Bagian 12.

228 75 5
                                    

Pagi ini usai sarapan elzion tengah bersiap-siap untuk pergi ke kantor zaleon, dia ingin mengajak sang sahabat untuk pergi berbelanja bulanan untuk isi kulkas milik jendral. Elzion melakukan ini karena rasa terima kasihnya karena sudah dibuatkan sarapan oleh jendral, lagi pula dia juga bosan jika berada di apart apalagi dia sekarang cuti selama satu minggu. Daripada dia mati kebosanan elzion juga tidak mau memikirkan tentang gagalnya pernikahan nya dengan evan, maka dari itu dia mencoba buat menghibur diri.

Kalau di tanya gimana suasana hatinya tentu saja masih sangat hancur akan tetapi dia mencoba buat menerima semuanya dengan lapang dada, dan mencoba mengikuti takdir tuhan jika ini memang yg terbaik buat dirinya. Sekarang fokus dia hanya menjalankan yg ada dan juga menjaga anaknya sampai waktu kelahiran tiba.

Sudah rapi dengan pakaian casual dia pun keluar dari kamarnya, dengan memakai tas selempang dia juga sudah menuliskan notes buat jendral kalau dia izin keluar rumah. Buat berjaga-jaga takut jendral mencarinya karena tidak pamit, elzion juga tidak mengetahui nomor ponsel lelaki itu.

Didepan gedung apart jendral dia menunggu taksi online nya, tak lama datang taksi online yg dia pesan dan langsung saja dia masuk kedalam mobil. Elzion merasa lega karena dia bisa menghirup udara luar setelah satu malam berada di apart.

Tidak butuh waktu lama elzion pun sampai di depan kantor tempat zaleon bekerja, dia pun lekas masuk kedalam kantor itu serta memberitahukan di bagian resepsionis. Setelah disuruh menunggu akhirnya elzion duduk di lobby perusahaan itu.

Zaleon datang dengan terburu-buru buat menghampiri elzion, dia takut jika elzion terluka atau lebih parah dari itu. Maka zaleon lekas berlari saat el duduk di salah satu kursi.

"El, kamu gapapa?" tanya zaleon membuat el terkekeh.

"Ayo temenin aku belanja bulanan" ajak elzion membuat zaleon bingung.

"Kamu sibuk gak? Aku mau ajak kamu ke supermarket buat belanja bulanan. Soalnya kulkas apart suami aku kosong gak ada bahan masakan."

"El, kamu baik-baik aja kan?"

El menghela nafas sejenak "aku baik-baik aja, za. Seperti yg kamu lihat."

"Kamu bahagia?"

El terdiam saat zaleon menanyakan tentang apakah dia bahagia atau tidak, el bingung mau menjawab gimana karena dia tidak merasa apapun untuk saat ini.

"Aku gak tau, za. Bahagia itu seperti apalagi setelah mas evan menghempaskan kebahagiaan aku begitu saja. Tapi, setidaknya aku sudah jauh lebih baik dan mencoba menerima kenyataan yg ini."

"Dia baik kan sama kamu?"

"Ya, dia baik. Tapi aku merasa asing."

Zaleon paham jika elzion merasa asing dengan pernikahan nya kali ini, bagaimana tidak jika el dan jendral tidak saling mengenal justru harus disatukan dengan ikatan suci pernikahan.

"Kalau dia baik kamu harus perlakuin dia baik juga, jangan salahi dia atas apa yg dilakukan oleh evan. Karena siapapun tidak ada yg disalahkan dalam hal ini kecuali bajingan itu" ucap zaleon bijak.

"Yah, aku tidak menyalahkan dia, za. Setidaknya aku sudah menyelamatkan nama baik keluarga aku berkat dia, dan dia mau nerima aku yg hina ini."

"Hey.. Kamu tidak hina jangan merasa begitu. Sebentar aku izin ke bokap buat keluar sama kamu."

"Kamu gak sibuk beneran?"

"Untuk hari ini nggak. Dan aku bakalan temenin kamu seharian juga bisa."

Elzion tentu merasa senang lalu dia memeluk sang sahabat sebagai ucapan terima kasih, zaleon sungguh sangat senang melihat el tidak terlalu terpuruk. Semalaman dia tidak bisa tidur akibat memikirkan el dan nasib pernikahan sahabatnya, syukurnya el bisa mendapatkan lelaki baik seperti jendral, dan semoga saja jendral orang yg tepat buat menemani hari-hari sahabatnya ini.


***

Jendral tersenyum melihat beberapa foto yg dia pegang saat ini, tidak menyangka kalau akhirnya takdirnya akan seperti ini. Dia pikir perjalanan rumah tangga menjadi pengganti sangat lah buruk namun siapa sangka jika tuhan sudah berencana hal hebat segini rupanya.

"Bang jen dari tadi senyum-senyum sendirian, lagi jatuh cinta atau gimana nih bang" seru rekan kerja jendral yg bernama angga.

"Siapa yg jatuh cinta?"

"Bang jen pura-pura gak tau atau memang merahasiakan."

Jendral menetralkan detak jantung nya dan bersikap biasa saja, angga hanya tersenyum geli melihat kegugupan jendral. Baru kali ini angga melihat jendral tersenyum tidak seperti biasanya dia selalu memasang wajar datar.

"Saya bukan sedang jatuh cinta. Tapi, saya mendapatkan project yg tidak ternilai harga nya" elak jendral membuat angga semakin penasaran.

"Project apaan bang yg tidak ternilai harganya."

"Ada. Udah ah saya cabut dulu mau makan siang."

Angga sendiri garuk-garuk kepala tanda bingung dengan ucapan jendral, sementara jendral keluar dari ruangan kerja meningggalkan angga sendirian.

"Bang jen aneh. Project apa yg tidak ternilai harganya."

"Gimana perasaan kamu menikah dengan elzion" ucap adipati kepada jendral.

"Gimana apanya?" tanya jendral balik.

Adipati menghisap rokoknya kembali lalu menatap ke arah jendral dengan pandangan yg sangat tenang, begitupun jendral yg tidak kalah tenang nya.

"Jadi, ayah nyuruh aku datang kesini buat membahas soal aku sama elzion."

"Evan ada di Jepang, dia menikah dengan lelaki bernama bian."

Jendral hanya diam tanpa mau menyela dia juga ingin mengetahui sejauh mana sang ayah mendapatkan informasi terkait evan, jendral duduk diam sementara adipati masih memikirkan kata apa yg setidaknya tidak menyakiti hati sang Putera lagi.

"Dia meninggalkan elzion demi laki-laki lain, makanya dia kabur pada waktu hari pernikahan nya. Dan itu sangat memalukan sekali."

"Lantas hubungan nya sama aku apa, aku sudah terlanjur menikah dengan elzion. Dan aku harap el tidak akan pernah tahu kabar jika evan sudah menikah dengan lelaki pilihan nya."

"Ayah sudah mencabut hak waris atas nama evan menjadi atas nama kamu, kamu mengerti kan maksud ayah apa."

Jendral terkekeh sendiri dia sudah bisa membaca pikiran ayah nya kalau dia bakalan mengurus semua bisnis ayah nya, jendral menyenderkan tubuhnya ke belakang.

"Kalau aku menolak?" tantang jendral membuat adipati terdiam.

"Kamu tentu tidak bisa menolak, jendral. Karena el harus kamu tanggung jawab sebagai suaminya. Kamu pikir gaji kamu di bidang fotografer berapa."

"Ayah.. Ini bukan tentang harta tapi ini tentang harga diri. Aku bisa menghidupkan el berserta anaknya dengan profesi aku. Ayah."

"Tapi evan sudah ayah cabut menjadi ahli waris pertama, dia tidak ada hak memimpin perusahaan nya lagi. Maka dari itu ayah meminta tolong kamu agar bisa menjalankan tugas evan."

"Ayah tau bukan kalau aku tidak ahli dalam bidang bisnis. Jadi, stop nyuruh aku buat urus perusahaan evan."

Jendral bangkit dari duduknya dan meninggalkan kantor ayah nya, adipati terlihat kesal melihat penolakan jendral buat menjadi direktur perusahaan evan menggantikan evan. Entah dengan cara apa adipati membujuk jendral agar mau menuruti semua perintah nya.













[]

Jendral LaksamanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang