Bagian 4.

375 68 4
                                    

Evan segera memungut pakaian nya dilantai kamar hotel lalu dia memakainya kembali dengan tergesa-gesa seolah tidak ada waktu lagi, sambil mengancing kemeja nya dia bercermin dan merapikan penampilan nya. Tanpa sadar ada sepasang tangan yg memeluk nya dari belakang sambil menyium punggung tegap itu.

"Aku nya kenapa di tinggal lagi" ucapnya membuat evan tersenyum.

"Maaf baby.. Aku baru ingat kalau ada urusan tadinya mau nginep mengingat baru sampai jakarta tadi siang. Tapi, biasalah ayah selalu ngasih pekerjaan diluar jam kantor."

"Ish. Tapi besok kesini lagi kan. Kamu sudah janji loh mau ajak aku jalan-jalan lihat jakarta."

"Jadi, baby."

Seorang lelaki yg masih bertelanjang dada mengambil jas evan lalu memakainya pada lelaki tampan itu, evan lekas membalikan badan tersenyum tulus di hadapan lelaki nya ini.

"Jangan lupa pakai baju kalau tidak ingin aku makan lagi."

Lelaki itu cemberut "sengaja! Biar kamu gak pergi."

Evan hanya tertawa sumbang enggan membalas ucapan pria didepan nya ini, dia sebenarnya juga tidak ingin meninggalkan lelaki yg bersamanya saat ini. Namun dia sudah terlanjur janji kepada el buat menemui keluarga kekasih nya itu, dia harus membicarakan tentang pernikahan dengan el kalau tidak bisa bahaya buat hidupnya, apalagi el sudah terlanjur hamil jadi mau tidak mau dia harus bertanggung jawab atas apa yg dia lakukan. Dia tidak ingin membuat nama sang ayah tercoreng karena ulahnya walaupun ayahnya kini belum tahu jika dia berbuat ulah dengan menghamili el, tidak menutup kemungkinan jika nanti sang ayah mengetahui nya juga.

Kalau bicara tentang evan bahkan hubungan dengan el seperti apa, sedikit penjelasan tentang hubungan mereka yg sudah terjalin sangat lama. Kalau evan bilang apakah dia mencintai el tentu saja dia mencintai el bahkan sejak awal hingga kini dia masih mencintai el, tetapi dia akui juga kalau dia berengsek dengan berselingkuh dibelakang setahun lalu dengan lelaki di hadapan nya ini.

Evan tidak bisa menolak dengan pesona lelaki yg bernama bian ini, keduanya bertemu saat evan melakukan perjalanan bisnis ke Jepang. Disaat itulah semuanya bermula bahkan sudah setahun hubungan gelap ini terjalin. Namun apakah pria bernama bian mengetahui jika evan mempunyai kekasih. Tentu jawaban nya tidak. Karena evan tidak akan pernah mengakui jika dia memiliki kekasih lain.

"Sayang.. Kenapa bengong?" tanya bian membuat evan tersentak.

"Hm, tidak. Aku sedang berpikir tentang hubungan kita kedepan nya."

"Pasti kamu akan meninggalkan aku mengingat aku cuman tiga hari di jakarta dan bakalan balik ke Jepang lagi, dan jangan bilang kamu bosan karena kita LDRan begini."

Tawa renyah evan terdengar sampai ke telinga bian "baby.. Jangan berpikir yg tidak mungkin lah. Mana mungkin aku bosan sama kamu, hm."

"Terus apa yg kamu pikirkan buat masa depan hubungan kita?"

Evan meraih jam tangannya diatas meja nakas lalu memakainya, dia melihat kearah jam itu sudah pukul delapan malam dan itu berarti dia sudah telat.

"Lupakan baby, nanti kita akan bahas lagi. Aku sudah sangat terlambat."

Lalu evan mencium kening bian sebagai pamitan dia pergi meninggalkan bian seorang diri, setelah kepergian evan bian pun menghela nafas saja. Dia terduduk di ranjang suasana nya menjadi sepi setelah kepergian evan, dia pikir evan akan menemani nya sampai pagi tetapi dia salah evan malah meninggalkan nya dengan urusan pekerjaan. Bian tahu kalau evan orang yg sibuk namun bian tidak tahu bakalan sesibuk ini.

****

El mondar mandir di ruangan apartemen nya menunggu kedatangan evan yg akan menjemputnya, namun sudah beberapa jam berlalu evan tidak kunjung datang ke apartemen nya. Bimbang sudah pasti bahkan el takut jika evan mengikari janjinya untuk pergi menemui orang tuanya, dia takut evan akan mundur dan membatalkan semuanya. Jika itu terjadi rasanya el ingin menangis saja.

Jendral LaksamanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang