Apa yang terjadi, mungkin terlihat sia-sia
Meski bekas air mata masih mengering di sudut kaca
Mereka mungkin berpikir tentang risaunya kepada yang berbeda
Aku merisaukan yang ada dalam jiwa
Tak peduli bagaimana mereka tertawa
Aku masih di tengahnya, berpura-pura tak mendengar suara
Menganggap diriku sebagai lemah yang ditindas
Tapi, lagi, aku datang ketika mereka memelas
Membantu dengan iba karena aku tak banyak bicara, tapi lebih suka bertindak
Waktu akan menjawab perkara
Sebagaimana malam ini akan menenggelamkan memori tentangnya yang pernah menyakiti seorang manusia
Aku maafkan semua.
YOU ARE READING
Dengan Semesta Yang Mestinya Tanpa Aku
PoetryBook II dari 'Mati Lebih Lama, Hidup Selamanya' Rangkaian puisi dari isi hati Diantara aku dan dunia Tempat selayaknya berada, meski hanya sekedar singgah Dan aku ingin mati lebih lama, Juga hidup selamanya.