Aku memang perempuan pendiam,
Dengan pena sebagai teman,
Kita berbelah dalam kata,
Kau berbicara semaunya,
Aku tak memberi satu suara,
Dengan percakapan yang tak bisa tersampaikan,
Kau yang memberi sikap,
Aku yang hanya menatap.
Senada kita dalam ketidaksamaanya.
YOU ARE READING
Dengan Semesta Yang Mestinya Tanpa Aku
PoetryBook II dari 'Mati Lebih Lama, Hidup Selamanya' Rangkaian puisi dari isi hati Diantara aku dan dunia Tempat selayaknya berada, meski hanya sekedar singgah Dan aku ingin mati lebih lama, Juga hidup selamanya.
Diam
Aku memang perempuan pendiam,
Dengan pena sebagai teman,
Kita berbelah dalam kata,
Kau berbicara semaunya,
Aku tak memberi satu suara,
Dengan percakapan yang tak bisa tersampaikan,
Kau yang memberi sikap,
Aku yang hanya menatap.
Senada kita dalam ketidaksamaanya.