27. Hug Me

25 2 0
                                    

Setelah insiden kebakaran itu, Julian memutuskan untuk memulangkan semua orang, sebab banyak orang tua murid yang berkumpul didepan gerbang karena merasa cemas dengan anak mereka setelah berita kebakaran tersiar hampir di semua stasiun televisi.

Massa yang berkumpul di depan gerbang menerobos masuk hingga lapangan belakang. Beruntung beberapa anggota polisi dengan sigap berjaga disekitar garis polisi.

Banner berisi ucapaan kekecewaan dan kekesalan terhadap pihak kampus ada dimana-mana. Orang tua para murid membawanya dari rumah. Para reporter bergerak cepat untuk meliput aksi demo dadakan itu.

"Apa-apaan ini? Kami membayar mahal untuk menyekolahkan anak kami disini. Kenapa hal seperti ini bisa terjadi? Dimana semua orang dewasa saat kebakaran itu terjadi?"

"Ku dengar tidak ada orang dewasa selama ospek 3 hari. Mereka lepas tangan untuk hazard."

"Jika tau begini aku tidak akan memasukkan putri ku kesini!"

"Barang-barang putriku semuanya hangus terbakar! Apa kalian tau betapa mahalnya harga barang itu?"

"Mereka benar-benar tidak bisa dipercaya untuk menjaga anak-anak kita. Sesuatu yang buruk pasti akan terjadi lagi dimasa depan, aku yakin itu!"

"Putra ku bahkan tidak berhenti menangis. Dia bilang mereka mengguyurnya dengan air selokan! Bukankah itu keterlaluan?!"

"Ya ampun! Air selokan? Apa itu benar?"

"Setidaknya berikan kami kompensasi! Anakku mengalami trauma karena kejadian hari ini."

"Iya betul itu. Berikan kami uang kompensasi!"

Tanpa menolehkan kepalanya pun Alexa tau jika saat ini Julian menatapnya dengan tatapan penuh amarah. Namun Alexa tetaplah Alexa, pria itu tetap diam tak mengeluarkan suara sedikitpun hingga akhirnya Julian menanggapi amarah massa.

"Saya selaku Ketua Dewan Kemahasiswaan benar-benar meminta maaf untuk apa yang terjadi hari ini. Barang-barang milik mahasiswa baru yang terbakar, akan kami ganti sepenuhnya. Sekali lagi kami mohon maaf, dan selamat malam untuk semua orang. Semoga anda selamat sampai rumah!"

Julian, di ikuti semua anggota hazard menunduk sopan ketika satu per satu anak mulai meninggalkan kampus lengkap dengan barang bawaan mereka yang bisa di selamatkan.

Bella berjalan dengan langkah santai dengan membawa boneka teddy di pelukannya. Ibu dan Ayah Bella yang menunggu didekat mobil segera menyambut kedatangan putri mereka dengan wajah cemas.

"Putri ku, Bella sayang. Apa kau terluka nak? Apa mereka menyakiti mu? Astagaa pipi mu menjadi kurus." Ibu Bella membolak-balikan tubuh Bella untuk memastikan putri mereka tidak terluka.

Namun, bukannya menenangkan orang tuanya, Bella justru menghempaskan tangan Ibunya dengan kasar.

"Haishh aku baik-baik saja! Jauhkan tangan mu dariku!"

Merasa tidak terima istrinya di perlakukan seperti itu, ayah Bella yang masih memakai setelan jas hitam-putih segera menegur anaknya dengan keras.

"Bella! Jaga ucapan mu!"

"Sayang, sudah... Tidak apa-apa. Bella pasti kelalahan, bagaiman jika kita pulang sekarang?"

"Cih!" Gadis berpita kuning itu mendecih cukup keras, lantas masuk kedalam mobil milik ayahnya.

Sebelum pintu mobil benar-benar tertutup, Bella sempat melihat kearah Alexa dan hazard lainnya yang masih menunduk didepan sana. Tak lama, mobil itu pun melaju pergi meninggalkan kampus.

HAZARD Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang