Bagian 30.

363 80 11
                                    

Jendral memasukan bajunya kedalam koper, hari ini dia akan check out dari hotel dan akan segera pulang ke Indonesia. Karena tidak ada pekerjaan apapun setelah dia resmi menjadi direktur. Hanya sebuah tanda tangan yg musti dia tanda tanganin maka dia pun akan kembali ke Indonesia, sampai nanti gunawan kembali meminta dia buat ke Jepang kembali. Namun sebagai direktur baru bukan berarti jendral berleha-leha dia juga harus bekerja namun melalui online dan juga zoom, itu semua dia lakukan sementara sampai nanti ada proyek atau rapat penting antar perusahaan barulah dia akan ke Jepang lagi.

"Jen, Evan masuk rumah sakit barusan ada nomor baru menghubungi ayah" ucap adipati tiba-tiba masuk kedalam kamar.

Gerakan tangan jendral terhenti lalu menatap dengan serius kearah ayahnya, masuk rumah sakit sangat mustahil jika Evan sakit mengingat tadi pagi dia baru saja bicara dengan jendral, bahkan Evan begitu sombong dan sangat percaya diri waktu membicarakan elzion.

"Lalu ayah mau jenguk dia?" Tanya jendral.

"Entahlah. Rasa kecewa ayah sama dia sangatlah besar, jen. Makanya ayah bingung antara mau jenguk atau tidak."

Jendral tersenyum tipis melihat kearah ayah, sejak jendral menikah dengan elzion saat itu juga jendral sudah berdamai dengan ayahnya. Begitu adipati yg sudah mulai berubah sedikit demi sedikit, hubungan keduanya kini semakin membaik setiap harinya.

"Kalau ayah mau jenguk, yaudah jenguk lah. Biar aku yg kembali duluan ke Indonesia."

"Kamu tidak mau jenguk evan?"

"Maaf, ayah. Tapi rasa sakit aku kepadanya jauh lebih besar dari rasa peduli aku. Aku minta maaf untuk saat ini aku tidak akan bertemu dengan dia."

"Maaf, kalau evan sudah membuat masa depan kamu hancur. Kalau dia tidak kabur di hari pernikahan nya dengan el pasti kamu tidak akan sulit begini" kata adipati yg belum tau kebenarannya.

"Tidak, ayah. Justru aku terima kasih karena ayah menyuruh aku menggantikan evan. Elzion orang yg baik, orang yg lemah lembut dan sangat penurut jadi aku tidak akan sulit menikah dengan dia."

"Jadi kamu sudah menerima pernikahan kamu dengan el."

"Hm, ya. Dan kami akan menunggu kelahiran anak kami ayah."

Adipati melihat kearah jendral dengan tatapan teduh, dia sungguh sangat menyesal pernah menomor duakan anak bungsunya ini dan memilih mementingkan kehidupan evan, jika tau evan mengecewakan nya seperti ini mungkin saja adipati tidak akan pernah mau memprioritaskan evan sejak dulu. Bahkan jendral berlapang dada dengan kehamilan el yg hasil perbuatan bejat anak sulungnya itu. Bahkan jendral mau mengakui jika anak yg di kandung elzion adalah anaknya sendiri.

"Kalau ayah mau jenguk evan silahkan saja, walau bagaimanapun dia masih anak ayah."

"Tidak. Ayah tidak jadi menjenguk dia. Lebih baik kita lekas ke bandara saja dan pulang ke Indonesia. Pasti elzion sangat senang karena kamu pulang lebih awal."

"Iya. Dia belum tau kalau kita hanya satu hari disini. Aku mau beri kejutan buat el ayah."

"Jendral, maafin ayah karena dulu ayah sudah menjadi ayah yg begitu egois."

"Lupakan semuanya, ayah. Aku sudah memaafkan ayah."

Adipati memeluk anak bungsunya itu sebagai ungkapan maaf nya, airmatanya mengalir deras karena dia menyesali selama ini selalu menyia-nyiakan jendral yg ternyata bisa diandalkan dan tentu saja jendral hidup sebagai manusia yg baik dan bijaksana.



****

Bian melangkahkan kakinya lebar kerumah besarnya, dia ingin menemui ayah nya. Dia ingin mengetahui apa maksud ucapan evan tadi yg mengatakan kalau daddy nya menyuruh evan menjadi pengusaha dalam waktu satu tahun. Kalau evan tidak mampu maka dia akan berpisah kembali dengan evan. Dan bian mau jelas semuanya malam ini.

"Sayang kamu datang, nak. Mana evan kok kamu sendirian" kata mommy nya membuat bian bungkam.

"Daddy mana, mom. Aku mau bicara dengan daddy."

"Daddy ada diruangan kerja nya sayang."

Bian lekas melangkahkan kakinya lagi kearah ruangan kerja sang daddy, emosi bian sudah di ujung tanduk dengan sang daddy. Dan dia tidak habis pikir dengan semua yg daddy nya lakukan, apa tidak cukup dia berpisah dengan Jay secara paksa dan harus menahan rindu dengan sang anak kandung.

Ia mendobrak pintu ruang kerja itu membuat Hiro sedikit terkejut dengan kedatangan anaknya, dia masih tenang saat bian menatap dengan tatapan mata yg tajam.

"Jelaskan sama aku apa maksud daddy memberikan waktu evan selama satu tahun untuk dia menjadi sukses, dad."

"Semua sudah jelas kalau dia tidak mempunyai apapun sekarang" ucap hiro santai.

"Bukan berarti daddy bisa seenaknya begini sama aku, dad. Menekan evan supaya jadi sukses tanpa memberikan dia modal dan pekerjaan. Daddy pikir gampang apa buat evan yg sekarang di ambang kehancuran."

"Daddy melakukan seperti itu agar dia tidak jadi benalu dalam hidup kita, bian."

"Benalu apasih, dad. Evan itu suami aku harusnya daddy bantu dia. Setidaknya jangan kasih dia waktu seperti itu, dad."

"Daddy tidak ingin dia seperti Jay. Daddy benci dengan orang yg hanya mau terima bersih tanpa mau berusaha."

"Evan bukan nya tidak mau berusaha, dad. Hanya saja dia belum diterima oleh perusahaan manapun."

"Itu berarti kemampuan dia tidak ada apapun. Dia seperti pecundang pantas saja dibuang oleh keluarga nya."

Bian menatap kearah daddy nya tidak percaya dengan apa yg keluar dari mulut hiro, bian pikir daddy nya bakalan merestui evan sejak awal akan tetapi bian salah hiro merestui nya dengan evan hanya karena evan memiliki pekerjaan yg mapan.

"Terus kenapa daddy merestui hubungan aku dengan evan sejak awal, aku pikir daddy sudah berubah tidak seperti dulu. Ternyata daddy sama saja mau memisahkan aku dengan evan seperti daddy dulu melakukan hal yg sama dengan Jay."

"Kalau kamu tau kebenarannya mungkin kamu akan mengambil langkah seperti yg daddy lakukan."

"Maksud daddy apa? kebenaran apa yg saat ini daddy tutupi."

"Pulang lah. Belum saatnya kamu mengetahui nya dan satu lagi berhenti menemui jay."

Bian yg terlanjur kesal langsung keluar dari ruangan hiro, banyak pertanyaan yg muncul dalam benak bian tentang kebenaran seorang evan. Apa yg sedang ditutupi oleh sang daddy, kenapa semua seakan rumit begini dan membuat sakit kepala.


Disatu tempat yaitu di tempat dimana hotel tempat Gunawan menginap, irawan memberikan laporan terbaru terkait bian dan juga evan. Bahkan irawan juga memberikan beberapa lembar foto yg berhasil anak buah dia dapatkan yaitu foto bian yg diam-diam bertemu dengan Jay suami pertama dan juga anaknya.

Gunawan tersenyum puas saat mendapatkan informasi ini sebentar lagi kehancuran evan bakalan datang, dia sudah tidak sabar menantikan kehancuran itu. Malahan evan akan lebih hancur dari sang Putera.

"Besok kirimkan semua foto ini kepada evan" perintah Gunawan mendapatkan anggukan dari irawan.

"Baik, tuan. Dan kabar mengenai evan kalau dia sedang dirawat di rumah sakit akibat terkena leukemia."

Tawa Gunawan pecah "good. Kita bisa menenkan evan lagi. Saya jadi pengen tahu gimana reaksi dia jika pria jalang yg dia nikahkan ternyata tidak sebaik yg dia pikir."

Irawan hanya bisa tersenyum tipis dia juga menantikan kehancuran itu, kehancuran yg mana evan akan mengetahui segalanya kalau dia juga hanya seorang pengganti dari pria yg bernama Jay.












[]

Bersambung guys..

Hari ini gak ada scene jendral dan elzion ya. Besok baru kita buat moment mesra mereka berdua.

See next episode...

Jendral LaksamanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang