Ribuan kata yang kubuat indah,
Dengan hanya memikirkan wajahmu yang lekat di kepala,
Maaf karena aku terbiasa hanya menerka,
Tak bisa menerangkan dengan mudah,
Perasaan milik seorang perempuan putus asa,
Yang mencari cinta sebagai pengalihan dari suasana duka,
Maaf karena tak bisa lebih lama,
Untuk sekedar kita yang tertegur sapa,
Tapi, lihatlah bintang yang tertawa jenaka,
Saat kita sempat menghabiskan malam dengan saling memikirkan,
Aku berpaku lemah di balik jendela,
Karena tak apa belum bisa melupa,
Dan tak apa masih menyuka.
YOU ARE READING
Dengan Semesta Yang Mestinya Tanpa Aku
PoetryBook II dari 'Mati Lebih Lama, Hidup Selamanya' Rangkaian puisi dari isi hati Diantara aku dan dunia Tempat selayaknya berada, meski hanya sekedar singgah Dan aku ingin mati lebih lama, Juga hidup selamanya.