"Ma, nasgornya mana? katanya mama mau bikin nasgor?"
Tanyaku sambil melihat telor ceplok matang yang ditabur bawang merah setengah matang diatas kuningnya dengan pinggiran telur yang sedikit kering.
"Besok aja, telor ceplok dulu aja!" Jawab ibuku
"Ya udah, janji ya besok!"
Ucapku sambil membubuhkan kecap keatas nasi hangat dan saos tomat di samping telurnya. Ibuku tidak menjawab dan tetap melanjutkan mengelap sepatu ayahku sebelum berangkat kerja.
Aku pun makan dengan lahap tidak menyisakan sebutir nasi pun di piringku.
"Aku berangkat dulu ya ayah.."
Ujarku pada ayahku yang tengah mengancingkan kemeja biru muda yang ia kenakan di kamar
"Sini cium dulu anak ayah"
Goda nya sembari manyun bergegas menciumku sambil memeluk.
Ku cium tangannya dan akupun berpamitan pada ibu dan tanteku. Sepupuku belum berangkat sekolah karena dia berangkat lebih lambat dari aku diantar menggunakan sepeda motor oleh tanteku. Aku harus berangkat pukul 6 pagi karena kutempuh perjalanan ke sekolah dengan berjalan kaki. Butuh waktu 15 menit untukku sampai tiba di sekolah dengan rute yang biasa ku lalui jika berjalan santai. Memang sejak kelas 1 SD, aku biasa menggunakan becak langganan, namun mulai dari pertengahan tahun ini, aku sudah belajar dilepas sendiri ke sekolah karena jaraknya yang terbilang cukup dekat dari rumah.
Tiba saat aku berjalan melewati kios bunga yang berjejer di samping gereja besar di lingkunganku.
"Neng Leandra, mau sekolah, ya?"
Pak Ujang menyapa dengan senyumnya yang ramah, sambil menyiram tanaman mawar yang segar di kiosnya.
Aku melangkah mendekat, menatap bunga-bunga berwarna-warni itu.
"Iya, Pak, sekolah dong, Pak Ujang lagi nyiram bunga yah?"
"Iya nih, neng biar seger dong" Jawab pak ujang
Tiba-tiba, dari arah bangku kayu di sudut kios, Om bule yang sedang duduk santai menghitung uang 5 ribu dan 10 ribuan di tangannya menyapa,
"Le, sekolah? Awas pulangnya jangan ngelayap, ya!"
Aku berhenti sejenak, menatap Om Bule dengan alis sedikit terangkat, lalu merajuk,
"Ih, Om kok kayak nggak percaya aja, sih? Kan aku anak baik, nggak pernah ngelayap. Om juga ngitung uang terus, mau kemana sih?"
Om bule tertawa kecil, tetap fokus pada uang di tangannya.
"Hahaha, gitu dong! Tapi tetep, jangan bandel, ya. Ini namanya ngitung rejeki pagi nih, makanya bangun pagi tuh biar rejekinya ga dimakan anjing"
KAMU SEDANG MEMBACA
JINGGA [ON-GOING]
ActionSebuah bencana gempa bumi besar di Bandung memisahkan Leandra dan Revano, sahabat yang dipertemukan takdir sejak kecil. Bersama Kai dan Diandra, mereka menjalani persahabatan yang murni dan polos, hingga perlahan mulai memahami arti cinta. Bencana t...