Bagian 15.

203 70 8
                                    

Elzion masih memperhatikan hasil USG nya dia terharu karena bisa melihat janin yg masih kecil itu berada dalam kandungan nya, ia tidak pernah berpikir bakalan begini jalan hidupnya, memiliki anak dan mendapatkan cobaan yg tidak akan pernah dia lupakan. Dia pikir hidupnya akan selalu berjalan mulus dan sempurna namun ternyata tuhan telah menciptakan cobaan agar dia menjadi pribadi yg lebih baik lagi, pikiran nya yg ingin melenyapkan sang anak seketika hilang karena melihat foto hasil usg nya begitu menggemaskan saat janin yg masih berbentuk biji kacang bahkan sangat sehat, rasanya kemaren dia sudah menjadi manusia yg egois karena ada niatan ingin melenyapkan sang janin hanya karena batal menikah dengan evan.

Jendral sendiri hanya menatap dengan teduh dan tersenyum tipis melihat binar mata elzion yg syarat akan kebahagiaan, tidak memungkiri juga jika jendral bisa merasakan kebahagiaan yg dirasakan oleh elzion. Namun lelaki putih itu bisa menahan diri dan bersikap tenang bahkan tidak menunjukan kebahagiaan nya di depan el takut jika nanti lelaki manis itu tersinggung. Jendral hanya ingin menjaga perasaan elzion saja agar tetap terus bahagia dan tersenyum seperti ini.

"Lihat deh mas foto ini, gemes kan" ucap el memperlihatkan hasil usg itu kepada jendral.

"Hm, masih terlalu kecil."

"Iya. Aku rasanya berdosa sekali kemaren mau melenyapkan dia hanya karena mas evan kabur dalam pernikahan kami" ungkapnya jujur sambil menatap lurus kedepan.

"Sekarang aku tidak akan melakukan hal bodoh lagi, aku akan menjaga dia dengan segenap hati aku. Karena cuman dia yg aku miliki."

Jendral setuju atas apa yg di ucapkan oleh elzion, elzion harus menjaga calon anaknya karena elzion masih mempunyai tanggung jawab. Meskipun perkataan el hanya sang calon bayi yg dia punya tanpa melibatkan jendral, tidak masalah bagi jendral karena dia sadar kalau di hati el masih menyimpan untuk evan.

"Habis ini kamu mau kemana?" tanya jendral mengalihkan pembicaraan.

"Hm, kemana ya aku bingung."

"Kamu pengen apa. Kebetulan aku libur ke kantor jadi bisa menemani kamu."

"Mas jendral beneran mau temenin aku kemana saja" kata el dengan semangat.

"Hm, asalkan gak minta temenin kamu ke bulan aja."

Gelak tawa tercipta dari mulut el membuat jendral melihat kearah wajah elzion, jendral terpaku melihat wajah el yg begitu manis saat tertawa. Bahkan jendral ikut tersenyum melihat rona kebahagiaan yg tercipta dibalik tawa tersebut.

"Temenin aku beli es krim ditempat langganan aku, apa boleh?"

"Tentu. Kamu tinggal tunjukan jalan nya saja soalnya aku gak tau dimana es krim langganan kamu."

"Nggak terlalu jauh sih dari sini, dulu semasa kuliah aku sering nongkrong di tempat warung es krim itu. Warung nya deket dengan kampus aku dulu."

"Warung es krim pakde parman" tebak jendral membuat el mendelik.

"Kok mas tau??"

"Aku dulu kuliah disitu, el."

"Hah! Kok aku gak pernah tau ya."

Jendral tidak menjawab melainkan dia hanya tersenyum simpul dan berjalan didepan, sementara el masih kebingungan dengan sikap jendral yg tidak menjawab tentang ucapan nya.

Mereka pun sampai tujuan yg mana warung es krim langganan el keduanya pun segera turun dari mobil, el yg melihat warung es krim langganan nya pun tersenyum lebar. Dia tidak menyangka bisa sampai kesini lagi setelah sekian lama tidak mengunjungi warung es krim itu.

"Sudah banyak berubah warung nya jadi tambah estetik dan ramai."

"Ayo masuk."

Jendral mengajak el masuk kedalam warung tersebut, sampai didalam warung itu jendral dengan cekatan mencari tempat duduk untuk el. El sangat terima kasih kepada jendral yg bisa mendapatkan tempat duduk untuknya.

Jendral LaksamanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang