Bagian 3.

224 54 4
                                    

Elzion memarkirkan mobilnya tepat di halaman rumah sakit tempat dia bekerja, senyum nya masih terpatri indah melengkung di bibir mungil nya. Dia menutup wajahnya dan terpekik sedikit sangking bahagia dengan kabar yg mana nanti dia akan menikah dengan evan. Orang yg selama ini selalu ada dalam mimpi dan angan nya yg mana evan memang pantas menjadi suaminya di masa depan, maka dia akan mewujudkan impian dia membangun rumah tangga bersama dengan pria idaman seperti evan. Dengan perasaan bahagia yg meletup-meletup dia pun turun dari mobil dan langsung berjalan kearah rumah sakit.

Sesampainya di lobby rumah sakit dia menyapa temen deket nya bukan zaleon karena mereka beda profesi melainkan Gabriel teman satu angkatan nya, Gabriel merasa heran menatap El yg masih tersenyum seperti orang bodoh.

"Kesambet setan mana kamu, El. Senyum-senyum tidak jelas" gurau Gabriel membuat El mendengus.

"Kalau temen nya lagi bahagia support kek malah diledekin."

"Bahagia seperti apa dulu nih kan aku gak tau bahagia versi kamu seperti apa."

El terkekeh "hm, nanti aja deh kalau sudah waktunya bakalan aku kasih tau kebahagiaan versi apa yg aku rasakan saat ini."

"Terserah kamu lah, el."

El hanya tertawa lalu berjalan menuju ke ruangan pasien yg mana tadi dia sudah diberi pesan untuk bertemu dengan dokter seniornya yg meminta dia buat memeriksa beberapa pasien. Sebagai perawat dia memang harus siap siaga buat melaksanakan perintah sang dokter dirumah sakit ini. Apalagi dokter senior yg perintah nya tidak bisa diabaikan.

Elzion masuk kedalam ruangan anak yg mana banyak anak yg masuk ke rumah sakit ini, El tidak paham sebenarnya mereka sakit apa. Yg jelas El harus memeriksa kan keadaan nya.

"Perawat El bisa bantu saya memeriksa beberapa anak yg sakit, sungguh hari ini anak-anak banyak yg masuk dan penyakit nya sama semua."

"Gejelanya apa, dok?"

"Muntaber. Sepertinya mereka keracunan makanan."

"Akan saya bantu, dok."

Dengan cekatan El mengambil beberapa peralatan rumah sakit yg sudah disediakan di dalam ruangan itu, dia pun segera memeriksa kan beberapa anak bahkan memasangkan alat infus ditangan mereka. Merasa prihatin melihat anak-anak yg sakit hari ini maka dia akan melakukan yg terbaik, sudah seperti seorang dokter sang perawat harus dengan teliti memeriksa kan keadaan pasien nya. Namun saat sedang fokus memeriksa kan pasien tiba-tiba perut El bergejolak serasa mau muntah. Maka dia pun menutup mulutnya dengan tangan dan berlari cepat kearah toilet kamar tersebut.

Hoek... Hoek... Hoek..

El memuntahkan semua cairan yg ada di mulutnya hanya cairan bening yg keluar, makanan yg dia makan tadi sama sekali tidak keluar. Justru dia merasa aneh dengan hal ini.

"Huft..."

Ia baru teringat kalau sedang hamil lalu dia mengelus perutnya yg masih rata dan tersenyum tipis.

"Lagi rewel anak papi ya."

Rasanya sungguh bahagia ketika mengalami siklus kehamilan seperti ini apalagi baru pertama, sulit di ungkapan dengan kata-kata yg pasti El sungguh bahagia.

"Perawat El apakah anda baik-baik saja" seru seseorang dari dalam.

"I-iya, dok. Saya baik-baik saja."

El lekas mencuci mulutnya hingga bersih lalu membukakan pintu kamar mandi itu, dia tersenyum melihat dokter gracia berdiri didepan nya dengan perasaan cemas.

"Perawat El baik-baik saja muka kamu pucat sekali" kata dokter gracia dengan perasaan khawatir.

"Saya baik-baik saja, dok. Hanya muntah biasa mungkin saya salah makan saja."

Jendral LaksamanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang