Dentingan sendok beradu dengan piring suasana makan siang bersama keluarga elzion terasa amat hangat, sesekali bercerita tentang hari mereka dan sesekali terdiam sambil menikmati makan siang hari ini. Untuk pertama kalinya bagi jendral di sanjung oleh mama serta papa nya elzion membuat hati jendral menghangat. Perasaan ini baru pertama ia dapatkan dalam sejarah hidupnya, bahkan dirumah utama sang ayah tidak terdapat kehangatan yg terjalin seperti keluarga gunawan.
"Mama seneng deh akhirnya anak mama bisa tersenyum seperti dulu lagi" ucap Rani mamanya el.
"Mas jendral yg buat aku tersenyum, mah" ujar elzion malu-malu.
Jendral hanya tersenyum tipis padahal dia belum melakukan apapun kepada el, dia hanya membuat hal kecil agar el selalu tersenyum dan tidak terpuruk memikirkan nasib gagal menikah nya.
"Oh ya, jen. Mama dan papa belum tau loh pekerjaan kamu" ungkap Rani membuat elzion menatap jendral yg tampak tenang.
"Saya bekerja di sebuah perusahaan agensi di bidang fotografer, tan. Tapi, tante tenang saja jika tante keberatan dengan pekerjaan saya. Saya jamin masa depan el bisa saya penuhi dengan baik."
"No, jen. Papa sama sekali tidak mandang pekerjaan tinggi atau rendahnya. Justru papa sangat bangga sama kamu karena kamu bisa menghasilkan setaraf dengan gaji yg di perusahaan nya tinggi."
Jendral hanya tersenyum atas sanjungan gunawan, siapa yg tidak kenal gunawan dia bahkan tahu segalanya. Jendral yakin kalau gunawan sudah mencari tahu tentang dirinya, namun jendral tidak peduli karena apa yg didapatkan gunawan itulah kenyataan, jendral tidak pernah menutupi kehidupan nya. Dia hidup apa adanya selama ini.
"Makasih, om."
"Jen, jangan panggil om dan tante dong. Panggil saya dengan sebutan papa dan mama."
"Setuju! Kamu sudah jadi bagian dari keluarga gunawan. Sudah sepatutnya kami memperlakukan kamu sebagai anak sendiri. Lagian, mama banyak hutang budi karena kamu mau bertanggung jawab atas kesalahan evan."
"Saya harusnya makasih karena mama dan papa sudah melahirkan anak sekuat elzion."
El menatap jendral dengan tatapan sulit diartikan, dia tidak paham dengan ucapan jendral yg mengatakan dia terimakasih karena orang tuanya sudah melahirkan dia sebagai anak yg kuat. Seolah jendral telah mengenal dan mengetahui segalanya tentang dia.
"Habis makan ini papa mau bicara empat mata sama kamu, jen" ucap gunawan membuat jendral mengangguk segan.
Jendral mendatangi gunawan diteras belakang dan duduk disamping gunawan, papa el tersenyum tipis melihat jendral yg tampak tenang bahkan tidak gugup sama sekali. Gunawan merasa jendral pantas bersanding dengan anaknya, gunawan sudah mencari tahu latar belakang jendral yg ternyata suka dinomor duakan dengan adipati, rasanya gunawan ingin mengutuk adipati yg selalu membela evan yg ternyata pengecut.
"Papa tidak tau alasan apa yg membuat kamu mau menikahkan elzion untuk menggantikan evan" ucap gunawan dengan pelan.
Jendral tersenyum tipis "saya sudah menyukai elzion sejak di bangku kuliah tahun pertama, saya tidak mengetahui nama elzion saat itu. Yg saya tau hanya rupa wajah elzion, saya pikir kemaren waktu sampai di gereja saya mau kabur enggan untuk meneruskan pernikahan ini. Namun saya melihat elzion bersanding dengan papa saya menjadi tidak ragu karena elzion memang pilihan hati saya."
"Apa el sudah mengetahui kalau kamu menyukai nya?"
"Tidak. Karena saya belum berani buat mengatakan nya. Biarlah begini dulu sampai nanti waktunya tiba saya akan memberitahukan dia tentang perasaan saya."
Gunawan tersenyum senang inilah yg dia cari selama ini, memiliki menantu yg prinsip nya kuat. Andai jendral lebih kenal elzion daripada evan tentu gunawan akan merestui sejak awal.
"Kamu tahu kalau dia menjalin kasih dengan evan sejak empat tahun lalu?"
"Tidak. Karena saya begitu tidak peduli dengan apa yg dilakukan evan, andai saya tau jika elzion kekasih evan dulu mungkin saya sudah merebutnya."
"Dia sudah menikah dengan seorang pria Jepang, bahkan pria itu adalah anak dari rekan bisnis papa di Jepang. Sungguh memuakan disaat el hancur dia malah bahagia."
"Saya tau! Tapi kalau pria itu anak rekan bisnis papa gunawan saya tidak mengetahui nya."
Diam sesaat keduanya malah fokus dengan pemikiran masing-masing.
"Papa berniat akan menghancurkan evan bagaimana pun caranya" ucap gunawan membuat jendral menoleh.
Gunawan membalas menoleh juga "jendral, apa kamu tidak mau menjadi pembisnis dan menghancurkan evan serta keluarga mertua nya."
Ucapan gunawan membuat jendral terdiam sesaat, jendral meragukan jika dia bisa menghancurkan rekan bisnis mertuanya itu. Balas dendam bukan tipe jendral sekali, namun melihat amarah dari mata gunawan membuat jendral kian berpikir.
"Nanti akan aku pikirkan, pah."
***
"Tadi ngobrol apa sama papa, mas" ucap elzion yg penasaran.
"Hm, banyak."
"Ya banyaknya itu ngobrolin apa aja loh."
"Dia meminta aku buat menjaga kamu, selalu buat kamu senang. Yg terpenting adalah kamu tidak stress memikirkan hal yg membuat kepala kamu jadi sakit."
Elzion merenggut sebal dia pikir suaminya bicara serius dengan papanya, taunya membicarakan tentang dirinya. Elzion menepuk lengan jendral sebagai bentuk rasa kesalnya.
"Kenapa aku dipukul?"
"Mas nyebelin."
Jendral terkekeh geli melihat tingkah elzion yg sangat menggemaskan itu, el semakin dibuat kesal karena jendral tertawa lalu dia melayangkan pukulan kembali. Namun tangan el di pegang oleh jendral membuat el menatap suaminya itu bersamaan dengan jendral yg juga menatap nya.
Mobil terhenti karena memang lagi dilampu merah, jendral menatap mata jernih elzion membuat el gugup. Lalu jendral memajukan wajahnya tepat diwajah el membuat semburat merah dipipi elzion.
Chupp.
Tanpa diduga jendral mengecup bibir el, rasa kenyal yg terasa di mulut el membuat dia terpaku. Jendral melepaskan kecupan itu membuat el membuang mukanya karena malu. Jendral tampak tenang dan melajukan kembali mobilnya yg ternyata sudah lampu hijau.
"Jadi kita beli buah kiwi" ujar jendral membuat el menoleh.
"J-jadi, mas."
Jendral mengangguk singkat mobil pun berjalan menuju ke supermarket buat membeli buah untuk el, elzion masih memandangi wajah jendral yg masih tenang tanpa rasa bersalah sedikit.
"Gimana bisa dia setenang itu disaat habis mencium aku."
"Jangan menatap aku begitu el, nanti jatuh cinta" ucap jendral membuat elzion keki.
[]

KAMU SEDANG MEMBACA
Jendral Laksamana
Fanfictionnamanya Jendral Laksamana hobi nya balapan, pekerjaan nya seorang fotografer handal. hidup yg berkecukupan tidak lekas membawa jendral dalam kebahagiaan, hidupnya yg seharusnya lancar tanpa hambatan harus menerima jika dia di paksa menikah dengan ma...