BONUS (2.2) - Kala Itu

55 11 0
                                    


Ini ceritanya Rania sama Deva aku bikin book baru aja apa ya, plot di otak aku banyak banget😭

Ini timelinenya masih nyambung sama part Bonus 2.1 ya gais, semoga nggak binguunnggg

Enjoy the story and happy reading guys❤‍🔥

~~~~~~~~~~

BONUS (2.2) - KALA ITU

Rania dan juga Deva kembali ke rumah setelah mengurus beberapa persiapan pernikahan dan beberapa dokumen di kantor keagamaan. Pernikahan keduanya hanya tinggal menghitung hari. Rania dan Deva pulang ketika jam sudah menunjukkan pukul empat sore. Deva menurunkan Rania di depan rumah gadis itu sebelum menjalankan mobil menuju rumahnya sendiri. Sesampainya di rumah, setelah memarkirkan mobil Deva masuk ke dalam dan bertemu dengan Wina yang sedang bermain dengan Abi di ruang tengah. Deva tersenyum cerah seketika.

"Abiiii papa udah pulaangggg." pekik Deva senang.

Deva merentangkan tangan hendak menggendong Abi, namun Wina segera mendorongnya menjauh hingga laki-laki itu terjengkang.

"Astaghfirullah dek!!"

"Mandi dulu nggak lo!! Jangan pegang-pegang Abi kalo belom bebersih." ancam Wina kejam. Deva yang mendengarnya hanya mendengus lalu segera beranjak menuju kamarnya dan membersihkan diri.

Deva selesai dengan ritual mandinya dan memandang pantulan dirinya di cermin. Laki-laki itu menghela napas pelan. Lagi-lagi hatinya merasa kacau, sebagian dirinya meragukan langkah yang akan ia ambil namun lagi-lagi Deva berusaha meyakinkan dirinya bahwa ini semua sudah benar. Lagipula ia sudah mengenal Rania sedari mereka masih menduduki bangku sekolah dasar, ia sudah mengenal seluk-beluk gadis itu. Rania juga perempuan baik-baik, gadis itu cerdas, mandiri, tegas, dan punya prinsip yang kuat. Deva yakin keduanya bisa menjadi partner hidup bagi satu sama lain.

Krieeett

Mendengar suara pintu kamarnya terbuka, Deva menoleh ke belakang dan menatap Tara, mamanya yang berjalan masuk ke dalam kamar. Deva melihat Tara membawa sebuah kotak yang tidak ia ketahui apa isinya. Ia juga tidak pernah melihat kotak itu.

"Ma?"

"Baru pulang bang?" tanya Tara. Deva mengangguk dan membiarkan Tara duduk di kasurnya. Deva kemudian mendekat dan duduk di samping sang ibu.

"Itu apa ma?" tanya Deva.

"Ini beberapa perhiasan yang mama beli buat Rania. Kamu coba liat dulu, kira-kira nanti Rania suka apa enggak."

Deva kemudian menghela napas pelan. Ia menatap Tara dengan bingung. Mengapa ibunya harus repot-repot membelikan perhiasan untuk Rania? Meskipun uangnya tidak banyak, Deva masih sanggup membelikan perhiasan untuk Rania. Uang yang dimiliki Tara seharusnya disimpan untuk kebutuhan Tara sendiri.

"Ma, abang kan udah pernah bil-"

"Nggak papa, mama emang pengen beliin Rania kok. Masa mau jadi anak mama tapi mama malah nggak ngasih kado apa-apa?"

Deva terdiam dan tersenyum. Ia menerima kotak dari Tara dan mengecup pipi perempuan kesayangannya tersebut.

"Makasih ya ma, Rania pasti suka." ucap Deva tulus. Tara kemudian mengangguk dan mengelus sisi kepala anak tengahnya. Ia kemudian beranjak dan meninggalkan kamar Deva.

Setelah Tara meninggalkan kamarnya, Deva menunduk dan menatap kotak perhiasan berbahan beludru biru tua itu dengan menerawang. Ia tersenyum kecil kala mengingat kembali reaksi kedua orang tuanya ketika ia dan Rania mengutarakan niat mereka untuk menikah.

OUR FAMILY!! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang