Waktu berlalu sebagaimana perasaan meragu,
Mempertanyakan perihal yang jelas dengan ketiadaan,
Bukan seorang, tetapi beberapa yang pernah disuka,
Berada dalam dada yang mendebar, dan pikiran yang terus berkenala,
Berharap jika bintang jatuh pada saatnya dengan satu pinta yang terkabul,
Lantaran sepi yang membawa dingin di setiap jemari, yang hanya bisa tuk terus menelusuri jarak antar kosakata,
Yang payahnya, masih berada di tepian
Tempat awal masalah yang belum kunjung selesai
Yang belum pernah datang dan pamit dengan selamat tinggal
Kita dengan cinta, berada diantaranya.
YOU ARE READING
Dengan Semesta Yang Mestinya Tanpa Aku
PoetryBook II dari 'Mati Lebih Lama, Hidup Selamanya' Rangkaian puisi dari isi hati Diantara aku dan dunia Tempat selayaknya berada, meski hanya sekedar singgah Dan aku ingin mati lebih lama, Juga hidup selamanya.