Bagian 10.

252 66 16
                                    

Usai acara pernikahan jendral dan juga elzion maka jendral membawa el ke unit apartemen nya, sebenarnya jendral merasa keberatan namun apa daya sekarang dia mempunyai tanggung jawab sebagai suami untuk el. Sementara el hanya bisa pasrah mengikuti apa mau keluarga nya, walaupun ini bukan pernikahan yg dia inginkan namun el tidak akan pernah berontak justru dia akan bersikap masa bodoh. Kalau pun dia mau pergi sudah sejak evan memutuskan membatalkan pernikahan mereka namun dia urungkan karena masih menjaga nama baik orang tuanya.

Sekarang hidup el seperti mati dan akan selalu mati rasa, walaupun sekarang dia sudah mempunyai suami maka itu hanya diatas kertas saja bukan karena cinta. Karena sampai kapan pun dia tidak akan pernah menganggap jendral sebagai suaminya.

Jendral melajukan mobilnya perlahan menuju ke unitnya, tidak ada pembicaraan apapun karena jendral tidak bisa memulai topik pembicaraan, hanya ada keheningan di dalam mobil tanpa mau membuka suara. Sesekali jendral melirik el yg sudah memejamkan matanya entah karena pria itu mengantuk atau menenangkan diri akibat kejadian hari ini.

Hingga mobil memasuki kawasan apartemen elit maka mobil jendral langsung masuk kedalam basement apartemen tersebut, dia mematikan mesin mobilnya setelah memparkirkan mobilnya dengan baik. El membuka matanya saat dia sudah tidak mendengar suara mesin apapun.

"Ayo turun kita sudah sampai" ajak jendral dengan penuh kehati-hatian.

Tanpa menjawab el segera turun dari mobil mewah itu, jendral dengan baik membawa satu koper milik el. El berjalan didepan sedangkan jendral berjalan pelan dibelakang el.

"Lewat sini" seru jendral dirasa el salah jalan.

El pun menurut dia mengikuti langkah jendral dengan gontai, mereka masuk kedalam lift serta jendral memasuki angka lantai 30 dimana unit apartemen nya berada. Didalam lift terasa mencekam karena keduanya hanya saling diam satu sama lain, jendral yg pembawaan nya tenang tidak merasa keberatan dengan kediaman el.

Hingga lift terbuka tepat di lantai 30 keduanya berjalan beriringan, jendral kembali berjalan di depan dengan elzion yg berada di belakang jendral. Tepat mereka berada didepan unit apartemen jendral segera memasukan pin sandi dan terbuka lah pintu apartemen tersebut.

Jendral mempersilahkan elzion buat masuk kedalam, dengan ragu el pun masuk kedalam unit tersebut. Satu kata dalam benak el saat masuk kedalam apartemen jendral yaitu sangat rapi, berbeda sekali dengan unit apartemen el yg terkesan sedikit berantakan.

"Kita langsung ke kamar" ucap jendral membuat el berhenti sejenak.

Jendral yg paham lekas membalikan badan "kamu tenang aja kita gak tinggal satu kamar."

El sedikit terkejut saat jendral mengetahui isi kepalanya, jendral mengajak el menuju ke kamar jendral. Kamar yg bernuansa grey itu sangat cocok dengan jendral yg pembawaan tenang serta abu-abu.

"Karena kamar di apartemen ini cuman satu maka kamu bisa tidur disini" ujar jendral menjelaskan.

"Kamu tidur dimana?" tanya el pelan.

"Aku bisa tidur di sofa ruang tamu, tenang aja privasi kamu aman disini. Dan aku tidak akan mengusik kamu."

Elzion merasa tidak enak jika dia berada didalam kamar, dia ingin bicara kalau dia saja yg diruang tamu. Namun entah kenapa lidah nya keluh buat mengucapkan kata itu.

"Istirahat lah."

Jendral segera keluar dari kamar tersebut dan langsung menuju kearah dapur, sementara el masih berdiam didalam kamar pribadi el. Sungguh elzion serba salah dalam hal ini harusnya dia sebagai tamu yg tidur diluar bukan pemilik apartemen.

Dengan langkah lesu El pun menggeret kopernya dan duduk dikasur, air matanya langsung turun saat dia mengingat kejadian yg mana evan membatalkan pernikahan mereka karena mencintai orang lain. El tidak menyangka jika evan bertindak berengsek seperti ini, El tidak akan memaafkan evan apapun yg terjadi nantinya.

Jendral LaksamanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang