Bagian 8.

286 68 7
                                    

Evan duduk termenung tepat di depan kaca sambil berpikir apakah dia harus melanjutkan pernikahan ini atau tidak, dia sudah rapi dengan setelan jas putih pilihan el padanya. Hari ini adalah tepat dia akan menikah dengan el setelah berpacaran dengan el selama empat tahun, bahkan bukan itu sebenarnya poin utama evan mau menikah dengan el melainkan karena el sudah hamil. Padahal niatnya dia akan memutuskan el demi bian tapi setelah el berbicara jika dia hamil evan tidak harus berbuat apa selain mengiyakan jika dia akan bertanggung jawab.

Namun pagi ini entah kenapa hatinya seolah ragu jika dia menikah dengan el, apalagi sejak kepergian bian yg kembali ke Jepang. Evan ingat sekali ucapan bian yg masih terngiang-ngiang di telinga nya.

Aku sudah mengatakan sama daddy kalau aku berpacaran sama kamu, evan.

Daddy setuju dengan hubungan kita, daddy minta agar kamu ke Jepang menemui nya.

Aku sangat percaya sama hubungan kita, van. Maka, jika kamu ada waktu datanglah ke Jepang dan meminta restu ke daddy.

Evan akui sejak dia berselingkuh dengan bian, evan seperti diri sendiri berbeda sekali dengan dia bersama el. Ada rasa tidak percaya diri jika dia berjalan dengan el, padahal dia sangat menyayangi el bahkan mencintai nya. Namun seiring berjalannya waktu cinta dan sayang evan telah hilang kepada el, berganti dengan rasa sayang dia beralih ke bian.

Ia bingung harus bertindak seperti apa rasa frustasi merasuki ke relung hatinya, dia mencoba menghela nafas panjang dan mulai berpikir dengan jernih. Dengan keyakinan penuh dia pun sudah memutuskan akan membatalkan pernikahan ini, namun dia tidak mungkin berbicara dengan sang ayah mengingat ayah nya sangat menjaga nama baik keluarga adipati. Maka dengan tekad yg bulat evan pun akan pergi dari rumah dan menuju ke jepang. Persetan dengan harta dan perusahaan evan tidak peduli yg jelas evan akan mengejar cinta bian, namun sebelum nya dia akan memberitahu kepada el kalau dia tidak bisa melanjutkan pernikahan ini.

Dengan cepat dia mengambil kertas dan pulpen dia menulis surat untuk ayah tercinta, hanya ucapan maaf dan merasa sebagai seorang pengecut maka dia menulis surat ini. Lalu selanjutnya dia pun mengirim pesan singkat kepada el jika dia tidak mampu melanjutkan pernikahan ini.

Setelah dirasa sudah beres dia pun langsung membereskan semua pakaian dan dimasukan ke dalam koper, lanjut dia pun pergi dengan diam-diam dimana dia rela pergi dari pintu belakang supaya orang lain tidak tahu jika dia kabur dari rumah.

Selepas kepergian evan bodyguard adipati menuju ke kamar evan yg mana dia di suruh oleh tuan nya untuk memanggil evan, sampai dia membuka pintu ternyata kamar itu telah kosong.

"Tuan evan" panggil sang bodyguard.

"Tuan evan dimana? Acara satu jam lagi akan segera dimulai dan tuan besar sudah menunggu di ruang keluarga."

Sang bodyguard yg di ketahui bernama pandu lekas memeriksa seluruh kamar evan buat mencari keberadaan nya, namun sayang evan tidak ada dimana pun. Lalu dia melihat ada sepucuk surat lantas dia pun mengambil dan langsung keluar dari kamar itu.

Dengan berlari cepat dia pun menghampiri adipati, pandu dengan nafas terengah menghadap ke adipati membuat adipati bingung.

"Mana evan, pandu" kata adipati dengan bingung.

"Maaf tuan, tuan evan sepertinya kabur."

"APA! KOK BISA KABUR!"

"Saya tidak tahu tuan, ini dia meninggalkan surat buat tuan."

Adipati mengambil surat itu lalu membukanya, dia membaca setiap kalimat yg tertulis dengan tulisan tangan evan. Kepalanya mendadak pusing melihat kelakuan evan yg sudah membatalkan pernikahan nya sepihak.

Jendral LaksamanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang