Bagian 40.

265 76 4
                                    

Tidak ada yg spesial di kehidupan rumah tangga elzion dengan jendral, semuanya tampak normal saja beberapa bulan ke belakangan ini. Bahkan kehamilan el sudah masuk bulan ke sembilan bahkan tinggal menghitung hari saja dia akan melahirkan, bahkan pekerjaan jendral juga lancar beberapa bulan belakangan ini, masih bolak balik Jepang - Indonesia yg mana memang dia seorang direktur perusahaan sang mertua di Jepang. Namun semenjak el mau melahirkan dia cuti pekerjaan dan hanya mengerjakan pekerjaan kantor melalui daring itupun kalau ada rapat yg penting saja.

Namun ada yg istimewa kali ini yg mana sahabat elzion dan juga sahabat jendral yg mana zaleon dan juga Yogi hari ini akan melangsungkan pernikahan setelah berpacaran kurang lebih setahun, sungguh membuat el terkejut karena sahabat nya itu tidak pernah sekalipun cerita jika dia tengah dekat atau berpacaran dengan seseorang, tau-tau satu bulan yg lalu mengumumkan jika dia akan menikah dengan seorang yg el kenal siapa lagi kalau bukan Yogi.

Maka malam ini mereka berdua akan datang ke acara resepsi pernikahan kedua sahabat mereka, el sibuk mendandani sang suami dengan memakaikan dasi serta jas formal yg tampak begitu tampan. Sementara el sudah berdandan dengan baju sweater warna baby blue berbahan kain rajut oversize, karena kehamilan el yg tampak besar tidak memungkinkan buat dia menggunakan pakaian formal seperti sang suami. Namun begitu el tetap manis dan cantik disaat yg bersamaan.

"Sudah tampan suami aku, ayo kita berangkat mas."

Jendral mengangguk saja dan memegang tangan el buat keluar dari rumah mereka menuju ke garasi, seperti biasa jendral membukakan pintu mobil untuk suaminya. El juga tidak lupa mengucapkan terima kasih atas perlakuan jendral padanya.
Dirasa el sudah nyaman barulah dia menghidupkan mesin mobilnya dan pergi menuju ke pesta pernikahan zaleon dan juga Yogi.

Dalam perjalanan  keduanya tampak mengobrol santai sambil mendengarkan alunan musik klasik kesukaan el, jendral tersenyum tipis melihat tingkah laku elzion yg tampak sangat senang dan bahagia. Jendral selalu bangga pada diri sendiri karena berhasil membuat el nyaman dan tentu bahagia menjalankan pernikahan ini.

"Akhhh" jerit el memegangi perutnya membuat jendral harus menepikan mobilnya.

"Sayang, kenapa?"

"Mas, huh, perut aku sakit banget kayak nya bayi mau keluar deh. Aakhh.. Huh.. Sakit mas."

"Kamu bisa tahan gak kita langsung kerumah sakit, kalau gak bisa tahan mas akan hubungi Ambulance."

"B-bisaa."

Jendral lekas kembali menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi, sementara el sudah menahan sakit dengan mencengkram tangan jendral kuat tidak lupa keringat sebesar biji jagung yg el rasakan. Untungnya rumah sakit tempat el bekerja tidak jauh dari sini.

Gegas jendral keluar dari mobil dengan cepat setelah sampai dirumah sakit, dengan perlahan dan namun tetap tenang dia menggendong el. Raut wajah el sudah merah padam sedari tadi menahan rasa sakit.

"Suster, dokter, tolong" teriak jendral membuat suster dan dokter dengan cepat menggeret bankar tempat tidur buat el.

Dengan hati-hati jendral menidurkan elzion ke bankar tersebut, lalu suster dan dokter mendorong langsung ke ruangan operasi buat penanganan nya. Setelah el dimasukan ke ruang operasi namun dokter melarang jendral buat masuk kedalam ruang operasi sesuai prosedur rumah sakit.

Jendral pun menurut dia langsung mengabarkan keseluruh anggota keluarga nya terutama keluarga gunawan, dia terduduk dan menutup wajah nya sambil berdoa dalam hati agar suami dan anaknya bisa selamat.

Tak berselang lama kedua orang tua el datang dengan lari tergopoh-gopoh, mama el yg paling cemas karena mendapatkan kabar yg mengejutkan.

"Jen, gimana el?" Tanya rani sang mertua.

Jendral LaksamanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang