Bagian 14.

224 72 5
                                    

Elzion kembali mencoba memasak di pagi ini, rasa penasaran dia masih menggebu kala tadi malam dia gagal. Maka pagi ini dia akan coba membuat sarapan sederhana untuk dia dan juga jendral, mumpung jendral masih tidur maka dia pun berkutat di dapur walaupun nanti ada kebisingan melanda sebab dapur dengan ruang tamu sangat dekat. Namun el tidak begitu peduli soal itu kalau nanti jendral marah karena menganggu tidurnya maka el akan segera meminta maaf.

Harusnya el tidak perlu effort membuatkan sarapan karena dia sama sekali tidak akan peduli dengan keberadaan jendral, namun melihat perlakuan jendral terhadap dia yg baik maka el akan membalasnya sebagai bentuk balas budi. Lagian el adalah orang yg tahu terima kasih.

"Ini mulai apa dulu ya, masukan nasi dulu atau bumbu nya dulu."

Dia bingung sekali mau memasak nasi goreng harus yg mana dulu buat di masak, kembali dia melihat akun video masak memasak nasi goreng. Dia amati dengan serius lalu kepala nya angguk-anggukan tanda dia paham.

"Ternyata iris dulu bawang, cabe, baru di goreng setelah itu masukan nasi nya. Lalu bumbu nasi goreng sebagai pelengkapnya. Gampang sih ini."

Dengan semangat dia pun mulai mempraktekan semuanya mulai mengiris bawang tetapi bawang yg dia iris meleset akibat takut kalau jarinya terpotong, el mencoba lagi lebih ke hati-hati lagi dan akhirnya bisa dia mengiris bawang.

Cukup beberapa menit akhirnya bawang yg diiris selesai juga, dia pun lekas menghidupkan kompor dan juga meletakan penggorengan. Dia mulai menggoreng dengan hati-hati, setelah aman dia mulai enjoy memasak nasi goreng itu.

Setelah hampir satu jam memasak nasi goreng akhirnya masakan tersebut jadi, el merasa puas dengan hasil masakan nya dia harap jendral menyukai nya. El pun membawa piring yg sudah d isi oleh nasi goreng buatan namun saat dia hendak berbalik betapa terkejut nya dia melihat jendral yg sudah berdiri di belakang nya.

"YAK!!! Teriak el.

" huft. Mas jendral sejak kapan disitu?" tanya el lagi.

"Baru saja. Kamu lagi buat apa?"

"Ini buat nasi goreng untuk sarapan kita, mas."

Jendral hanya mengangguk tenang saja lalu dia duduk di kursi makan, elzion lekas meletakan piring berisi nasi goreng itu dihadapan jendral.

"Silahkan dimakan mas, maaf kalau misal rasanya gak enak soalnya baru belajar."

Jendral menatap nasi goreng itu dari tampilan nya memang mungkin terlihat lezat, ekor mata jendral tidak sengaja juga melihat tangan el yg sedikit terluka lalu dia memegang nya.

"Ini kenapa?" tanya jendral membuat el melihat kearah tangan nya dan juga tangan jendral.

Jendral yg paham lekas melepaskan tangan elzion, dia merasa lancang memegang tangan el.

"Ah, tadi itu sedikit terkena alat penggorengan tapi gapapa kok."

"Tunggu sebentar."

Jendral bangkit dari duduknya menuju ke sebuah lemari, dia mengambil kotak obat lalu kembali ke meja makan.

"Duduk sini biar aku obatin."

"Eh, gak usah mas. Nanti juga sembuh sendiri."

"Nurut, el. Itu nanti bisa biru loh pasti pedih kan."

Elzion hanya bisa menurut saja dia duduk dengan berhadapan dengan jendral, dengan telaten jendral mengobati luka tersebut dengan teliti dan penuh kehati-hatian.

"Kerja menjadi perawat tapi luka sedikit dibiarkan begini" gumam jendral pelan.

"Mas ada ngomong sesuatu" ujar el membuat jendral tersentak.

Jendral LaksamanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang