Sementara itu di tempat lain, dua orang pria sedang mengamati keadaan sekitar dengan seksama dan penuh kehati-hatian. Keduanya sesekali akan membuka laci meja, lemari baju, lemari es, atau benda apapun untuk mencari petunjuk yang mereka cari.
"Aku tidak percaya ada manusia yang betah tinggal di tempat semenjijikan ini." Ujar Lucifer yang kini sedang melihat-lihat keadaan kamar.
Debu, sampah yang berserakan, barang-barang yang tidak tersusun rapi, serta sarang laba-laba ada dimana-mana menunjukkan betapa lamanya tempat itu tidak dihuni atau ditempati.
Pria didepannya sepertinya juga cukup terganggu oleh debu dan bau tidak sedap disana, terbukti dari lengan kanan yang ia gunakan untuk memblokir hidung dan mulutnya.
"Johny pasti kesulitan bertahan hidup selama 2 bulan ini. Dia terus bersembunyi dari kita." Kata Alexa.
"Padahal kita sudah mengirim orang untuk mencarinya setiap hari, tapi lubang hidungnya bahkan tidak terlihat dimana pun. Aku penasaran kenapa dia tiba-tiba muncul di asrama?" Lucifer berkata sambil membolak-balikan sebuah majalah usang yang ada diatas meja.
Sesekali ia menutup hidungnya dengan lengan karena debu-debu disana seolah ingin masuk ke kerongkongannya yang menyebabkannya batuk beberapa kali.
"Johny Suh sangat pandai mengelabuhi orang. Dia pasti bersembunyi di suatu tempat selama dua bulan terakhir ini sambil terus memasok sabu-sabu dan ganja ke semua mahasiswa disini. Sial, jika Pak Julian tau dia kabur, ini tidak akan baik untuk kita."
Kepala Dewan Kemahasiswaan, Pak Julian sudah meminta Alexa dan hazard lainnya selaku tangan kanannya untuk mencari pria bernama Johny Suh sejak dua bulan yang lalu.
Namun Johny seperti hilang ditelah bumi. Pria itu benar-benar sulit ditemukan. Alexa sudah berkali-kali mengutus orang untuk mencari Johny di seluruh kawasan kampus hingga asrama, namun hasilnya selalu nihil.
Alexa hanya mendapat laporan jika Johny sudah seringkali absen dikelasnya hingga pria itu berhasil mengumpulkan poin penalti.
Julian Gavi selaku Kepala Dewan Kemahasiswaan berniat untuk mengeluarkan Johny Suh dari Independent University. Selain poin penalti yang berhasil pria itu kumpulkan, Julian juga mendapat banyak laporan dari beberapa mahasiswa jika ada transaksi narkoba didalam asrama, dan itu semua berasal dari Johny.
Namun sekalipun Dewan Kemahasiswaan ingin mendepaknya keluar dari sini, mereka masih memerlukan tanda tangan Johny. Belum lagi biaya semester yang menunggak, bahkan kampus swasta yang elit seperti Independent University pun tidak ingin rugi dengan meloloskannya begitu saja.
Lucifer berpindah kesisi kiri, pria itu membuka sebuah lemari es dan mendapati 2 botol minuman kaleng ada didalam sana. Ia mengambil salah satunya.
Tidak terlalu dingin.
Itu artinya, minuman ini belum lama ada didalam sana.
"Lucifer, kemari." Mendengar namanya dipanggil Alexa, pria itu menoleh dengan cepat dan berjalan menghampirinya.
Alexa memperlihatkan sebuah kaleng soda yang ada ditangannya. Kemudian berkata. "Masih ada setengah didalamnya, Johny pasti ada disini beberapa menit yang lalu."
"Di lemari es juga ada 2 botol minuman lagi. Bandar itu pasti pernah membawa seseorang kemari sebelumnya." Lucifer menanggapi.
"Tapi siapa? Lantai 9 sudah kosong sejak sebulan yang lalu. Para penghuninya pergi untuk melakukan penelian tugas akhir mereka. Siapa yang Johny bawa kesini?" Sambungnya.
Keduanya terdiam beberapa saat. Mereka sama-sama sibuk dengan pikirannya masing-masing. Hingga akhirnya Alexa kembali berkata.
"CCTV! Kita perlu melihat CCTV!" Seru Alexa. Keduanya lantas memutuskan untuk segera berlari menuju ruang pengawasan.

KAMU SEDANG MEMBACA
HAZARD
Ficção AdolescenteMenceritakan tentang sebuah organisasi bernama 'Hazard' dan segala sesuatu yang terjadi di Independent University. "Dewan Hazard itu baik tapi juga jahat disaat yang bersamaan."