Bagian 27.

193 70 5
                                    

"MAS JENDRAL" Sapa el yg mengarahkan kamera tepat diwajah nya.

"Hay.."

"Aku kangen tau. Padahal baru satu hari saja di tinggal kamu" adu el sambil merucutkan bibirnya membuat jendral yg di sebrang sana gemas.

"Mas juga kangen. Sabar ya. Mungkin sore besok akan pulang ke indo kalau belum ada kerjaan mendesak disini."

"Kamu lagi dimana?"

"Aku lagi di hotel baru aja sampai. Kamu sudah makan malam el, jangan lupa loh susu sama vitamin nya."

"Aku baru selesai makan, susu, sama vitamin nya juga sudah dong. Kan ada mama yg pantau aku jadi semua aman. Mas tenang aja aku gak bakalan rewel."

"Percaya."

"Mas satu kamar sama ayah adipati?"

"Hem. Cuman ayah lagi keluar beli sesuatu."

"Mas, tau gak ternyata papa juga akan ke Jepang loh. Katanya ayah adipati mengundang dia buat datang kesana, aku jadi penasaran tentang penobatan direktur baru. Kira-kira mas evan datang gak ya" ucap el keceplosan.

Jendral hanya diam saja, el yg menyadari karena keceplosan bicara lekas memukul mulutnya karena sungguh tidak tahu diri sekali bahas mantan didepan suami.

"Mas.. Maafin aku ya. Beneran aku gak sengaja bertanya begitu. Maafin aku, aku gak bermaksud."

"Gapapa, kan kamu cuman tanya jadi aku akan menjawab. Kalau soal evan datang itu aku gak tau el. Harusnya sih datang gimana pun dia direktur utama di perusahaan itu, dan serah terima jabatan serta pengunduran diri dia harus secara langsung, kalau dia gak datang mungkin ini hanya keputusan sepihak walaupun dia tidak punya hak lagi sih."

Elzion terdiam dia merasa bersalah karena telah menyinggung evan, sejujurnya el tidak bermaksud begitu hanya dia penasaran saja. Rasa cinta yg dulu ada buat evan kini lenyap seiring dia membatalkan pernikahan mereka. Bahkan el tidak akan sudi kembali dengan nya apalagi mengakui dia sebagai ayah dari anak yg dia kandunganya.

"Hallo, el. Kenapa diam?" Tanya jendral yg melihat suaminya terdiam.

"Nggak, mas. Aku merasa bersalah saja sama kamu membahas tentang evan. Tapi, demi Tuhan aku gak bermaksud apapun, lagian rasa aku sama dia udah sepenuhnya hilang mas."

"Mas, gak marah sayang. Wajar kalau kamu bertanya begitu. Lagian mas percaya jika hati kamu sudah sepenuhnya jadi milik mas. Kalau tidak mana mungkin kamu membalas perasaan mas kan."

"Mas, tolong percaya sama aku. Apapun yg terjadi atau ke depannya gimana, aku bakalan tetap milih mas. Mas adalah ayah bayii yg sesungguhnya. Aku dan bayi beruntung bertemu dengan mas jendral."

"Iya, sayang. Mas percaya kok. Mas mau bersih-bersih dulu ya. Udah lengket banget."

"Iya, mas. Jangan lupa makan ya. Nanti aku video call lagi."

"Iya sayang."

"Bye, mas. I love you."

"I love you too."

Elzion mematikan sambungan video call nya, dia menghembuskan nafas nya lega karena jendral tidak marah kepadanya. Namun dia juga akan tau diri kalau suatu saat nanti dia tidak akan membahas tentang evan dimana pun dan kapan pun. El berjanji pemilik hati ini hanya untuk mas jendral seorang.

***

Pagi harinya evan telah bangun lebih awal dari biasanya, satu malam dia tidak dapat tidur karena memikirkan hari ini. Bahkan bian sendiri tidak pulang semenjak kejadian siang semalam yg suaminya bertemu dengan klien, bian sudah mengatakan kalau dia akan bermalam dirumah teman nya. Evan percaya saja karena evan juga tidak punya hak buat melarang apalagi sekarang dia tidak punya apapun lagi selain harga diri.

Jendral LaksamanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang