Aku tersanjung,
Kau berbalas tersenyum,
Meski aku tak tahu apa maksudnya itu.
Aku tersanjung,
Dengan kau yang duduk dibawah lampu itu,
Memeluk bantal yang bahkan punyanya restoran,
Kau berkeluh tak bertenaga,
Dan aku masih tetap suka.
Saat malam semakin memamerkan bulan, aku punya satu siasat.
Berpikir agar kau mengajakku pulang bersama,
Meski kenyataannya kita hanya berpisah lewat taman belakang,
Dan aku kelabakan,
Pulang dengan sendirian dan membawa bingkisan air mata.
YOU ARE READING
Dengan Semesta Yang Mestinya Tanpa Aku
PoetryBook II dari 'Mati Lebih Lama, Hidup Selamanya' Rangkaian puisi dari isi hati Diantara aku dan dunia Tempat selayaknya berada, meski hanya sekedar singgah Dan aku ingin mati lebih lama, Juga hidup selamanya.