Bagian 13.

391 79 5
                                    

Elzion mengerang frustasi karena sedari tadi dia tidak bisa memasak bahan masakan yg ada didepan nya ini, sudah satu jam dia berdiri di dapur namun dia sama sekali tidak bisa berbuat apapun. Padahal dia sudah melihat video masakan yg simple namun tetap saja otak nya buntu, dia sangat menyesal karena tidak bisa memasak padahal sejak dulu sang mama selalu siap jika dia ingin belajar memasak, dia cuman bisa bantuin menata makanan daripada memasak.

Dia menghela nafas lelah sesekali dia melihat ke belakang takut jika jendral sudah selesai mandi, ya. Jendral sudah pulang sekitar dua jam yg lalu, el bahkan tidak banyak bertanya sejak jendral masuk kedalam apartemen ini, karena el terlalu takut dengan wajah datar jendral.

"Nyesel banget aku gak dengerin mama waktu itu, bisa nyiapin makanan diatas meja tapi gak bisa masak."

Jendral yg baru selesai mandi lekas berjalan ke ruang tamu, dia melihat el sedang memikirkan sesuatu membuat jendral penasaran. Dengan langkah pelan dia menuju kearah dapur.

"Kamu sedang apa" seru jendral membuat el tersentak.

"Eh, kamu sudah selesai mandi?"

"Hm, kamu sedang apa elzion."

El menggaruk kepala nya sambil menyengir "aku.. Aku, aku sedang mau memasak tapi belum bisa."

Jendral tersenyum tipis menanggapi hal itu "kamu duduk saja biar aku yg masak."

"Tapi kamu capek, mas."

"Mas.?"

"Eh."

El menutup mulutnya rapat saat dia salah bicara panggilan mas kepada jendral, jendral hanya acuh saja lalu dia berjalan melihat kulkas ternyata sudah di isi banyak bahan masakan.

"Kamu belanja tadi?"

"Iya. Aku pikir tadi kamu pulang telat dan tidak melihat aku di apartemen, jadinya tadi buat notes eh taunya kamu pulang terlambat."

"Aku masih ada urusan tadi, lebih baik kamu duduk biar aku yg siapin makan malam."

"Maaf. Aku jadi merepotkan."

"Nggak. Duduklah dengan tenang."

El menurut dia pun duduk di kursi makan dengan memperhatikan jendral yg saat ini tengah fokus dengan bahan masakan, el menatap punggung jendral dari belakang membuat nya tersenyum tipis. Jendral merupakan lelaki yg baik serta sempurna, bahkan dia rela mengerjakan yg seharusnya dia lakukan. Tapi lihatlah jendral rela turun tangan untuk membuat el nyaman.

"Kamu sudah minum susu, el?" tanya jendral tanpa menoleh kearah el.

"Belum. Tapi aku udah beli susunya."

"Nanti sekalian aku buatin."

"Makasih, mas jendral" ucap el dengan tulus membuat jendral tersenyum tanpa sepengetahuan el.

Masakan jendral telah jadi dan sekarang baik jendral dan juga elzion menghidangkan ke meja makan hasil masakan yg di hasilkan oleh jendral, dirasa sudah di tata rapi elzion duduk di hadapan makanan sementara jendral lekas membuatkan susu buat elzion.

"Ini susunya" ujar jendral meletakan satu gelas susu buat elzion.

Elzion tersenyum melihat kepedulian jendral kepadanya, walaupun keduanya masih terlihat canggung satu sama lain namun perhatian jendral kepada elzion tidak perlu di ragukan lagi.

"Kapan check up kandungan kamu, el?" tanya jendral membuat tangan el yg lagi mengambil lauk terhenti.

"Harusnya besok sih buat check up" jawab elzion dengan lembut.

"Biar besok aku temankan."

"Apa tidak merepotkan mas jendral" cicit el tidak enak.

"Tidak repot sama sekali."

Jendral LaksamanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang