Bagian 38.

225 76 14
                                    

"Jadi begitu ceritanya mas" ucap el yg sudah selesai menceritakan tentang papanya yg sudah menghancurkan rumah tangga evan dan bian.

Jendral hanya diam dan tenang sambil mengelus perut el yg sejak tadi masih dia lakukan, bahkan el bercerita selama hampir satu jam tangan itu tidak berhenti mengelus perut el yg semakin besar. Pegal sudah pasti namun jendral tidak begitu peduli yg terpenting dia bisa memberikan kasih sayang kepada calon anak elzion kelak. Walaupun bukan darah dagingnya tetapi jendral sudah mencintai anak dan elzion itu sendiri.

"Menurut mas papa melakukan itu salah gak sih, katanya dia gak mau liat aku sedih. Makanya dia buat mas evan seperti aku."

"Wajar papa melakukan  hal itu, sayang. Karena bagaimana pun dia adalah orang tua kamu. Pasti dimanapun yg namanya orang tua gak mau melihat anaknya menderita."

"Iya sih. Tapikan aku gak ada niatan buat balas dendam sama mas evan. Maksud aku yaudah biarin toh aku sudah bahagia dengan mas jendral."

"Hum, papa terlalu sayang sama kamu."

El membalikan badannya kearah jendral dan mengecup rahang tegas suaminya, jendral juga melakukan hal yg sama namun dia mencium bagian kening elzion.

"Tidur yuk. Udah malam."

"Bentaran mas. Aku belum ngantuk. Pengen ice cream" ucap elzion dengan nada manja.

Jendral lekas bangkit dari tidurnya lalu mengambil jaket untuk dirinya dan juga elzion, el bersorak senang karena keinginan dia terkabul kan. Jendral memakaikan el jaket karena udara dingin tidak bagus buat orang hamil.

"Aku lihat motor besar di garasi. Itu motor mas jendral?" Tanya el membuat jendral mengangguk.

"Iya. Itu motor mas."

"Hm, seperti motor balap. Emang mas pernah balapan."

Jendral terkekeh sambil menoel hidung mancung el "pernah. Tapi semenjak menikah dengan kamu, aku berhenti dari dunia malam."

El tercengang "berarti mas jendral suka clubbing dong, balapan liar dan segala macamnya yg ada didunia malam."

"Hm,"

"Wow. Bad boy."

Pecah sudah tawa jendral mendengar kata bad boy dari mulut elzion, ya memang akui jendral seorang bad boy namun bedanya dia tidak playboy. Menyukai dunia malam tetapi tidak pemain lelaki, alasannya cuman satu karena dihati dia sejak dulu sudah ada elzion.

"Pasti mantan mas jendral banyak, ayo ngaku."

"Nggak. Bahkan aku gak suka sama pacaran, kamu sudah mengetahui kan jawaban nya apa, elzion."

"Hehehehe, mas kenapa rela nungguin aku sih padahal saat itu mas tidak mengetahui nama aku."

"Gak tau. Tapi, mas percaya takdir tuhan jika suatu saat kamu bakalan jadi milik mas. Dan terbukti jika sekarang kamu menjadi milik jendral laksmana seorang."

"Hahaha, ternyata ayah bayi bisa narsis juga" ledek el membuat jendral tersipu malu.

"Mas, aku pengen naik motor. Yayayaya."

Jendral mengangguk mengiyakan karena dia memang tidak bisa menolak keinginan elzion, asalkan masih positif dan tentu ada bersamanya tentu dia akan kabulkan semuanya demi el senang. El bersorak senang lalu dia memeluk jendral tak lupa mencium pipi jendral.

Selama berumah tangga hampir dua bulan belum pernah mereka ribut besar, bahkan jendral selalu menyingkirkan hal hal yg memicu pertengkaran. Tentunya dengan jendral yg sabar dan banyak mengalah. Namun elzion juga mampu merendam egoisnya dan menghargai setiap hal kecil yg dilakukan oleh jendral untuknya.

Jendral LaksamanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang