24. Hidden Grudge

13 1 0
                                    

Vivian, Nara, dan juga Jessi masih berada didalam tenda saat ini seperti sebelumnya. Mereka saling berbagi cerita betapa sulitnya mengumpulkam tanda tangan sebanyak itu dalam waktu 3 hari.

Bedanya adalah, bukan hanya mereka bertiga yang ada disana, melainkan ada Eva, Hana, dan beberapa anak perempuan lainnya yang baru saja selesai mandi. Salah satu dari mereka berkata.

"Ck! Percuma saja aku mengemis tanda tangan kepada senior waktu itu, aku bahkan rela mencuci kendarannya hanya untuk 5 tanda tangan! Jika tau hal seperti ini akan terjadi, aku tidak akan sudi melakukannya."

"Iya kau benar. Padahal aku sudah dapat 150 tanda tangan, tapi buku tugas milikku tetap di sobek. Mereka bahkan menyiram ku dengan air keruh yang sangat bau. Astagaa apa bau busuk ini akan bisa hilang?"

"Mereka sudah keterlaluan! Kita harus memviralkan ini!"

"Apa kau lupa? Mereka menyita ponsel semua orang. Katanya akan dikembalikan jika ospek sudah selesai."

"Sial, kapan kegiatan ini akan berakhir? Aku sangat ingin pulang..."

Vivian, Nara dan Jessi saling bertukar pandang. Apa yang anak-anak itu keluhkan, sejujurnya mereka bertiga jug merasakan hal yang sama. Mereka bertahan hanya karena 1 alasan. Sertifikat.

Lalu tiba-tiba seseorang menyembulkan kepalanya dari luar tenda mereka.

"Hei, boleh aku masuk?"

Semua orang sontak menoleh. Seorang gadis berambut cokelat panjang berdiri diambang pintu tenda.

"Kak Laura?!"

"Aku boleh masuk tidak?"

Mereka saling bertukar pandang satu sama lain. Bisa mati mereka jika Laura mendengar apa yang mereka katakan tadi. Karena tidak ada menjawab, Vivian beriniatif untuk menjawabnya sendiri.

"B-boleh kak."

"Terimakasih."

Laura mendudukan dirinya diantara Vivian dan Nara. Suasana tegang menyelimuti seisi tenda.

Sedang apa Laura disini? Apa mereka melakukan kesalahan?

Beberapa anak dengan sengaja kabur berdalih ingin pergi ke toilet, sementara beberapa anak lain yang hendak masuk, langsung berputar arah ketika melihat Laura didalam tenda mereka.

"A-aku ingin pergi ke toilet. Pemisi k-kak."

"Em aku..a-aku juga kebelet! Maaf, permisi."

Hingga hanya tersisa beberapa anak saja didalam sana. Laura berkata.

"Kenapa kalian tegang begitu? Ah baiklah, aku akan pergi saja." Laura hendak bangkit namun Vivian dan Nara dengan cepat menahannya.

"Jangan kak!"

Tidak tidak, mereka tidak bermaksud untuk mendiami Laura. Hanya saja mereka tidak tau harus memulai percakapan dengan apa. Ini terlalu canggung bagi mereka.

"Maaf, kami tidak bermasud seperti itu." Kata Vivian. Sementara Nara dan Jessi mengangguk menyetujui ucapan Vivian.

"Hahaha tenang saja, aku juga bercanda. Aku hanya ingin mengobrol dengan kalian. Apa kalian semua sudah mandi?"

Nara yang pertama kali menjawab. Gadis itu mengangguk penuh antusias.

"Sudah kak!"

"Oh? Kau Nara kan? Bagaimana keadaan rambut mu?" Tanya Laura.

Bukan tanpa alasan Laura bertanya seperti itu. Sebab tadi, kelompok Nara berada di barisan paling depan, membuat mereka paling banyak tersiram air keruh.

HAZARD Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang