karena aku sudah terlanjur mesra dengan keduniawian.
YOU ARE READING
Dengan Semesta Yang Mestinya Tanpa Aku
PoetryBook II dari 'Mati Lebih Lama, Hidup Selamanya' Rangkaian puisi dari isi hati Diantara aku dan dunia Tempat selayaknya berada, meski hanya sekedar singgah Dan aku ingin mati lebih lama, Juga hidup selamanya.