Bagian 21.

306 73 3
                                    

Sore harinya elzion telah selesai dengan pekerjaan nya dirumah sakit dan langsung bangkit serta keluar dari ruangan nya, rasa lelah dan letih tidak ia pikirkan karena satu harian ini dia bekerja dengan penuh semangat serta senyum tanpa kendala apapun. Bahkan anak yg dia kandung seolah merestui dia bekerja dan tidak rewel didalam perutnya, hal hasil dia pun tidak ada drama mual atau muntah selama tadi dia bekerja.

Namun dalam bekerja tadi dia sempet kepikiran soal ucapan zaleon tentang perasaan nya kepada jendral, walaupun sang sahabat tidak memaksa dia namun perkataan za ada benar nya.

Coba tanya hati kamu, el. Seberapa nyaman kamu dengan jendral.

Kamu akan lihat apakah jendral seperti evan atau nggak.

Sebenarnya dengan cerita kamu saja aku bisa menyimpulkan kalau kamu ada rasa dengan jendral.

El, lupakan masa lalu dan cobalah merangkai masa depan dengan mas jendral.

Merangkai masa depan dengan jendral sungguh sebenarnya tidak ada dalam bayangan nya, bahkan dalam pikiran nya adalah setelah anak ini lahir dia akan berpisah dengan jendral. Karena el merasa kasihan dengan jendral harus hidup dengan dirinya yg hina ini, namun perkataan jendral tadi malam membuat el sungguh sangat terkejut bahkan tidak menyangka jika jendral sudah menunggu dirinya tanpa mencari tahu namanya terlebih dahulu.

Dia melangkah kakinya dengan pasti sambil terus berpikir tentang perasaan nya, ada kebenaran jika dia nyaman dengan jendral serta perlakuan jendral terhadap nya. Bahkan evan sendiri saja tidak bisa memperlakukan dia seperti jendral memperlakukan dia. Jujur saja el sangat nyaman dan tidak mau kehilangan kasih sayang yg nyata oleh jendral. Lantas kenapa el masih ragu buat melangkah ke masa depan dengan jendral jika kenyamanan yg dia impikan selama ini ada di jendral.

Langkah el terhenti karena tepat didepan parkiran mobil sudah ada jendral yg menunggu nya, dengan senyum mengembang dia menghampiri lelaki pucat itu.

"Mas" sapa el membuat jendral menoleh.

"Gimana harinya tadi?" tanya jendral.

"I'am fine, bahkan bayi juga gak rewel dan aku gak ada mual selama bekerja. Tumben mas jemput."

"Kamu lupa ya kalau aku mau ngajak kamu lihat rumah" ujar jendral membuat el menepuk dahinya.

"Ya tuhan. Maaf mas aku lupa. Hehehe."

Jendral langsung membuka pintu mobilnya membuat el langsung masuk kedalam, setelah memastikan el nyaman barulah jendral menyusul masuk kedalam mobilnya. Dan mobil berjalan meninggalkan area rumah sakit.

"Kamu mau laper gak?" tanya jendral kepada el.

"Nggak gitu sih, soalnya tadi siang zaleon datang ke rumah sakit bawa makanan dan cemilan banyak banget. Jadinya aku gak begitu laper."

"Kalau laper bilang ya."

"Iya. Mas."

"Hm," dehem jendral tanpa menoleh.

"Hehehe. Gak jadi. Aku ngantuk."

"Oh, tidur aja nanti aku akan bangunkan kalau sudah sampai."

Tidak berselang lama mobil jendral pun berhenti disalah satu komplek perumahan yg cukup elit, dia melepaskan sabuk pengaman nya lalu melihat el yg terlelap. Dia sedikit memajukan wajahnya tepat di wajah sang suami, lalu dia pun mengelus pipi yg sedikit gembul itu.

"Elzion" panggil jendral membuat el membuka matanya perlahan.

Elzion menguap sebentar lalu menatap mata teduh milik jendral membuat dia menelan ludahnya sedikit, dengan jarak dekat seperti ini membuat jendral tampak sangat tampan.

Jendral LaksamanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang