Bagian 34.

246 72 10
                                    

Matahari mulai menampakan sinarnya pertanda hari telah berganti menjadi pagi dan manusia didalam dunia ini siap beraktivitas kembali, namun tidak untuk sepasang suami tersebut yg masih betah bergelung dengan selimut tebal yg membaluti keduanya. Mereka berdua masih nyaman terlelap setelah semalaman mereka bercinta tanpa kenal waktu. Bahkan keduanya melanjutkan kembali sesi ronde bercinta padahal salah satu dari mereka sudah bersih dan bergantian pakaian. Seolah tak kenal lelah mereka selesai sesudah mau subuh.

Elzion lah yg membuka mata lebih dulu, dia tersenyum sambil menutup wajahnya karena mengingat betapa panasnya sesi percintaan mereka semalam. Bahkan el tidak bisa menghilangkan bayangan jendral yg sangat gagah saat bercinta dengan nya. Lembut namun pasti, tidak kasar namun mampu buat elzion melayang sampai ke surga.

Dia membalikan badannya menjadi ke arah jendral, suaminya bahkan masih menutup mata karena mungkin kelelahan akibat melayanin nafsu el. Yg mana el tadi malam tidak pernah puas hanya sekali bercinta dengan suaminya. Ia bahkan kini mengelus pipi jendral dan beralih ke rahang, jendral pun yg merasakan sentuhan el lekas membuka matanya dan tersenyum tipis.

"Morning sayang" ucap jendral sambil mencium kening el dengan sayang.

"Morning, mas."

"Masih sakit, hm. Maaf ya tadi malam aku mungkin agak err merasa kuat" kata jendral lagi membuat el memerah malu.

"Jangan bahas yg semalam. Aku malu tau."

Jendral terkekeh lalu menarik pinggang el dengan lembut agar masuk kedalam pelukan nya, dia memeluk elzion sesekali mengecup kening dan tangan nya mengelus perut elzion karena sudah menjadi satu kebiasaan nya.

"Mau sarapan apa, hm?" Tanya jendral lembut.

"Gak tau. Rasanya males mau sarapan."

"El!" Tegur jendral membuat el tersenyum lebar.

"Terserah mas jendral aja mau buat sarapan apa. Aku lagi males loh hari ini, rasanya badan aku capek banget."

"Istirahat ya sayang. Aku siapkan air hangat."

"Mas gak usah nanti kalau aku mau mandi biar siapin air sendiri" tolak el merasa tidak enak terhadap sang suami.

"Gapapa sayang, sekalian aku mau mandi. Atau kita mandi bareng" ujar jendral dengan senyum miring nya.

"Nggak ah ntar aku di perkosa, ini lubang masih lecet kayak nya."

Tawa jendral pecah seketika mendengar penuturan polos el, jendral lekas beranjak dari tempat tidur usai mencium bibir el yg sudah menjadi favorit nya.



Satu mangku sereal sudah siap sedia diatas meja depan muka Elzion, mata el sudah berbinar melihat sereal buatan yg suami yg tentu saja rasanya enak. Dan segelas jus jeruk dingin buat el karena el hari ini kepengen minum jus jeruk, hal hasil pagi ini dia skip susu diganti dengan jus jeruk.

Sedangkan jendral sarapan dengan sandwich dan segelas kopi hitam andalan nya, pasangan suami ini belum belanja mengingat mereka baru pindah semalam. Mereka masih mencari waktu luang buat belanja bulanan mengingat pekerjaan keduanya belum bisa di tinggal.

"Mas agenda nya apa hari ini?" Tanya el sambil menyuap sereal nya.

"Mas hari ini mau ke kantor ayah tadi ayah kirim pesan mas suruh kesana, katanya ada hal penting mau dibahas lagi. Jadi, nanti setelah mengantarkan kamu kerumah sakit baru kesana."

"Kalau penting aku naik taksi online aja, mas. Gapapa."

"Jangan sayang. Aku masih punya banyak waktu lagian ayah gak buru-buru juga. Masih sempet lah antar kamu sebentar."

El hanya mengangguk pasrah saja karena gimana pun dia tidak akan bisa menolak jendral, dia lebih memilih mengikuti apa kata jendral karena dia tahu jika jendral khawatir dengan dirinya. Lagian el sangat bahagia karena jendral begitu perhatian kepadanya.

Keduanya pun sarapan sambil diam buat mempersingkat waktu, sebenarnya jendral mempunyai beban pikiran sewaktu sang ayah mengirim pesan. Dia disuruh ke kantor karena ayah nya ingin membahas soal evan, jendral juga enggan untuk ikut campur apapun tentang hidup evan namun ayah nya memohon agar dia segera ke kantor hanya untuk bertukar pikiran, hal hasil dia menyetujui untuk kesana sekaligus ingin tahu sebenarnya apa yg memicu sang ayah mengirimkan pesan yg begitu khawatir tentang kakak nya itu.


****

"Nanti malam aku bakalan lembur, van. Kamu gapapa kan disini sendirian" ucap bian membuat evan meletakan sendok di atas piring.

"Udah biasa kalau aku sendirian disini."

"Sayang pahami aku dong kerjaan kantor aku lagi banyak banget, makanya sering lembur dan nginep di kantor."

"Bukan menginap dengan laki-laki lain" sindir evan membuat bian tercengang.

"Kamu menuduh aku selingkuh, begitu."

"Aku bukan menuduh, hanya menebak saja mana tahu setelah aku sakit kamu mencari kesenangan lain."

"Sekarang kamu anggap aku rendah."

Tawa evan mengudara "bagian mana aku merendahkan kamu, bian? Bagian mana?"

"Terserah!"

Bian lekas mengambil tas nya lalu bangkit dari duduknya, evan tercengang melihat aksi bian yg pergi begitu saja. Padahal dia hanya mencoba menebak karena evan tidak begitu yakin dengan bian, bukan tidak percaya namun sangat tidak masuk akal jika bian menginap di kantor. Dia itu seorang ceo masa iya dia ikutan lembur bahkan ssmpai menginap ditengah banyaknya karyawan dia yg membantu.

Evan lekas melepaskan infus ditangan nya pagi ini dia akan mengikuti bian hari ini, karena semalaman dia memikirkan tentang foto itu. Dia mulai tidak percaya kepada suaminya, apalagi semalam juga dia mendengar bian berbicara melalui telpon. Entah bicara soal apa yg pasti bian terlihat menjauh, mungkin saat itu dia sedang tidur sehingga bian dengan leluasa berbicara hingga lama.

Ia mulai bersiap memakai pakaian sederhana tidak lupa topi dan masker agar penampilan dia tidak di ketahui oleh suster ataupun  dokter, dengan langkah cepat dia pun berjalan mengikuti langkah bian. Untungnya punggung bian masih terlihat oleh nya sehingga dia tidak kehilangan jejak.

Bian terlihat memasuki mobil mewah gegas evan mulai mencari ojek motor untuk mengikuti bian, dia mengikuti bian kemana pun hari ini. Kalau memang bian ke kantor berarti foto itu hanyalah foto editan dan dia tidak perlu khawatir. Tetapi jika bian tidak ke kantor maka evan mempercayai jika didalam foto itu adalah suaminya.

Jantung evan berdetak dengan cepat saat mengetahui jika bian tidak ke kantor, dia tetap mengikuti sampai mobil bian berhenti di sebuah rumah sederhana yg evan tidak tahu siapa pemiliknya. Bian keluar dari mobil dan masuk ke pekarangan rumah itu.

Evan bisa melihat seorang lelaki keluar rumah dan seorang anak perempuan berusia enam tahun, mata evan melotot melihat pria dan anak perempuan itu sangat mirip yg ada didalam foto itu. Dan lebih terkejut nya bian mencium bibir lelaki dan juga menggendong anak kecil tersebut.

"Akhirnya papa datang juga, hari ini kita jadikan jalan-jalan" ucap miyori.

"Jadi dong papa kan hari ini libur."

"Asyik kita pergi bertiga dengan papa dan ayah."

Dada evan bergemuruh mendengar percakapan mereka bertiga, dia lekas melangkah kakinya masuk kedalam rumah sederhana tersebut.

"BIAN!!!" Teriak evan membuat ketiga menoleh.













[]

Jendral LaksamanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang